8 Path to Different Dimension (8 Jalan Menuju Dimensi Lain)

i
Chapter #3

Chapter 3 : Ritual Keluarga Ren

Pagi itu mereka berkumpul bersama, sebuah ritual harian yang tidak pernah mereka lewatkan. Keluarga Ren, biasa disebut juga keluarga Pak Ren. Mereka adalah keluarga sederhana yang hidup ditengah-tengah sibuknya kota metropolitan Surebay. Ritual harian yang mereka lakukan adalah berdoa bersama. Karena maraknya pandemi covid-19, mereka memutuskan untuk beribadah di rumah saja.

Pak Sunar Ren dan Bu Margareth Ren, dulunya adalah seorang agen properti rumah dan tanah. Semenjak krisis moneter di tahun 2020, mereka agak kesusahan untuk mendapat penghasilan dari bidang yang mereka tekuni. Berbagai alternatif usaha telah mereka lakukan, seperti Bu Ren yang mulai perlahan-lahan menjadi reseller produk-produk online. Dan Pak Ren kini mulai membantu kenalannya bekerja di pom bensin di bagian administrasi.

Anak mereka satu-satunya yang bernama Ellijah, merasa dirinya hanya menjadi beban bagi perekonomian keluarga mereka. Ellijah yang berumur 22 tahun kini masih menekuni perkuliahan di bidang psikologi semester akhir. Dia merasa cukup bersyukur karena sebentar lagi dirinya lulus kuliah dan tidak menjadi beban bagi keluarga.

Selesai melakukan ritual doa bersama, keluarga Ren melanjutkan aktifitas mereka masing-masing. Lokasi pom bensin tempat Pak Ren bekerja cukup dekat dari rumah mereka, tinggal jalan kaki dua menit sampai deh. Sedangkan Bu Ren mulai kembali ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk keluarganya. Sedangkan Ellijah kembali ke kamarnya, entah mengerjakan tugas atau bermain game, kegiatan Ellijah tidak menjadi perhatian khusus bagi kedua orangtuanya.

Ketika Ellijah sedang asik memainkan game online di PC miliknya, tiba-tiba terdengar suara teriakan Ibunya dari bawah.

"JAAAAHHHHHH, SIBUK?! TURUNNNNN!!!"

Ellijah yang kaget, bingung dan tidak tahu kenapa Ibunya memanggil dirinya, membalas juga dengan berteriak.

"SEPULUUUHHH MENITTT LAGI YA BUUU!!!, LAGI KERJAA NIHHHH!"

Tidak ada suara balasan dari arah dapur. Dan Ellijah kembali memainkan game onlinenya. Memang benar, apabila Ellijah meninggalkan permainan, teamnya akan kalah.

Apa yang Ibu perlukan ya? Apakah suatu hal yang penting dan mendesak? , Ditinggal ataupun tidak ditinggal, ternyata team Ellijah kalah, karena mereka memang payah dalam game online. Ellijah menyampaikan ke teamnya bahwa dirinya akan AFK 'away from keyboard' (atau bisa disebut juga akan meninggalkan komputer dalam waktu sejenak).

Ellijah pun turun dan menemui Ibunya. "Kenapa Bu?"

"Nih cobain" kata Ibunya sambil menyodorkan sendok berisi cairan berwarna hitam bening.

"Apa ini?" kata Ellijah sambil melihat dengan penasaran cairan yang menggenang diatas sendok tersebut.

"saus kuah untuk ceker" Jawab Ibunya, sambil menunggu reaksi dari anaknya.

Ellijah melahap sendok tersebut.

"Hambar.. kurang mantap... ga karu-karuan.." Balas Ellijah dengan ekspresi wajah masam.

"Hmmm... kurang apa ya.." desah Bu Ren yang kebingungan dengan masakan yang ia buat.

"Ibu mau jualan ceker nih ceritanya?"

"Iya, gimana menurutmu?"

"Boleh sih, tapi harus yang enak, kayak biasanya itu lo Bu!, Terus kenapa juga kok jualannya ceker?" Tanya Ellijah dengan heran.

"Karena ceker adalah tradisi turun temurun dari keluarga Ren! Iya sih, benar katamu, kok ga bisa sama ya rasanya, ga se-enak yang biasanya Ibu buat."

Mereka berdua terdiam sejenak di dapur dan memang merasakan bahwa, orang asia cenderung asal-asalan dalam menggunakan bumbu dan bahan tanpa ada kejelasan takaran seperti orang barat.

"kayaknya nunggu Ayah pulang aja deh!" kata mereka berdua hampir bersamaan.

--- --- ---

Sore harinya ketika Pak Ren sudah pulang dari tempat kerjanya. Beliau melepas masker, mencuci tangan, mandi dan mengganti pakaian. Di hadapannya sudah berdiri Ellijah dan Istrinya yang menunggu dari tadi.

"Loh? Ada apa ini?" Katanya sambil kebingungan.

"Cobain ini deh Yah, Ibu membuat ceker, kira-kira ada yang kurang nggak?"

Bu Ren menyodorkan sepiring ceker yang masih hangat ke hadapan suaminya. Mereka duduk bersama untuk menyantap makan malam. Pak Ren mulai mencoba ceker buatan istrinya.

Lihat selengkapnya