Blurb
Anna: Aku telah lama memendam perasaan yang dalam pada lelaki itu, tapi aku sungguh tak mau merusak persahabatan. . . .
Ferina: Laki-laki itu menatap saya surprised. Hati saya berdentum. Ya, Tuhan, apa yang telah saya lakukan dengan berkata mencintainya. . . ?
Daisy: Katanya yang datang adalah calonku, tapi kok calonnya Sonia sih? Tuhan, belum cukupkah patah hatiku?
Sonia: Jadi dia sengaja menyuruh saya mendesain jas pengantinnya, untuk pamer kalau dia akhirnya mendahului saya menikah?
Tere: Aku pernah ditinggal menikah oleh laki-laki yang kucintai. Sudah cukup lama, sampai seseorang lain membuka pintu yang sudah berkarat di hatiku.
Happy: Selama ini saya membayangkan dia hanya pantas jadi bapak saya. Usianya lima puluh lima tahun, dia bukan pria impian untuk saya nikahi.
Tricia: Apakah cinta saja cukup untuk membuat kita bertahan dalam sebuah pernikahan?
Satu per satu The Romantic Girls menemukan pasangan hidup. Satu persatu mulai menapaki kehidupan pernikahan. Namun, telah tepatkah pilihan mereka terhadap pasangan masing-masing? Akankah pernikahan menjadi ujung pencarian kebahagiaan mereka, atau malah sebaliknya, pernikahan hanya awal dari serangkaian masalah dalam kehidupan mereka? Sekuel Friendloveship ini kembali akan memainkan emosi Anda sebagai perempuan.
"Benar-benar bikin penasaran, lucu, mendebarkan, dan mengharukan. Sang Maha Pemberi Cinta memang yang paling tahu kapan saat yang tepat memberikan "cinta" pada hamba-Nya dan dari arah yang tak disangka-sangka pula."
—Fini Rahmatika, Psikolog
The wallflowers is back. Tak hanya mengajak pembaca menyelami dilema perempuan yang tak kunjung bertemu jodoh di usia kepala tiga, tapi juga kontemplasi pada makna-makna spiritual di balik pencarian cinta. Hadir dalam packaging yang fresh, kocak, dan bertabur alunan lagu indah. Jika Anda sudah menikmati Friendloveship, jangan lewati sekuel ini. Nikmati colorful life khas manusia-manusia urban yang rada naïf tapi superheboh. Coz you might be one of them!
—Riawani Elyta, Novelis, sahabat sms di malam-malam buta
"Keren! Sekian banyak karakter dikemas dengan apik dan saya bisa merasakan emosi tiap tokoh. Perasaan yang sama tiap selesai baca novel karya penulis: mellow yang menyenangkan. Nggak sabar menunggu sekuelnya."
—Rifzashani Azzahra, Karyawati bank
"Berpindah-pindah karakter tapi roh ceritanya nggak hilang, hebat euy!"
—Haryanti Retno K., Ibu rumah tangga, Pengusaha katering
"Penulis berhasil mengikat saya untuk terus dan terus membaca. Benar-benar bikin tercekat. Cerita tentang persahabatan dan segala problematikanya memang nggak pernah mati gaya deh. I love it, gue banget deh! Quote yang saya suka dari buku ini: Tak ada live happily everafter, yang ada adalah bagaimana kita melewati tahun demi tahun dengan rasa syukur."
—Dewayanie Prasetyo, Karyawati bank