Untuk mengobati luka hatinya, Rendra memutuskan sesaat untuk berkeliling Kuala Lumpur.
Ckrek! Ckrek! Tiba-tiba saja Rendra melihat kilatan lampu flash dari sebuah kamera.
“Hmm, tampaknya seseorang telah mengambil fotoku dari belakang tanpa sepengetahuanku!” gerutunya dalam hati.
Rendra membelokkan badannya ke belakang dan ternyata dugaannya benar. Seseorang telah sengaja memotretnya.
“Hei, apa yang kamu lakukan?” tanya Rendra.
Namun wanita asing itu tidak peduli dengan pertanyaan Rendra yang masih asyik disibukkan dengan kamera DSLR-nya.
“Oh… sorry, I am sorry… maaf, aku tidak sengaja memotretmu. Hanya saja kau terlihat begitu menyatu dengan objek sekitar. Kalau kau keberatan kau boleh menghapusnya.” kata wanita itu dalam bahasa Indonesia dengan logat bulenya yang masih kental. Perlahan wanita itu menghampiri Rendra. Ia menyodorkan kameranya.
“Ini kameraku, hapuslah sendiri fotomu. That’s OK!” ujarnya lagi.
Entah perasaan apa yang menghinggapi Rendra saat itu. Sebenarnya Rendra tidak suka seseorang mengambil fotonya tanpa izin terlebih dengan orang yang tidak dia kenal. Tetapi kali ini sungguh berbeda. Rendra ingin sekali mengambil kamera itu dan menghapusnya tapi ia tidak bisa melakukannya. Hatinya seolah berkata untuk tidak menghapusnya.
“Tidak perlu. Kau bisa menyimpannya!” kata Rendra berusaha bersikap acuh.
“Really?! Thanks very much! O iya, whats your name?” tanya wanita itu sambil tersenyum riang.
“Rendra and you?” jawab Rendra.
“Adriana!” sahutnya singkat.
“Kamu pasti dari Indonesia?” tanya Adriana..
“Iya, kan kita sudah bicara dengan bahasa Indonesia.. kamu pakai bahasa Indonesia dan aku pakai bahasa Indonesia juga hehehe... !“ jawab Rendra.
Tanpa sadar Rendra bersama dengannya sepanjang sore. Mereka tampak akrab berbincang-berbincang tentang banyak hal hingga larut. Dan kehadiran wanita bernama Adriana yang mempunyai hobi fotografi itu telah membuatnya merasa nyaman.
Namun tiba-tiba Adriana memegang bahu Rendra dengan kedua tangannya. Ia menariknya ke dalam pelukannya.
“Kau laki-laki yang sangat baik, Rendra. Mendengar ceritamu aku jadi merasa iri terhadap Aisyah. Ia beruntung sekali mendapati dirimu.” ucap Adriana.