“Hey Siwon, katanya sakit gigi? Kenapa masuk sekolah?”
Siwon menoleh dilihatnya seorang murid pria dan perempuan menghampirinya. Mereka adalah Ryu dan Micha. Ryu adalah sahabat karib Siwon sejak sekolah dasar hingga di sekolah menengah ini, sedangkan Micha baru dikenal Siwon di kelas satu sekolah menengah ini. Mereka menjadi kawan akrab setelah Siwon dan Ryu menolong Micha saat dipalak preman sepulang sekolah.
Waktu itu, Micha yang sedang berjalan sepulang sekolah didatangi dua orang preman yang biasa mangkal di dekat sekolah dan suka mengganggu murid – murid. Kedua orang itu menghadang Micha. Satu orang preman mengancam akan mengeluarkan pisaunya, satu orang preman lagi menarik paksa tas Micha, lalu mengambil dompet dan memeriksanya. Micha gemetar, ia ingin sekali mengeluarkan telepon genggamnya untuk meminta tolong pada pacarnya, tapi ia khawatir telepon genggamnya pun akan diambil oleh preman – preman ini.
“Wah, banyak banget duitnya, lo orang kaya ya? Bagus!” cetus preman itu seraya mengambil semua uang dan melemparkan dompetnya. Tas Micha pun dilemparkannya begitu saja. Kemudian mereka dengan tertawa – tawa meninggalkan Micha yang masih gemetar ketakutan. Tiba – tiba terdengar suara teriakan dan kelebatan bayangan orang melompat cepat dengan satu kaki yang terangkat. Tendangan itu seketika menghantam rahang salah satu preman, membuatnya terjerembab tak berdaya. Satu preman lagi terkejut melihat kawannya tak sadarkan diri.
“Kembaliin duit temen gue cepet!” bentak Ryu yang tadi melompat dan menendang. Di sebelah Ryu, tampak Siwon bertolak pinggang dan melotot menambah preman tersebut menjadi jeri. Ia mengeluarkan uang itu dari kantong celanannya dengan gemetar lalu kabur terbirit – birit. “Hoy! Temen lo nih, maen tinggal aja,” teriak Siwon, tapi preman itu tidak mengindahkan teriakan Siwon, ia terus berlari meninggalkan temannya yang terkapar.
Micha menghela nafas lega melihat teman sekelasnya datang membantu. “Makasih ya Gaes, kalian Siwon dan Ryu kan? Yang duduk di belakang?” tanya Micha. Ryu mengangguk, “Ho’oh, kita anak belakang, yang doyan tidur dan ngobrol hehehe, ga kayak lo anak kesayangan guru yang duduknya di depan hahaha.” Micha jadi ikut tertawa.
Siwon menyerahkan tas, dompet beserta uang yang tadi diletakkan si preman pada Micha. “Cha, lo kalau sekolah emang bawa uang sebanyak ini?” tanya Siwon. Micha mengangguk seraya memasukkan uang tersebut ke dalam dompetnya kembali, “Iya, emang kenapa?” Siwon dan Ryu saling pandang. “Gue mah boro – boro bawa duit warna merah Cha, paling gede yang warna biru, itu juga buat dua hari,” sahut Ryu.
“Maksud Ryu adalah, bukan ga boleh bawa duit Cha, tapi khawatir aja, dengan bawa uang sebanyak itu, kan sayang kalau kena palak, coba kalau lo bawa duit pas, atau cuma pegang dua puluh ribu doang misalnya, kalau tiba - tiba dipalak, lo kasihin aja tu duit, ga terlalu rugi kan?” jelas Siwon menambahi.
Micha mengangguk – ngangguk, “Betul juga sih ya, yasud ntar gue bawa duit pas aja kalau gitu, nah sekarang gue mau nraktir kalian nih, soalnya tadi udah nolongin gue, kita makan – makan yuk!” Ryu dan Siwon melebarkan senyumnya, siapa yang bisa menolak ajakan makan gratis seperti ini, maka mereka menyambut ajakan itu, dengan senang tentu saja. Begitulah awal muasal mereka bertiga menjadi kawan dekat.
Ryu dan Micha memperhatikan Siwon yang mengusap – ngusap pipinya dan masih tampak bengkak setelah dicabut dokter gigi tadi.