Gardapati Ketiga datang dengan terbang menggunakan sayap dari perubahan hewan Burung Merpati dia bernama Viduva yang membawa telur Iblis dari Lembah Sungai Kembar Sebelumnya datang menemui Peramal Agung di Kerajaan Buasa tampak sebuah ruangan milik peramal agung itu yang memiliki banyak pintu di dalamnya serta benda-benda sihir dan lukisan aneh terpampang disana dan ditempat itu ada empat telur iblis.
"Kau sudah datang Viduva bagaimana apakah kamu sudah menemukan salah satu dari telur iblis yang lainnya?" tanya Peramal itu.
"Sesuai perintah dan katamu aku sudah mengumpulkan lima dari tujuh telur iblis dan ini adalah telur kelima yang kubawa dari Lembah Sungai Kembar peramal agung," jawab Viduva.
"Bagus sekali Viduva dengan kemampuanmu itu kamu benar-benar luar biasa bisa memegang telur itu tanpa terpengaruh energi kegelapan itu berarti tinggal dua telur lagi yang tersisa dengan telur ini kemampuan tempur Kerajaan Buasa akan meningkat," kata Peramal Agung sambil meyakinkan Viduva.
"Bagaimana Peramal Agung tau kalau saya Viduva tidak terpengaruh dengan energi jahat dari telur Iblis ini?" tanya Viduva.
"Sudah kujelaskan beberapa kali kepadamu Viduva, kamu itu paling hebat diantara tujuh Gardapati kekuatanmu itu sangat mistis setingkat dewa makanya kekuatan iblis itu tidak terpengaruh oleh dirimu Viduva," jelas Peramal Agung.
"Setingkat dewa kalau begitu benar kalau dulunya leluhurku adalah seorang dewa," pikir Viduva merenungi ucapan peramal agung.
"Peramal Agung apa yang akan terjadi jika ketujuh telur iblis ini menetas?" tanya Viduva.
"Viduva tugasmu hanya mengumpulkan sisa kedua telur itu lagi, Intinya Makhluk Iblis di dalamnya akan membantu kita mengalahkan kekuatan Sihir Kegelapan karena mereka tidak mempan dengan sihir kegelapan apabila makhluk ini lahir maka kita memiliki pengikut yang mampu mengalahkan kekuatan kegelapan dimana itu akan dimulai dari Keempat Gardapati Kegelapan yang tidak lama lagi akan muncul satu persatu untuk menyerang Kerajaan Buasa," jelas Peramal Agung.
"Baiklah aku tidak akan bertanya lagi Peramal Agung, Aku sudah mengerti tujuanmu," kata Viduva.
"Taruh telur itu bersama keempat telur yang lainnya setelah itu tinggalkan tempat ini dan besok kamu cari kedua telur lainnya aku meramalkan telur itu berada di salah satu kampung perampok dan juga kampung ular, pergilah kedua tempat disana jika ada yang menghalangimu maka habisi saja aku ingin semua ini cepat selesai karena kita tidak tau kapan ketujuh telur itu akan menetas," kata Peramal Agung kepada Viduva.
"Saya akan melanjutkan tugas itu besok Peramal Agung, saya mohon pamit peramal agung," kata Viduva sambil berbalik arah meninggalkan Peramal Agung dan kelima telur itu.
Sambil mengangguk Peramal Agung melihat punggung Viduva yang memiliki sayap untuk terbang itu pergi meninggalkan ruangannya, Dan kini tugas peramal agung adalah menemui Ratu Rara Saka yang sedang berada di kamar anaknya Pangeran Buana yang sedang tidur abadi itu.
Di Kamar Putra Mahkota Pangeran Buana yang tampak sangat indah dengan banyak buku pengetahuan dari berbagai Kerajaan dan tempat terbaring tubuh Pangeran Buana dimana Ratu Rara Saka selalu menyempatkan dirinya berada di kamar anaknya itu.
"Yang Mulia Ratu Rara Saka hamba Peramal Agung datang," kata Peramal Agung dengan langkahnya yang terdengar oleh kerincing kakinya.
"Peramal Agung kamu sudah datang barusan Tabib Istana juga menjenguk Pangeran," kata Ratu Rara Saka.
"Bagaimana Ratu apakah Pangeran masih belum sadar dari tidur panjangnya?" tanya Peramal Agung.
"Masih belum Peramal Agung, Dia masih bernapas tapi sepertinya dia tertidur pulas di dalam mimpinya dan juga belum bangun apa semua ini karena dia selalu tertarik dengan buku-buku sihir itu," jawab Rau Rara Saka.
"Pangeran Buana sangatlah pintar dia sudah menguasai semua buku-buku pengetahuan di ruangan kamarnya ini sejak kecil hingga sekarang, Ratu tidak perlu khawatir akan tiba saatnya dimana dia akan bangun dari tidurnya, sekarang yang Ratu harus pikirkan adalah Pangeran Kedua," kata Peramal Agung.
"Ada apa dengan Pangeran Kedua Peramal Agung?"tanya Rara Saka.