99 DAYS

Raya Mipi
Chapter #6

KENANGAN YANG MENGHILANG

LULA membuka matanya dan bangun terkejut. Ia memimpikan hal itu lagi. Mimpi buruk itu terus menghantuinya. Lula menyentuh pipinya yang terasa basah. Ia tidak tahu alasannya, tapi air matanya keluar begitu saja, tanpa alasan yang jelas, seperti sesuatu yang terlalu menyakitkan sudah terjadi.

Ah, menyebalkan!

Jika terus seperti ini, ia bisa gila. Mari lupakan semuanya dan hidup dengan tenang, Lula Fabiola. Katanya pada diri sendiri. Lula bergegas ke kamar mandi, ia ada kelas pagi. Ia tidak mau datang terlambat karna mimpi buruk itu.

Lula menyetir mobilnya sendiri menuju kampus. Hari ini, Lula sengaja menolak tawaran Fabian yang ingin menjemputnya karna ia tidak mau merepotkan cowok itu, apalagi rumahnya dan kampus tidak searah.

Mobil Lula melewati pintu gerbang kampus. Ia memarkir mobilnya di tempat biasa. Baru saja ingin membuka pintu mobil, tapi seorang cowok sudah mendahuluinya membuka pintu itu.

“Selamat pagi,” sapa cowok itu dengan senyum lebar.

Lula turun dari mobil sambil memperhatikan cowok itu. Wajahnya tidak asing, tapi Lula tidak mengenalnya.

“Buat lo.” Cowok itu menyerahkan kado yang diikat pita merah. “Kemarin sorry ya, gue nggak bisa hadir pas pesta kejutan ultah lo. Sebagai rasa bersalah, gue beliin lo kado spesial. ”

Lula menatap bingung kado di tangannya. Siapa cowok itu? Kelihatannya cowok itu mengenalnya dengan baik karna dia ingat ulang tahunnya. Apa cowok itu salah satu fans-nya? Tahu sendiri kan, Lula cukup populer dengan wajah cantiknya dan kekayaannya.

“La ... La ....” Cowok itu mengibaskan tangannya di depan Lula. “Lo kok diam sih?”

“Lo siapa?”

Cowok itu tergelak. “Jadi, elo marah nih sama gue sampai pura-pura nggak ngenalin gue?”

Lula memiringkan kepalanya. “Apa kita saling kenal?”

Cowok itu menghentikan tawanya karna wajah Lula terlihat serius. “Lo kemarin nggak kejedot pintu atau jatuh di kamar mandi sampai kepala lo terbentur, trus lo amnesia, dan lupa sama gue, kan?”

Lula menggeleng. Hal seperti itu tidak pernah terjadi padanya.

“Ini gue, La. Sahabat lo.” Cowok itu menunjuk dirinya sendiri. “Masa lo lupa sih?”

“Oh my god,” desis Lula pelan sambil menepuk jidat.

Cowok itu tersenyum lebar. “Lo ingat kan sama gue?”

“Gue lupa, pagi ini ada kuis. Gue belum belajar. Sorry, gue buru-buru.” Lula langsung pergi. “Tapi, makasih ya kadonya,” katanya lagi setelah agak jauh.


--- ooo ---


LULA masuk ke kelas dan duduk di bangku sebelah Fabian yang masih kosong.

Lihat selengkapnya