A [ Aku, Benci & Cinta ]

Coconut Books
Chapter #2

Satu

DI tengah keramaian, mata seperti kucingnya mengamati cowok berambut hitam legam itu. Sementara jemari tangannya mengetuk pada permukaan meja yang ada di pojok kantin sekolah. Bukan salahnya bila ia tampak menyeramkan karena mengamati seseorang secara diam-diam. Hanya saja, setengah dari populasi kantin memang sedang melihat ke arah cowok itu, Alvaro Radyana Putra.

Ah, sepertinya kalimat itu kurang tepat. Mari kita ganti dengan kalimat yang pas: seorang cowok player bernama Alvaro sedang merangkul ‘cewek Barbie’, yaitu cewek cantik dengan paras seperti Barbie namun terbuat dari plastik… dan tidak memiliki otak.

Betapa jahatnya pemikiran itu.

“Alvaro!” seruan itu terdengar dari meja yang ada di tengah kantin. Kini, banyak pasang mata mencari asal seruan tersebut. Termasuk Alvaro.

Alvaro memasang cengiran super lebarnya saat melihat teman-temannya berkumpul di satu meja, membentuk lingkaran kecil. “Eh, Juna,” balasnya singkat. Dia melepas rangkulannya dari ‘cewek Barbie’ itu. “Aku ke temenku dulu, ya,” izin Alvaro padanya.

‘Cewek Barbie’ itu mengangguk dengan wajah bahagia, Layla namanya. Layla sepenuhnya membiarkan Alvaro pergi menghampiri meja teman-temannya. Sesudah Alvaro pergi, Layla berlari kecil menuju teman-temannya yang ada di meja lain. Dari mimiknya, sepertinya cewek itu bercerita tentang pengalamannya menjadi pacar Alvaro.

Cih.

Seharusnya cewek itu tahu akibatnya.

Anggi berhenti mengamati kejadian serba drama tadi dan memilih fokus dengan makan siangnya yang belum terjamah.

Tiba-tiba, selera makannya hilang. Padahal sebelum drama tadi, perutnya keroncongan seperti belum makan sebulan.

Selama beberapa saat, Anggi cemberut. Ia menutup bekal makan siangnya dan berdiri dari kursi kantin.

Tapi, seseorang tiba-tiba mendorong bahu Anggi agar kembali duduk.

Anggi mendongak, hendak menyemprot orang yang bertingkah seenaknya itu. Tetapi ia terdiam ketika tahu pelakunya adalah Tara, sahabat baiknya sejak sekolah dasar.

“Demi apa Layla pacaran sama Alvaro?” tembak Tara langsung dengan raut cemas di wajah cantiknya, pertanyaan Tara persis seperti yang Anggi duga.

Kapan sih, topik obrolan Tara tidak melulu tentang Alvaro? Demi apa si itu pacaran sama Alvaro? Demi apa si ono pacaran sama Alvaro? Demi apa? Demi apa? Ngeselin! Bisa-bisa gue pecat Tara dari sahabat, batin Anggi kesal.

“Tanya aja sendiri sama yang bersangkutan,” ucap Anggi ketus dan berusaha kembali berdiri.

Bukan Tara namanya kalau tidak mendapatkan yang ia mau. “Gue nanya Layla, tapi dia nggak ngasih tau. Emang bener, tadi Layla dirangkul Alvaro sampe ke kantin?” desaknya seraya menahan bahu Anggi dengan kedua tangan.

Lihat selengkapnya