"GUE masih nggak nyangka Fabian ninggalin Teresa di hari pernikahannya dan pergi ke rumah sakit karna gue," cerita Lula sambil memainkan sedotan minumannya.
"Bukankah itu yang kamu inginkan? Kamu berhasil membatalkan pernikahan mereka," kata Azka, lalu menyeduh kopinya yang hampir dingin.
Saat ini, Lula sedang berbincang dengan malaikat maut di sebuah kafe seperti manusia pada umumnya. Kali ini, Azka menggunakan kekuatannya agar bisa dilihat oleh semua orang.
"Iya sih, gue senang, tapi gue masih nggak ngerti. Bukannya mereka harusnya nikah ya? Lo kan selalu minta gue buat move on dari Fabian."
"Seharusnya Fabian melanjutkan pernikahannya tanpa tahu apa-apa soal kecelakaanmu, tapi Ale dan Rani mengacaukan semuanya. Mereka memberitahu Fabian soal itu dan membuat Fabian berdebat dengan dirinya sendiri antara memilihmu atau Teresa."
Lula tersenyum senang. "Ternyata nggak sia-sia gue nyelamatin mereka."
"Anggap saja secara tidak sadar mereka membalas kebaikanmu. Tapi, apa pun pilihan Fabian pada akhirnya itu keputusannya sendiri. Dan dia memilihmu."
"Apa gue bilang, gue itu lebih cocok sama Fabian daripada Teresa."
Lula tersenyum bangga. Setelah bertarung dengan maut, ia memenangkan cintanya. Tapi tunggu dulu, bukankah ada sesuatu yang salah di sini.
"Gue penasaran, kenapa gue masih hidup? Sesuai kesepakatan kita, gue akan meninggal karna kontrak kematian itu."
Padahal, Lula sudah menyerah dengan hidupnya. Saat masuk ke pintu yang berada di tengah antara 3 pintu waktu itu, ia bersiap dengan apa pun yang menunggunya, termasuk kematian. Di luar dugaan, Lula malah terbangun di rumah sakit. Ini sesuatu yang patut dirayakan.
"Apa kamu percaya yang namanya keajaiban?"
"Ya?"
"Fabian mengorbankan nyawanya untuk melindungimu dan kamu sudah sadar bahwa kematian tidak bisa dipermainkan. Kamu ingin tetap hidup, sekalipun harus merelakan Fabian untuk Teresa. Pergorbanan dan cinta sejati membatalkan kontrak."
"Wow! Gue merinding. Gue pikir, gue nggak akan selamat dari maut, tapi gue masih hidup sekarang. Gue bersyukur banget."
"Ada lagi yang ingin kamu ketahui Nona Lula? Saya akan menjawab semua rasa penasaranmu."
Lula teringat sesuatu. Ia akan senang jika yang dipikirkannya menjadi kenyataan.
"Hm ... karna Teresa udah ngalah, gue sama Fabian bisa berjodoh kan?"
"Saya tidak tahu, itu rahasia takdir. Tapi selama kamu berusaha keras memperjuangkannya, mungkin takdir akan berpihak padamu."
Lula manggut-manggut mengerti. "Oke deh. Kali ini, gue nggak akan ngelepasin Fabian."
Mulai sekarang Lula berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan melepaskan Fabian untuk alasan apa pun. Ia akan memperbaiki semuanya agar kisah cintanya dan Fabian bisa berakhir bahagia.
"Bisa ulurkan tanganmu sebentar?" pinta Azka tiba-tiba.
Lula mengulurkan tangannya, tapi sebelum Azka menyentuh tangannya, ia segera menariknya kembali karna merasa aneh dengan permintaan itu.
"Lo mau ngapain megang tangan gue?" tanya Lula penasaran. Setahunya, malaikat itu tidak suka bersentuhan dengan manusia.
"Saya hanya ingin menghapus semua tentang saya dan kontrak kita dari ingatanmu."
Lula terkejut. Menghapus semuanya? Padahal, ia merasa beruntung bisa menandatangani kontrak itu dan berpetualang ke masa lalu.
"Kenapa? Gue senang kok bisa kenal sama lo. Walaupun awalnya lo nyebelin, tapi makin ke sini, lo ternyata baik juga."
"Manusia tidak diizinkan untuk mengingat hal-hal yang tidak seharusnya mereka ingat. Saya tidak bisa mengambil resiko."
"Lo nggak usah khawatir, gue nggak akan cerita ke siapa pun. Gue akan simpan semuanya untuk diri gue sendiri. Percaya deh sama gue."
Azka terdiam sesaat, seperti sedang berpikir keras. "Baiklah, jika kamu tidak setuju, saya tidak akan melakukannya."