-8°C

Mizan Publishing
Chapter #3

Prolog

Ternyata, menjadi manusia di umur yang diekspektasikanuntuk sudah dewasa itu cukup melelahkan.

Ingin rasanya kembali ke lembaran umur dua puluhan,menyelinap ke mesin waktu dan kembali hadir di masa lalu.Atau, menikmati momen masa kecil yang penuh dengan semangat terhadap cita-cita dan kebingungan terhadap hal yang kukira semua orang berhak mendapatkannya; impian untuk bersekolah setinggi-tingginya.

Mungkin, dulu aku cukup naif. Kupikir, semua orang akan menjalani hidup seperti yang biasa aku dengar; TK, SD, SMP, SMA, Berkuliah. Tapi rupanya, dalam tiap titik perjalanan tersebut, teman-teman SD-ku yang berjumlah delapan belas pun tak semuanya diberi kesempatan untuk menjalaninya. Ada beberapa yang diminta berhenti karena keburu menghadap Tuhan dan tidak sedikit pula yang diminta berhenti akibat kondisi keluarganya. Aku sendiri, meskipun diberi jalan yang serbasulit dan dilabeli ketidakmungkinan, pada akhirnya mendapat keajaiban-keajaiban baru untuk mendapatkan hal yang memang sejak kecil aku impikan.

Aku jadi merasa bahwa aku kini hidup, dihidupi,dan menghidupi impian masa kecilku yang tak pernah kutanggalkan.

Di musim dingin yang mengetuk pintu tiap rumah di dataran Skotlandia ini, dengan salju sehalus kapas yang bertaburan dari langit yang tinggi, aku ingin berbagi cerita tentang impian itu kepadamu. Tentang beragam kesenangansederhana yang mudah kita dapatkan saat masih memakai seragam merah-putih. Tentang kejadian demi kejadianmendadak yang menghadirkan beragam sensasi di dalam diri. Tentang bagaimana memaknai arti kata impian, perjuangan, dan modal yang diberikan Tuhan kepada manusia berupa semangat juang. Tentang serunya perjalanan, pedihnya perpisahan, pahitnya pengkhianatan, benturan hidup melelahkan, serta keajaiban yang terus datang pada waktu yang tepat, dengan cara di luar inteligensi manusia.

Semua hal tersebut tersusun bagai bebatuan kokohyang membentuk piramida hingga tampak menjulang,menantang langit. Seperti itulah jika mimpi dan perjuanganmanusia dijadikan artefak peradaban.

Lihat selengkapnya