8 Path to Different Dimension (8 Jalan Menuju Dimensi Lain)

i
Chapter #1

Chapter 1 : Indigo itu Pilihan

Jonah Green, teman-temannya memanggil dirinya dengan julukan Jonah. Memiliki kulit yang putih hampir pucat, beberapa wanita risih dengan kulitnya yang lebih putih dan halus dibanding dengan kulit mereka. Untuk kategori seorang cowok, penampilan Jonah bisa dibilang cukup edgy, dengan poni lempar yang menutupi separuh wajahnya dan pakaian yang serba hitam. Mungkin dia bisa hilang menyatu dengan bayangan apabila terus-terusan berada di pojok ruangan.

Pada usianya yang hampir mendekati 20 tahun, Jonah harus melanjutkan usaha rumah kost yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Untungnya rumah kost tersebut dekat dengan tempatnya berkuliah. Tinggal jalan kaki dua menit, sampai deh. Meski memiliki lokasi yang strategis, rumah kost milik Jonah tidak kunjung ada yang menempati, selain dirinya sendiri tentunya.

Jonah Green

Rumah kost milik Jonah terkenal angker dan banyak kejadian di masa lalu yang membuat rumor negatif bertebaran dimana-mana. Dari Pak RT sampai pendeta di ujung gang, tahu bahwa rumah kost yang ditempati Jonah memiliki cerita kelam, mencekam dan seram.

Selain rumah kost tersebut, Jonah juga sejak kecil sudah terkenal sebagai anak yang memiliki kemampuan untuk melihat sosok gaib dan mistis, atau bahasa kerennya disebut sebagai INDIGO. Semenjak ada artis bernama Riyo Kiyozhit yang mengaku sebagai Indigo, kehidupan Jonah tidak menjadi lebih baik. Banyak orang yang kepo tentang apa yang ia lihat atau rasakan, diperparah dengan orang-orang yang sangat anti dengan spiritualism, mereka sering melakukan tindakan kasar terhadap Jonah dan melakukan Bulliying fisik ataupun mental.

Pernah ada suatu cerita, lagi-lagi rumor yang bertebaran dilingkungan Jonah. Bahwa ada satu segerombolan mahasiswa angkatan atas yang tidak suka dengan Jonah dan mereka membuli Jonah dengan cara melemparkan dirinya ke dalam kolam kampus. Jonah yang basah kuyup hanya bisa meminta maaf dan memohon agar jangan menyakiti lagi. Para gerombolan tersebut merasa Jonah sudah mendapat ganjaran yang setimpal merasa puas dan meninggalkan dirinya dikolam. Namun Jonah masih terus meminta maaf, seperti memohon kepada sesuatu yang tidak terlihat agar tidak ada pembalasan, dendam atau semacamnya. Suatu hal ganjil, karena Jonah masih terus memohon seperti itu sampai satu jam kedepan.

Esok paginya, gerombolan yang mem-bully Jonah masuk kedalam surat kabar pagi. Bahwa mereka semua telah meninggal karena kecelakaan mobil. Mobil mereka menerobos pembatas jalan dan tenggelam didasar sungai. Beberapa mahasiswa yang mengetahui hal tersebut segera mengeluarkan rumor bahwa yang melakukan semua itu adalah makhluk gaib pelindung Jonah. Semenjak kejadian itu, tidak ada satupun mahasiswa yang berani terang-terangan mengganggu Jonah. Paling sering adalah mereka menjauhi dan bergosip dari belakang, menganggap Jonah sebagai anak freak yang layak dijauhi.

Hanya dua orang yang tidak menjauhi Jonah, teman dekatnya sejak kecil, Hosan Blue dan seorang mahasiswi misterius yang baru saja kenal dengan Jonah, Machia Red. Hosan sudah kenal dengan Jonah sejak taman kanak-kanak. Mereka berdua kini sama-sama mengambil jurusan seni dan masih akrab sampai sekarang. Hosan adalah seorang atheist namun dirinya tidak pernah sama sekali meragukan bahwa Jonah memiliki kemampuan yang tidak bisa ia pahami secara scientific.

Karena Jonah tinggal sendirian dirumah kost yang cukup besar dan kosong, Hosan sering mampir ke tempat Jonah untuk sekedar bermain di akhir pekan atau mengajak Jonah untuk berdiskusi tentang metafisik ataupun membahas video game. Hosan memiliki pengaruh besar terhadap kepercayaan Jonah. Meskipun dapat melihat sosok gaib dan mistik, Jonah memilih untuk menyebut dirinya sebagai orang yang tidak percaya akan hantu dan makhluk gaib lainnya.

Cukup kontradiktif, mempercayai sesuatu yang kamu tahu bahwa kebenarannya tidak seperti yang kamu percayai. Namun semenjak memilih untuk tidak percaya akan hal gaib, kehidupan Jonah menjadi lebih baik. Sampai munculnya seorang perempuan bernama Machia Red.

Machia orang kedelapan yang mengontrak rumah kost milik Jonah, (tujuh penghuni sebelumnya telah pergi dan menyesal telah mengontrak rumah berhantu milik Jonah.) Kehadiran perempuan tersebut awalnya cukup menganggu Jonah. Tapi lama kelamaan, Machia menjadi teman yang bisa Jonah andalkan.

Awalnya Machia seperti seorang mahasiswi biasa yang mencari rumah kost murah. Lama-kelamaan Machia menunjukan gelagat aneh, seperti malam-malam mengetuk pintu kamar Jonah dan bilang ingin ditemani karena takut, ingin bersama karena kedinginan, ingin sekamar dengan Jonah karena merasa kesepian.

Jonah yang sangat kikuk dengan hal semacam ini hanya bisa pasrah dan menerima sifat Machia yang cukup membingungkan. Seiring waktu berjalan, Hosan yang merasa curiga dengan Machia, Ia melakukan cek latar belakang Machia. Hosan hampir tidak percaya akan apa yang ia temukan dalam pencarian latar belakang Machia. Hosan ingin segera mengungkapkan ke Jonah, namun Machia nampaknya sadar akan hal tersebut.

Hosan yang telah mengetahui siapa Machia sebenarnya kini mulai menjaga jarak terhadap mereka berdua. Kita simpan latar belakang Machia, kita kembali ke Jonah. Ia nampak terduduk dihalaman depan, sore hari sekitar pukul empat sore. Dan Machia nampak keluar dari kamarnya, hanya dengan kaos dan celana pendek untuk menemani Jonah duduk di pekarangan.

Mereka berdua berdiam diri, masing-masing menikmati sisa aktifitas di jalanan yang dapat dilihat langsung dari arah pekarangan. Beberapa mahasiswa baru pulang dari kelas sore dan beberapa mahasiswa baru berangkat menuju kelas malam. Bapak bakso dan es ting ting mulai kembali kerumah masing-masing dan bapak sate mulai keluar untuk berjualan sate.

"Temanmu sudah lama ga kemari ya.."

Lihat selengkapnya