Jakarta, 1988
Lautan manusia berwarna-warni berjalan menuju gedung DPR. Mereka semua menuntut agar Orde Baru dilengserkan. Demo terjadi di beberapa titik. Sudut-sudut Kota Jakarta menjadi gelanggang adu tuntutan.
Ibu dari Kris adalah seorang wanita yang bernama Rui, dengan nama Indonesia Runi. Dia adalah gadis Tionghoa yang tinggal di Jakarta. Pada saat itu, perekonomian keluarganya sangat baik, sehingga keluarganya mampu menguliahkan dia di salah satu universitas swasta di Jakarta. Tidak ada yang aneh dari Runi, hanya mahasiswi kebanyakan pada masa itu. Hal yang unik dari dia adalah dia sangat menggemari musik dari penyanyi Anang dan Krisdayanti yang berjaya pada masanya. Dia adalah seseorang yang selalu langsung membeli rilisan dari penyanyi bertalenta tersebut. Mei 1998, Runi berinisiatif untuk ikut demo mahasiswa di Jakarta. Entah, demo itu ia lakukan karena panggilan jiwa atau sekadar ikut arus.
Runi tidak menyangka, bahwa keadaan semakin kelam. Hujan meteor, gas air mata, ledakan-ledakan yang tak terelakan. Dia berlari ke sebuah gedung, seorang gadis yang tidak terlalu kuat, dia malah terjatuh di atas aspal. Tangannya sempat terinjak oleh beberapa mahasiswa, saat itu dia kebingungan harus ke mana lagi, karena sebagian mahasiswa dikejar oleh aparat. Dia terpisah dengan teman-temannya. Tanganya berbunyi gemeretak saat kaki-kaki itu menginjak tangannya.
Saat dia terjatuh, ada seorang lelaki yang menolong dia. Dia memegang tangan Runi, dia memapah Runi sambil mencari tempat persembunyian. Runi kira, itu adalah akhir hidunya, tetapi lelaki itu dengan kerelaannya menolong. Runi sangat bahagia, karena dia merasa terlindungi pada saat kejadian mulai keos tak keruan, bahkan dia berjanji kalau keadaan ini usai, dia akan memberikan hadiah pada lelaki beralmamater salah satu kampus negeri ternama di Jakarta.
Runi tergopoh-gopoh untuk mengimbangi langkah lelaki itu. Mereka melarikan diri, karena sedang dikejar oleh aparat. Tanpa aba-aba, mereka masuk ke sebuah pusat perbelanjaan yang sudah banyak dijarah oleh masyarakat, mereka berlari dan bersembunyi di sebuah toko CD. Hampir semua barang elektronik habis digondol penjarah. Mereka berdua bersembunyi di toko itu, entah apa yang dipikirkan dan setan apa yang mampir dalam pikiran lelaki itu. Dalam keadaan seperti itu, dia masih sempat menonton film dewasa sambil melakukan hal tidak senonoh. Seperti tak ada pilihan, nafsu sepertinya berkuasa atas akal, dia melecehkan Runi berkali-kali, hingga kemaluan Runi terluka. Runi menyaksikan kemunafikan pria itu dalam satu waktu, ia seperti memperjuangkan rakyat dan menghancurkan satu rakyat Indonesia. Niat hati bersembunyi di dalam toko kaset. Bukannya merasa dilindungi, Runi malah dilecehkan dengan begitu bejatnya oleh salah satu mahasiswa. Yang pasti, mereka tidak satu almamater.