Anak Serigala yang bisa berbicara itu bernama Pangeran Buana Bersama Panca dan juga Damian mereka memulai perjalanan berikutnya menuju Lembah Sungai Kembar dimana mereka mencari keberadaan Gardapati Kelima Indraga yang kini menjadi sang penjaga di lembah sungai kembar yang memiliki banyak penduduk manusia buaya dan para buaya petarung di sungai.
Panca mendengar suara air yang sangat deras mengalir tidak terasa perjalanan mereka yang berjarak satu harian penuh telah mencapai ke lembah sungai kembar disana mereka melihat banyak binatang hidup berdampingan dengan damai dan sungai itu sangat terawat dia pun berlari menelusuri sungai hingga akhirnya menemukan lembah sungai kembar yang sangat cantik dan indah dimana suara burung kecil dengan hutan yang lebat sementara anak serigala dan Damian terus mengikuti di belakangnya.
"Akhirnya kita sampai di lembah!" teriak Panca bersemangat sekali ketika tiba di lembah dengan sungai yang besar dan ada dua suaranya juga menggema terdengar oleh binatang yang berada disana.
Panca melompat kegirangan karena dia sudah sangat lapar dia ingin berburung binatang kelinci yang terlihat di sekitaran rerumputan lebat naluri berburunya pun kembali dengan membawa tas yang ada di belakang punggungnya Panca akhirnya menggunakan pisau atau belati yang diberikan oleh kakeknya itu dan mulai melakukan perburuan Panca mengendap-endap dan berhasil mendapatkan satu ekor kelinci yang besar.
"Aku berhasil dapat satu kelinci yang cukup besar!" teriak Panca kembali.
Damian dan Buana yang baru tiba setelah menyusul Panca yang sudah duluan dibuatnya terkagum dengan cara berburu Panca yang sangat berpengalaman itu dengan cepat Panca mengejar dan menangkap kelinci dengan cepat hingga tangannya tidak cukup memegang ekor kelinci itu.
Damian pun merasa tertantang dan tidak mau kalah dari panca dia juga mengincar banyak kelinci untuk makan siang mereka namun mengalami kesulitan, Sementara Buana yang berada dalam wujud anak serigala yang berbicara itu selalu mengamati keadaan disekelilingnya, Buana selalu waspada dengan apa yang akan terjadi.
"Ah sial lagi-lagi tidak dapat kelinci itu bergerak sangat cepat!" gerutu Damian berlari mengejar.
"Dasar bodoh dan tidak berguna padahal kau punya sihir melayang kenapa tidak terbang saja menangkapnya diam-diam," ledek Buana.
"Diam pangeran serigala aku tidak bisa disebut pria sejati kalau menggunakan sihir," sahut Damian mengambil busur dan anak panah yang baru saja dibuatnya di perjalanan tadi Damian hanya ingin menangkap hewan liar dengan kemampuan fisiknya yang tidak mau kalah dari Panca.
Tanpa sengaja Damian melihat anak kijang yang melintas dibalik semak-semak Damian berlari mengejar dengan busur dan anak panah kemudian melesatkannya ke arah anak kijang itu, Namun kali ini serangannya meleset dan mengenai seseorang yang tidak diketahui dari teriakannya tampaknya seorang wanita.
"ADUH!" teriak seorang gadis.
"Dasar Bodoh kemana kamu mengarahkan anak panah kamu mengenai seorang gadis," gerutu Buana berlari menuju ke arah suara berasal.
"K-Kau baik-baik saja?" teriak damian ikut menyusul Buana yang berlari.
"Oh!" Buana terkejut dengan apa yang dilihatnya begitupula dengan Damian.
Gadis itu berwajah Buaya dalam posisi perubahan hewan buas dan tampak sedang terluka karena anak panah itu mengenai punggungnya.
"Manusia?" katanya ikut terkejut (suara si gadis).
"Apa itu perubahan hewan buas Buaya?" kata Damian kaget.
"Tidak salah lagi dia adalah anaknya Paman Indraga seorang gadis perempuan dengan perubahan wujud hewan buas Buaya dilihat dari tangan dan juga badannya dia tidak jauh umurnya dengan kami yang ada disini," pikir Buana dalam hati.
"M-Maafkan aku, Aku tidak sengaja melukaimu, Anak panah yang kuarahkan ke anak kijang tadi meleset kearahmu,Aku benar-benar minta maaf, " ucap Damian dengan tulus dan menyesal.
"Manusia tampan, Jangan khawatir itu bukan masalah besar," kata gadis itu lagi.
"B-Benarkah?" tanya Damian sedikit takut dengan wajah gadis itu.
"Jangan khawatir aku hanya terkejut ketika sedang berlatih tiba-tiba ada yang menusuk punggungku lagian lukanya juga tidak dalam," kata gadis itu kembali ke wujud manusianya.
Damian bengong dengan perubahan wujud yang baru saja dilihatnya dia sering melihat perubahan hewan buas namun gadis yang berubah wujud menjadi hewan buas baru pertama ini Damian melihatnya.
Paras gadis itu berubah menjadi manis dengan pakaian hutan Damian tidak menyangka gadis itu cukup manis, Gadis itu memperkenalkan namanya adalah Larna kepada mereka berdua, tiba-tiba saja ada yang beberapa manusia buaya yang berlari kearah mereka bertiga dengan berteriak.
"Gawat Larna! ada pemuda berbadan kecil yang memasuki lembah sungai kembar dia sedang berburu dan memasuki wilayah terlarang dengan membunuh banyak kelinci disana yang menyerangnya," kata seorang pemuda berwajah buaya yang pertama.
"Benar Larna kini dia memancing ikan pemuda kecil itu banyak menghabiskan sumber daya ikan kita di sungai dia bertarung dengan ikan dan buaya yang liar itu kekuatannya luar biasa," ucap pemuda berwajah buaya yang kedua.
"Ya ampun itu pasti Panca dia jadi gila berburu sumber makanan karena melihat tempat semakmur ini tapi tunggu dulu hewan yang liar apa maksudnya," pikir Buana dalam hati.
"Jangan-jangan itu Panca ya pangeran serigala! Kalau sampai melukai para buaya sudah pasti dia serius mengalahkan mereka," kata Damian.
"Kau benar pemuda bodoh tapi tidak usah berbicara keras kearahku," kata Buana.
"Eh Serigala itu berbicara," kata gadis yang bernama Larna.
"Iya aku memang bisa berbicara," sahut Buana.
"Dia itu teman kami maafkan atas kesalahannya tampaknya dia sedang kelaparan," jelas Damian.
"Tapi temanmu itu malah memasuki wilayah sungai sebrangnya lagi, Disana sangat berbahaya sungainya tidak bersih dan kotor beberapa minggu lalu terjadi sesuatu di sungai kembar satunya lagi begitupula dengan tanah yang ada disana," jelas Manusia buaya yang pertama.
"Apa maksudmu berbahaya?" kata Damian.
"Kita harus kesana menyelamatkan Panca," kata Buana sambil berlari ke arah sungai satunya.
Damian dan gadis yang bernama Larna itu mengejar Buana diikuti oleh kedua manusia buaya pelindung lembah sungai kembar.
Terlihat Panca sedang bertarung dengan Buaya yang sedang marah di sungai satunya mata buaya itu terlihat merah menyala Panca memukul dan menendang Buaya itu dengan kekuatannya.
Sampai akhirnya Ikan-ikan yang ada disungai kembar satunya lagi muncul dan menyerang Panca mereka seperti terkena sihir aneh yang menyebabkan mereka emosi, Larna datang dengan cepat membantu bersama dengan kedua pengikutnya melerai pertarungan kemudian membawa Panca untuk menjauh dari sana.
"Hati-hati disana adalah tempat yang terkutuk, semua yang menginjakan kaki disana akan menjadi emosi, liar dan tidak dapat mengontrol amarah mereka," jelas Larna kepada semuannya.
"Aku tidak begitu mengerti mereka mengangguku yang sedang berburu makanan," jawab Panca polos.
"Hei Panca Bodoh jangan bertindak sembarangan disini adalah wilayah mereka makanya banyak manusia buaya dan para buaya sungai serta juga sumber makanan semua disini adalah milik mereka kau seharusnya minta ijin dulu," jelas Damian mencoba menghormati Larna.