Buana yang tidak menduga akan munculnya Monster Iblis yang dipanggil oleh Garda karena dia hapal mantra untuk memanggilnya membuat Buana panik Kota Gajah pasti hancur kalau seperti ini dan dia harus melakukan sesuatu agar semuanya tidak menjadi parah keadaannya.
"Ya sudahlah apa boleh buat aku harus kembali ke wujud manusiaku, walaupun kalau ayahku Dirga tau dia pasti akan marah kalau aku membebaskan sendiri kutukan yang kubuat setelah setahun lebih ini," gerutu Buana sambil menggunakan kekuatannya.
Buana menggunakan kekuatan inti jiwa buasnya dan kembali menjadi wujud manusianya dan menghapus kutukannya sendiri agar dapat mengalahkan Monster Iblis yang sedang membuat kekacauan di Kota Gajah.
"Ah, Sudah lama aku tidak berdiri satu tahun lebih sejak aku kabur dari Istana Kerajaan Buasa dimana Ibunda Ratu tidak menyadarinya hari ini untuk pertama kalinya aku menggunakan kaki dan tanganku lagi," gumam Buana sambil membiasakan tubuhnya kembali yang sebelumnya adalah anak serigala.
Buana melihat Monster Iblis itu sudah mulai berada di tengah-tengah kota Gajah dan mulai menghancurkan rumah warga dan beberapa warga berteriak meminta tolong.
"Tidak ada waktu kesembilan Monster Iblis itu harus aku selesaikan secepatnya terpaksa aku menggunakan senjata pemberian dewa untuk menyelesaikan semua ini dengan cepat, Busur dan Anak Panah AKASADEWA Keluarlah!" kata Buana terlihat sebuah cahaya keluar dari kedua telapak tangannya.
BWUSHHHH ... DAR ... DAR ...
Angin dan petir dan sinar aneh keluar diantara tangan Buana lalu munculah Busur dan Anak Panah Akasadewa yang diberikan oleh Dewa Langit kepadanya secara ajaib.
Buana menggunakan anak panah dan busur saktinya senjata inilah yang dapat menghabisi Monster Iblis karena ujung anak panahnya terbuat dari batu dewata langit yang melegenda dimana dikisahkan ada dewa yang membawa sebuah batu besar keatas langit dan ternyata batu besar itu menjadi simbol besar yang dikenal sebagai batu dewata langit.
Lesatan anak panah dari busur Akasadewa berhasil melubangi kepala Monster Iblis itu hingga mati tanpa menggunakan kekuatannya dan hanya bermodalkan senjata Dewa Langit Buana lompat dan melesatkan anak panahnya satu persatu, setiap anak panah itu melukai Monter Iblis maka anak panah itu akan lenyap tanpa tersisa begitu juga dengan Monster Iblis.
Sedangkan Damian yang sedang berlari karena ingin melarikan diri ketakutan oleh kekuatan Garda yang hebat membuatnya terkejut ketika Monster-monster Iblis itu satu persatu dipanah dan hancur tanpa sisa, Damian sekilas melihat seseorang yang memanah dari jauh namun tidak jelas siapa Damian berpikir itu mungkin salah satu prajurit yang hebat yang dimiliki Kota Gajah.
Hingga akhirnya Damian bertemu dengan buana yang sudah berubah kembali menjadi anak serigala dan menegurnya.
"Ternyata kamu lari sampai kesini Damian?" tanya Buana.
"Si-Siapa yang lari aku hanya ingin menyelamatkan Lembaran sihir terlarang dan juga gagang pedang naga bumi ketiga ini karena benda ini berbahaya," jawab Damian yang terdengar ketakutan.
"Ikut denganku Panca dan yang lain dalam bahaya kita harus membantu sebisa kita," kata Buana.
"Baiklah Pangeran Buana (dengan wujud Anak serigala)," jawab Damian pelan.
Sementara Panca bertarung dengan ayahnya dengan terbang dia menyerang ayahnya dan merubah kekuatan sihir emas miliknya menjadi senjata untuk menangkis serangan pedang angin milik Garda yang tajam.
"Sayang sekali kekuatan sihirmu itu tidak sekuat pedang asli Panca kau masih kurang kuar," ujar Garda menganggap remeh anaknya Panca.
"Tidak! Aku tidak akan kalah akan kubalaskan dendam kematian Kakekku!" pekik Panca sambil menyerang dengan kekuatan sihirnya itu terlihat Dimata panca dia masih menyimpan dendam kepada ayahnya itu.
TRANK ... TING ... TRANK ... TING ...
Kedua searangan saling beradu dengan cepat di udara, Dasa bingung kenapa Garda menyerang anaknya sendiri dan terlihat anaknya ingin membalaskan dendam kematian Kakeknya Waku jadi benar berita yang dikirimkan oleh burung elang milik Elangit beberapa hari yang lalu kepada Dasa bahwa kini Garda telah menjadi musuh dari anaknya sendiri karena telah menghabisi nyawa Kakeknya Waku mantan pelatih Prajurit Kerajaan Buasa dulu.