Panca, Damian, Nadraka dan Buana pergi berpetualang ke Kota bagian barat yang dikenal dengan nama Kota Gajah karena memiliki Patung Gajah yang besar dan penduduk kota yang sangat ramah Kota itu dipimpin Dasa sebagai Pemimpin Kota dibawah naungan Kerajaan Buasa Dasa memiliki Satu Orang Putri dan Seorang Putra yang menjaga Kota Gajah dari segala ancaman dan bahaya yang datang.
Garda terbang menuju Kota Gajah berada dimana dia disambut dengan baik oleh Dasa mantan Gardapati Keempat Kerajaan Buasa yang sudah pensiun berada dikota Gajah yang didirikannya lebih dari sepuluh tahun yang lalu di kediaman Rumahnya yang tampak megah dengan dikelilingi pagar besar.
"Gardapati Utama Kerajaan Buasa Tuan Garda sudah lama tidak bertemu denganmu, kamu terlihat gagah dengan baju besi itu," kata Dasa dengan tubuhnya yang masih saja kekar walau sudah tampak tua memberikan hormat dengan gaya sebagai mantan sesama Gardapati Kerajaan Buasa.
"Tuan Dasa anda adalah Mantan Gardapati Keempat tidak seharusnya anda memberi hormat kepada saya," kata Garda berbicara dengan lembut.
"Anda terlalu merendah Tuan Garda, Apa tujuan anda ke Kota kecil kami Tuan Garda?" tanya Dasa.
"Kau mungkin sudah lupa Dasa, Dulu kita sepakat menjodohkan anak laki-laki ku dengan anak perempuanmu bukan," jawab Garda sambil menatap Dasa.
"Hahaha ... Kamu masih mengingat itu,Ternyata itu tujuanmu kemari apakah anakmu yang berusia enam belas tahun itu akan dijodohkan dengan putriku yang berusia tujuh belas tahun perbedaan umur mereka terpaut satu tahun Garda dan kamu yakin mau membahas itu," ujar Dasa.
"Apa artinya umur dan mereka hanya berbeda satu tahun saja bukan," sahut Garda.
"Baiklah mari kita tanyakan langsung saja kepada putriku tuan Garda," jawab Dasa sambil berjalan.
Garda mengagumi kota yang sangat besar dan luas dimana keadaan kota gajah sangat indah dan aman tampak beberapa prajurit yang menunggangi Gajah berwarna abu-abu itu berlalu lalang.
"Sungguh sangat indah sudah beberapa tahun aku tidak kemari, kota ini semakin ramai tidak kalah dengan kemajuan Kerajaan Buasa sekarang," kata Garda sambil memandangi bentuk kota yang unik.
"Mana mungkin kota kecilku ini sebanding dengan luasnya Kerajaan Buasa dan juga orang-orang disana," jawab Dasa sambil terus berjalan.
"Apakah makanan di kota ini enak?" tanya Garda yang mulai lapar.
"Mari Tuan Garda ada beberapa hidangan enak di Kota kami kamu pasti menyukainya ayo masuk kedalam rumah kami," kata Dasa mempersilahkan Garda masuk ke dalam rumahnya.
Sementara itu Panca juga terpesona mengagumi keindahan Kota gajah dia melihat Gajah menjadi Kendaraan pribadi bagi para penjaga Kota Gajah dan juga beberapa pedagang disana benar-benar kota yang sudah maju berbeda dari desa yang sebelumnya apalagi bagi Nadraga yang baru keluar dari lembah sungai kembar dan melihat dunia luar yang sangat indah.
"Luar biasa sekali baru pertama kali aku melihat kota seramai dan semaju ini," kata Nadraga terlihat kagum berbeda dengan lembah sungai kembar yang selama ini dilihatnya.
"Kalian bertiga mungkin baru kali ini ke kota besar ada beberapa kota besar yang mengelilingi Kerajaan Buasa namun tempatnya sangat jauh dan ini adalah kota bagian barat dimana mantan Gardapati menjadi salah satu pemimpin kotanya," jelas Buana (anak serigala yang ternyata adalah pangeran).
"Kalau aku biasa saja aku dulu pernah jalan-jalan sama pamanku ke salah satu kot di timur," kata Damian.
"Wow hebat jadi kamu pernah ke kota timur Damian?" tanya Buana sambil melirik kearahnya.
"Iya kenapa? kota timur tidak kalah ramai lagian aku juga adalah penghibur jalanan dengan sihir banyak kota unik sudah kukunjungi," jelas Damian lagi sambil membanggakan dirinya yang sudah banyak pergi ke kota besar maupun kecil sedari kecil dulu dengan pamannya.
"Dasar jika kamu mau pamer bukan disini tempatnya dasar bodoh," ledek Buana (Anak serigala).
Setelah makan dengan kenyangnya Garda tampak senang kini tenaganya sudah pulih dan kekuatan sihirnya benar-benar bertambah setelah makan-makanan enak di kota Gajah.
"Bagaimana Tuan Garda anda menikmati hidangannya?" tanya Dasa sambil tersenyum.
"Aku menikmatinya Tuan Dasa, Oh Iya ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepadamu?" tanya Garda.
"Apa itu Tuan Garda, Barangkali aku bisa membantumu?" tanya Dasa sambil memperhatikan suasana yang tiba-tiba berubah.
"Tunjukan dimana salah satu potongan sihir terlarang milik Jendral Abisadria itu Tuan Dasa yang anda simpan bersama Tuan Boma sekitar Tujuh belas tahun yang lalu?" pinta Garda.
Terkejut Dasa mendengarnya, tidak disangka Garda mengetahui hal ini yang tau hanya dirinya dan Boma saja yang sepakat untuk menyimpan potongan masing-masing agar tidak disalah gunakan.
"Sayang sekali Tuan Garda saya tidak mengerti yang anda bicarakan," jawab Dasa.
"Jelas sekali dari raut Tuan Dasa bahwa anda mengetahui yang saya tanyakan," ucap Garda sambil berdiri dari meja makannya.
Dasa tersinggung dengan ucapan Garda dan ikut berdiri dari meja makannya sambil menatap Garda yang sudah siap mengangkat pedang andalannya.