99

Dianikramer
Chapter #2

DUA

"But if you can get this? Can I?" ucap si pramusaji, sambil menyodorkan sepiring lonjong kentang goreng. 

"Hmm, oke, not what-what," ucap Nareswara.

Seperti tersambar petir, mereka mematung, sambil bertatap-tatap. Seperti ada yang mengganjal, dan menunggu untuk memburai, katup mulut, sang pramusaji itu, akhirnya pecah juga. Tanpa ada yang memberi aba-aba, mereka kompak terkikik-kikik.

"Hahahahaha."

"Bentar, ya, gua ganti baju dulu," ucap si pramusaji, sambil berlalu, berjalan ke sebuah pintu, di samping kasir. 

Setelah berganti pakaian, ia yang tadinya mengenakan seragam berwarna kuning cerah, dilengkapi dengan, topi dan apron berwarna hijau tahi kerbau. Kini kaos berwarna biru navy dan celana kargo cokelat susu, meliputi badannya. Ia kembali menghampiri Nareswara yang kini, terlihat sedang memamah, kentang-kentang sambil menatap ke jendela. Persis adegan pada video klip, yang sering melagu sendu.

Tanpa permisi, ia duduk lalu dengan santainya, mencicip kentang goreng, yang telah ia tawarkan tadi. 

"Kapan balik?"

"Dua minggu lagi."

"Udah libur, kan?"

"Udah, kok, cuma gua mau ada party-party dulu."

"Oalah," ucap si pramusaji yang sering diakrabi dengan panggilan Reza, yang adalah teman seperantauan di New South Wales bersama Nareswara. 

Ia duduk di depan Nareswara. Tak lama, seorang wanita berkewarganegaraan Australia dengan rambut berwarna, ash grey itu berjalan dengan langkah yang dibuat buru-buru. Mata Reza terus memicing, seolah wanita itu tak boleh luput dari sorot matanya.

Wanita itu menepuk bahu Reza, dan menampilkan, jempolnya. Lalu ia terhuyung-huyung, berjalan menuju kedalam, pintu berwarna silver yang berada di sebelah kasir. Pertemuan Reza tersebut menandakan, bahwa pergantian shift telah dimulai.

"Liat, nih, si Faldis, udah sukses dia. Asik motor baru," ucap Reza sambil mengusap halus ponsel dengan ibu jarinya. 

"Iya, dong. Kan youtuber," ucap Nareswara menanggapi. 

"Emang laku, ya, konten tinggal di luar negeri gini," ucap Reza. 

"Ya, anggep aja itu salah satu modalnya, haha. Mungkin dia lebih betah ngonten, daripada kerja di pabrik ban tempo lalu."

Reza menaruh ponselnya sambil bertanya, "oh iya, lu masih sama cewek Malaysia itu? Siapa namanya? lupa gue," tanya Reza. 

"Namira. Gimana, ya, … kita deket aja, sih, belum ada komitmen, it's like platonic relationship."

"Jiaaah, kuliah jauh-jauh ketemunya, mah, tetep masih yang serumpun, ya. Haha."

"Ya, namanya juga soal kenyamanan. Anyway, lu masih sama si Eleanor?"

"Masih, dong," jawab Reza dengan bangga. 

"Lama juga, ya, lo sama dia. Nggak sesuai ekspektasi. Awalnya pas pertama kali gua tau lo sama dia, gua otomatis mikir kayak, “ah, ini mah gak bakal lama”, hahaha." Nareswara berkelakar. 

Lihat selengkapnya