Satu tahun berlalu …….
Di sebuah halaman yang luas di sebuah panti asuhan berukuran besar, nampak seorang gadis belia yang sedang membersihkan halaman tersebut dari sampah dedaunan yang jatuh di tanah.
Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat dia melihat ada bayangan yang membuatnya terkejut... ada seseorang sudah ada di sampingnya.
“Aisyah!” sapa laki-laki muda yang suaranya tidak asing bagi Aisyah.
“Kamu benar-benar Aisyah kan?” tanya Rendra meyakinkan dirinya.
“I.. i.. iya…. Bang Rendra!” jawab Aisyah gugup.
“Wah kebetulan sekali kita bisa berjumpa lagi di sini…. Bagaimana keadaanmu?” tanya Rendra.
“B… b.. baik Bang. Bang Rendra sendiri bagaimana kabarnya?” jawab Aisyah.
“Alhamdulillah baik, seperti yang kamu lihat sekarang,” jawab Rendra sambil tersenyum.
Sejenak Aisyah menatap seorang pemuda dengan seragam coklat khas taruna AKMIL yang ada di hadapannya itu, dan tiba-tiba perasaannya dibuat semakin tidak menentu.
“Selamat ya Bang, kini impian Bang Rendra akhirnya kesampaian juga menjadi seorang prajurit taruna. Kalau seperti ini Bang Rendra semakin ganteng saja….. !” ucap Aisyah lirih dengan pipi yang memerah menahan malu, sejenak kemudian dia menundukkan kepalanya mencoba untuk menguasai perasaannya.
“Ah bisa saja kamu ini, semua ini juga karena kamu. Selama ini kamu selalu memberiku semangat supaya aku yakin bahwa suatu saat aku bisa menjadi seorang tentara. Terimakasih ya… ” ujar Rendra.
“Terimakasih untuk apa Bang?” tanya Aisyah.
“Terimakasih untuk motivasi dan doanya untukku!” jawab Rendra dengan senyuman di wajahnya.
“Ya Allah, andai saja dia tahu, setiap ekspresi wajahnya semakin mengeruk rasa cintaku padanya semakin dalam…. ” ucap Aisyah dalam hati.
“Kalau mau pulang kok nggak bilang-bilang sih?” seloroh Aisyah sambil pura-pura memasang wajah kesal.
“Kan aku sama ibu bisa menyiapkan penyambutan,” lanjut Aisyah.
“Ah seperti pejabat saja, kalau datang dan pergi mesti pakai acara penyambutan segala, kan kalau bisa dibilang ini namanya bukan surprise… iya kan… hehe.. ” kata Rendra.