A Day in My Life

Ariny Nurul haq
Chapter #15

Kasus Percetakan Serba

17 Juli 2017

Aku pikir Arsha Teen lepas dari Miss Ngibul akan tentram dan damai tanpa ada masalah. Nyatanya aku salah. Keapesan masih saja menghampiriku. Aku kena tipu lagi. Kali ini yang menipuku adalah Mas Denny owner Percetakan Serba.  

Awal mula aku mengenal Mas Denny adalah ketika Mbak Vanny memintaku mengurus buku Mbak Arikmah Kamal. Jadi ceritanya si Mbak Arikmah ini mau cetak 100 eks tapi nggak mau keluar duit banyak. Dia cuma mau bayar Rp. 2.000.000,-. Mau nggak mau aku harus cari percetakan paling murah, yang bisa cetak 100 eks dengan biaya di bawah dua juta. Biar tetap ada untung, walaupun sedikit.

Akhirnya aku ingat sesuatu. Mbak Rina dulu pernah bilang kalau dia pernah lihat buku terbitan Miss Ngibul cetak di Mas Denny. Kata Mbak Rina pun harganya murah, 50/5000. Aku survei beberapa orang, mereka mengatakan Mas Denny bisa dipercaya. Aku menghubungi WA Mas Denny bilang mau cetak di Serba. Sepakat buku Mbak Arikmah cetak di Serba.

Seminggu kemudian buku Mbak Arikmah selesai cetak. Namun, ada konflik 6 hari tak kunjung sampai karena pengiriman memakai Travel Kurnia. Aku sama Mbak Vanny panik. Takut Mas Denny nipu, soal keterlambatan kurir hanya akal-akalan. Untung Mbak Vanny gesit meneror Mas Denny, buku Arikmah sampai dengan selamat. Itupun diambil dari Travel Kurnia.

Aku ketagihan cetak di Serba, Percetakan Lovrinz menetapkan aturan kudu cetak minimal 10 eksemplar. Selain murah Serba percetakan bisa cetak minimal dua eks. Prinsip keluargaku dari dulu ‘kalau ada yang murah ngapain bayar mahal?’

Lima kali cetak di sana lancar, tapi lama-lama Mas Denny mulai menyebalkan. Dari buku orderanku ketinggalan cetak, halaman terbalik, ukuran buku lebih kecil dari 13x19 cm dan puncaknya terakhir cetak buku Abdul Salam proses cetak ngaret. Dia bilang buku udah dikirim, tapi aku minta resi nggak kunjung dikasih. WA-ku selama seminggu nagih resi nggak Cuma dibaca tanpa dibales. 

Sekarang aku paham kenapa Virra lama banget kirim buku bahkan sampai tiga bulanan. Mungkin selain uangnya diputar dulu sama Virra untuk kebutuhan pribadi, emang dasarnya Percetakan Serba super lemot. Mesti diteror dulu kapan memberi resi. Aku capek, aku ancam beberin ke FB kalau Serba nipu. Akhirnya Mas Denny bales WA-ku.

Aku:

Tuh aku dikepoin penulis lagi. Kenapa lama banget sih kirim resi? Biasanya juga cepet.


Mas Pait: 

Karyawanku keluar 2 mbk… mesin juga lg trouble. buku sudah jadi tp sore ini gak nutut tak kirim. besok pagi tak kirim. Bilang aja ke penulisnya percetakan mesin lg bermasalah. Lambat kan sekali2 gak papa mbak. namanya jg mesin dan manusia. yang penting saya nggak nipu mbak.


Betapa kesalnya aku dengan jawabannya. Sekali-kali lambat nggak apa-apa? Dia nggak paham nggak enaknya kirim orderan lama. Merasa bersalah ke penulis. Belum lagi kalau penulisnya nggak sabaran, suka neror dan mencap penerbit menipu.

Buku salam dikirim esok harinya. Resi langsung keluar. Aku bernapas lega. Kalau seandainya aku ikut kontes menyanyikan pasti sujud syukur karena lolos dari eliminasi.

Sehabis lebaran Mas Denny nawarin aku cetak di Serba lagi. 

Lihat selengkapnya