A Blessing in Disguise

Bambang
Chapter #8

7. Antara Dasa dan Sejarah

"Dasa Wardana. Nilai quiz: nol."

Selembar kertas dengan angka nol besar melayang bebas sebelum jatuh di meja Dasa.

"Dari 20 nomor, memangnya tidak ada yang kamu tahu satu nomor pun, Dasa?"

Dasa menghela pelan. Ia memang sengaja mengosongkan lembar jawaban quiz-nya.

"It's none of your business."

"But I'm care of you, Dasa."

"Gue nggak butuh dipedulikan!" Dasa setengah membentak. Untung siswa yang lain sudah pulang. Kalau tidak, mungkin Dasa dan Terra akan memberikan tontonan gratis pada teman-temannya.

"Luka di jari kamu bisa infeksi kalau tidak diobati," ucap Terra lagi, mengalihkan pembicaraan. Tanpa berpikir panjang, Dasa segera bangkit dari tempat duduknya dan melangkah keluar kelas.

"Kalau membentak saya kepuasannya sama dengan melukai diri sendiri, lakukan saja, Dasa! Saya tidak keberatan. Lampiaskan saja semuanya pada saya hingga kamu puas," ucap Terra yang kini mengikuti langkah Dasa. 

"Sok tahu!" Dasa mengumpat, tapi sangat lirih dan hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

"Kamu masih memiliki hutang pada saya 'kan? Saya ingin menagihnya sekarang. Boleh?"

Langkah Dasa terhenti seketika. Ia segera menoleh. "Buruan bilang, lo mau apa?"

"Ternyata kamu cukup bertanggung jawab, ya?" Terra tersenyum. Seharusnya manis, tapi malah tampak janggal dan creepy di mata Dasa. "Mulai sore ini, kamu akan les private sejarah dengan saya."

"Lo bercanda?"

Lihat selengkapnya