A Day in My Life

Ariny Nurul haq
Chapter #7

Berdirinya KPPA

Dari kasus Rio dan AGP  aku beserta teman-teman korban mereka sepakat membentuk komuninas untuk memerangi penerbit abal-abal. Komunitas itu diberi nama KPPA singkatan dari Komisi Pemberantasan Penerbit Abal-abal. 

Yang tergabung dalam KPPA ada 14 orang. Kami pun membentuk struktur komunitas.


Ketua: Virra, rekan penerbitku. Nanti aku ceritakan di babak II.

Wakil: diriku sendiri

Humas: Ikhsan Ardiansyah. Dia humaa kampusnya.


Sisanya sebagai agen rahasia yang membantu menyelidiki penerbit abal-abal atau terpercaya. Langkah tim KPPA adalah kepoin rekan-rekan sesama owner penerbit indie. Mereka masih jadi lini atau sudah berdiri sendiri (punya akta notaris). 

Kami bikin akun Facebook KPPA. Lalu, kami rilis ke status Facebook masing-masing personelnya. 

“Kalau kalian kena tipu atau mencurigai penerbit, laporan ke kami ya.”

Pertama-tama kami mengusut kasus Ami dan Juan dulu. Begini ceritanya.

***

Di Facebook aku  banyak berteman dengan penerbit mayor. Pada tanggal 1 Juni 2016 aku lihat postingan Penerbit Rumah Kreatif yang mencari naskah yang diterbitkan secara mayor. Berhubung aku banyak punya naskah, aku iseng kirim ke sana. Naskah yang kukirim adalah novel Cinta pertama atau pacar pertama (Kau Begitu Sempurna season 2) dan September Wish. Ajaibnya tanggal 3 Juni admin FB RK inboxku, katanya naskahku acc. Cinta Pertama make royalti, September Wish make jual putus. Jelas aja aku senang. 

Tanggal 5 Juni naskahku yang di acc itu covernya dah jadi. Yang bikin cover Ami Wulandari. Kebetulan, aku sudah bertemu dengan Ami ketika jalan-jalan di Yogyakarta kemarin.

Agak aneh sih mayor proses secepat itu. Terlebih cover udah ada MoU belum dikirim. Dua novelku di mayor lain satu tahun lebih nggak jelas kapan terbit. Penampakan cover pun kagak muncul-muncul.  Coba berbaik sangka aja. Aku desak admin RK buat kirim MoU. Tanggal 15 Juni aku ditelepon Juan Ganesha, head in editor RK katanya minta maaf atas keterlambatan kirim MoU. Sore harinya Mou dikirim lewat email.  

Begitu MoU dikirim si Juan inbox aku dia ngajakin duet novel. Temanya itu terinspirasi lagu Ebiet G Ade. Lagi nggak ada kerjaan, semua naskahku dah kelar tawaran Juan aku terima. Besok harinya dia ngirim outline. Mataku melotot baca outline. Jujur plotnya nggak banget. Ada amnesianya, hamper semua sinetron mengangkat hal itu. Karena nggak suka ya aku protes ke Juan, aku minta menjelang akhir yang nentuin plot aku. Tiga jam kemudian Juan membatalkan penggaran duet novel dengan alasan sibuk menyeleksi novel. 

16 Juni, Juan sms aku. Dia bilang “Ariny, kalau bisa carikan naskah untuk mayor. Kalau naskah yang kamu cari berhasil acc, nanti penerbit kasih bonus 100.000/naskah.” 

Aku pikir keren kalinya kalau aku buka lowongan penerimaan naskah semacam agency naskah gitulah. Bedanya kalau naskah yang masuk di aku masih berantakan aku suruh revisi dulu kalau dah bagus baru kirim ke penerbit. 

Dari pencarian itu ada dua naskah yang kukirim ke penerbit. Satu punya Mutiarasani dan satunya lagi punya Rean.

Naskah Rean yang berhasil di acc RK. MoU sama ma punyaku. Jadi yang kirim MoU ke Rean itu aku. 

17 Juni, akun line-ku di acc oleh akun bernama JUAN TAMBUWUN. Aku merasa Juan Tambuwun adalah Juan Ganesha. 

Aku chat si JT. “Halo, Anda Head in Editor Rumah kreatif bukan?” 

Chatku cuma dibaca. Dalam hati aku penasaran, soalnya Juan tambuwun berasa familiar banget di otakku. Iseng cek kronologi Ami, foto sampulnya ada cover novel Juan Tambuwun. Lagi-lagi aku kepo. 

Ami mengeles katanya bukan, hanya nama saja yang mirip.

Singkat cerita nama imprint RK yang kutangani Arsha Creative. Ajakin bi jamu Desi punya jadi selector naskah.  Setriap orang kudu YES or NO ke semua naskah. Kalau naskah dapet 2 YES berarti dinyatakan acc. Dari hasil seleksi itu hanya naskah Hardy zhu dan Mitha Juniar doing yang acc. 

20 Juni kecurigaanku mucul, aku merasa RK nggak beres. DP dan jual putus nggak dibayar-bayar. Biasanya mayor lain cepet kok bayarnya. 

Aku kepoin Ami. “Mi, kamu dah lama kerja di RK? Kamu kerja ngantor tah?”  

“Aku merasa RK nggak beres. DP dan jual putus nggak dibayar-bayar.” 

“Aku rasa sih nggak mungkin PHP, kalau mereka PHP mampus tuh diteror penulis.” 

Dua hari kemudian dia buka chat bersama isi anggotanya 22 orang. Semua anggota penulis RK, dan layouter RK. Di chat itu dia mengatakan curiga juga sama RK sebab gajinya sebagai desain cover nggak dibayar-bayar. Penghuni chat pada takut. Ami mencoba menenangkan mereka dan Ami berjanji bakal ngulik-ngulik tentang Juan.  

Ami juga bilang, dia barus di add ma line Juan. Penasaran line Juan, akuminta ke Ami. Si Ami ngirim semacam id card. Aku klik apa yang dikirim Ami, terus klik obrolan. Di luar dugaanku yang muncul adalah chatku sama Juan Tambuwun, berubah nama jadi Juan.

Seketika pikiranku tertuju ke Nathan Josua. Dia pernah ngajuin diri sebagai editor Arsha dan ngajak aku duet novel. Aku tolak karena aku meragukan kemampuan Nathan. Nathan juga pernah mau beli KBS satu  Bulan satu novel? Siapa takut! Tapi nggak jadi. Instingku mengatakan Juan Tambuwun dan Nathan adalah orang yang sama. Untuk membuktikan instingku benar atau nggak. 

Aku cek lagi DM chat sama Nathan Josua. Ternyata benar, guys. Walaupun si Nathan nggak jadi order bukuku Dia nyertain alamat lengkap. Alamatnya di Manado. Sama persis yang tertulis di MoU. 

Aku ceritakan hal ini ke Ami bahwa Juan Tambuwun dan Nathan Josua  adalah orang yang sama. 

Malam harinya Ami mengirimkan beberapa screenshot obrolannya tentang Juan. Isi screenshot itu menjelaskan Juan SMA, yang depresi karena dikekang ortu dan omanya meninggal. Dia dapet warisan 51 juta yang dititipkan ke gurunya. Sungguh, nggak masuk akal sekali. 

Lihat selengkapnya