A Day in My Life

Ariny Nurul haq
Chapter #13

Dikibulin Lagi

Tahun kedua Arsha Teen yakni 2016. Aku mulai merekrut tim. Pertama-tama rekrut tim marketing. Terdiri dari 20 orang dan 2 kelompok. Kelompok pertama tugasnya mempromosikan buku AT. Aku bayar mereka hasil penjualan. 5000/eks. Kelompok kedua mempromosikan paket penerbitan. Dalam kata lain dia ngajakin orang nerbitin di AT. Tiap dia berhasil mengajak orang nerbitin di AT, dia dapet bagian 50.000.

Bulan April 2016 mulai tim pembantai naskah. Terdiri dari 7 orang. Diketua oleh Bi Jamu Desi TR. Walaupun demikian tetep aja yang bantai naskah orang aku sendiri. Pembantai naskah special menangani naskah yang super duper parah. Aku sering ngomel sendiri kalau liat naskah yang parah. Aku sadar tugas pembantai naskah itu melelahkan dan butuh ekstra kesabaran, makanya mereka aku kasih jatah 10.000/eks. Nggak apa deh aku cuma ngambil untung 2-3000. Yang penting AT bisa memuaskan penulis.

Alhamdulillah, selama hampir 2 tahun AT berdiri jarang banget ada penulis komplen. Paling mereka komplen ada ‘typo’ kelewat edit. Yang namanya typo mah biar 10 kali baca ulang, tetep aja terlihat pas buku dicetak. Padahal sebelum naik cetak, aku minta penulis baca naskahnya sekali. Guna ngecek typo. Harusnya bukan salahku lagi, tapi tetap aja aku ngerasa nggak enak. Akhirnya aku berjanji ke penulis yang komplain tipo, the next cetakan tipo bakal direvisi. 

Juni 2016 aku rekrut desainer cover yakni Rizky Kurniawan. Awalnya aku nerbitin novel #MelepasmuUntukSementara nah si Rizky kirim desain cover buat novelku. Aku suka sama bikinan dia, akhirnya aku ajakin gabung di AT dengan bayaran 5000/eks. Alhamdulillah, dia setuju.

***

Juli 2016

Ketika lagi heboh-hebohnya kasus penerbit MM, Mbak Rina owner Lovrinz Publishing mengirim inbox ke aku. Isinya menyatakan Arsha Teen sendiri sudah punya akta notaris belum? Soalnya cek di web PNRI tak ada nama ‘Arsha Teen’

Aku jawab aja Arsha Teen masih jadi lini Pena House. Kata Virra, ISBN lini itu makai ISBN induk.

Mbak Rina bilang, apa yang dikatakan Virra itu bohong. Yang namanya lini itu ISBN bisa makai nama lini tersebut bukan induk. Contohnya Wahyu Qolbu, lini Agromedia, tapi ISBN atas nama Wahyu Qolbu sendiri.

Mbak Rina juga mengatakan, kalau semua buku Arsha Teen nggak dikirim ke PNRI. Jika dikirim harusnya buku AT preliem halaman 2 tertulis ‘kerjasama’.

Perasaanku campur aduk. Antara marah dan sedih. Orang yang sudah kuanggap saudara ternyata membohongi aku. Selain itu, aku sudah menyisihkan keuntungan penerbitan yang sudah tidak seberapa buat bayar 2 eks kirim bukti terbit ke PNRI, Rp50.000,- dan ongkir tiap judul yang ISBN-nya keluar. Kalau ditotal jumlah buku Arsha Teen ada 30 judul. 50 ribu x 30= 1.5 juta. Ternyata masuk kantong pribadi.

Aku langsung minta penjelasaan Virra. Tentu saja dengan mengirimkan screenshot inbox Mbak Rina. Si Vira malah nyolot nggak ngaku, malah mengatakan Mbak Rina tukang hasut. Aku screenshoot perkataan Virra lalu kirim ke Mbak Rina. Mereka berdua pun perang status.

Dua hari kemudian Virra minta maaf bahwa selama ini all lini nggak masuk dalam akta notaris dan semua buku buku lini belum dikirim ke PNRI. Dia juga berjanji upgrade akta notaris dengan memasukkan seluruh nama lini. Aku pegang janji Virra, kalau sampai dia bohong lagi aku bongkar kasus Virra.

Virra menepati janji di awal Agustus 2016, nama Arsha Teen sudah terdaftar di PNRI. ISBN Arsha Teen keluar atas nama sendiri. Namun, Virra berulah, dia makai akun Arsha Teen buat daftar ISBN buku Pena House hasil event terbit gratis. Alasannya Virra dia nggak bisa daftar ISBN karena sudah overload 500 judul buku. Ulah Virra itu mengakibatkan akun Arsha Teen dikunci PNRI sampai kirim buku terbit ke PNRI.

Aku tagih Virra kapan mengirimkan buku Arsha Teen ke PNRI. Jawabannya selalu ‘ntar’. Banyak alasan, lagi hamil lah, sibuk lah dan lainnya. Virra udah nikah. Bukan sama Wawan. Namun, cowok yang katanya penyair. Penulis puisi. Lakinya ini bantuin Virra mengelola Pena House.

Aku capek dan merasa di titik putus asa. Apa aku harus menutup Arsha Teen? Ternyata Tuhan Maha Baik. DIA memberi pertolongan tepat pada waktunya. Pertolongan Tuhan melalui Mbak Vanny. Dia memperbolehkan aku memakai akun Multisia buat daftar ISBN Arsha Teen dengan satu syarat aku harus membantu dia mengurus Multisia dalam hal editing dan layout. Aku setuju dengan tawarannya. Akhirnya bisa bernapas lega Arsha Teen bisa tetap berdiri tanpa Miss Ngibul.

Bulan November dunia literasi kembali heboh. Banyak penulis mengeluh karena buku orderan mereka tak kunjung sampai lebih 3 bulan. Mereka di antaranya : 

Lihat selengkapnya