A Day in My Life

Ariny Nurul haq
Chapter #27

Orang Lama Tetap Pemenangnya

Sebulan belakangan, aku oleh lagi ke dua manusia yang sudah meribetkan masa kecilku. 

Ada Taufan, dia makin rajin membalas story Whatsapp-ku. Dia suka mengajak diskusi persoalan agama. Dari pernikahan, khitbah, poligami dan sebagainya. Jujur, aku merasa nyaman. Aku tipe cewek banyak bertanya, sedangkan dia bisa menjawab semua pertanyaanku. Terlihat sekali dia berwawasan luas. Ditambah kesaksian teman-temannya yang masih satu sekolah sama dia sampai SMA, mereka sepakat bahwa Taufan greenflag banget. Nggak pernah neko-neko. Aku makin galau. Seperti ada rasa penyesalan telah menyia-nyiakannya.

Lalu, ada juga Arizal. Sejak aku tahu dia menikah di tahun 2020, aku jaga jarak. Hanya jadi penonton story Instagramnya. Namun, beberapa bulan ini dia sering membagikan postingan berisi ayat Al-Qur.’an tentang kegalauan hati dan ditambah dia ada update story ‘Pria jatuh cinta sekali, sisanya melanjutkan hidup.’

Hatiku berfirasat bahwa terjadi sesuatu dengan hubungannya dengan bininya. Mungkin berantem atau sudah cerai. Mau bertanya langsung, nggak enak.

Saat aku bersih-bersih nomor kontak di Whatsapp, aku lihat nomor Arizal sudah nggak tersambung ke Whatsapp lagi. Aku penasaran apakah dia ganti nomor? Akhirnya aku tanya di DM Instagram.


Aku:

Ri, nomor WA-mu nggak aktif lagi ya?


Arizal:

Iya, Rin. Nih nomorku. 083xxx


Aku: 

Nomornya cantik.


Arizal: 

Cantikan juga kamu.


Aku:

Njir, sa ae gombalnya. Ntar binimu ngamuk loh. Aku WA dia marah nggak?”


Arizal:

Aku masih singel kali. Kemarin tuh gagal nikah pas covid.


Hah? Gagal nikah? Berasa cerminan diri dan de javu. Aku iseng buka naskah lama berjudul ‘Melepasmu untuk Sementara’ ditulis tahun 2015. Di bab menjelang ending, aku menemukan dialog.


Hay, Rin kamu lagi ngapain?

Ajaib, rasa lelah yang bertengger di badan lenyap seketika. Arizal bukan saja jadi penyemangatku dalam berkarya namun dia juga mampu memberikan energy baru di badanku. Nggak salah aku mencintainya.

Dengan semangat 45, aku mulai chat sama dia.

Aku: Hay juga, Rizal. Aku lagi di mobil nih perjalanan pulang ke Solo abis dari ngisi acara seminar di Semarang. Kamu sendiri lagi ngapain? Tumben chat aku?

Arizal : Aku lagi nyantai aja kok. Waw, kamu sekarang makin keren ya Rin. Sedangkan aku dari dulu sampai sekarang gitu2 aja hidupku. Aku jadi malu sama kamu.

Aku : Ah, kamu bisa aja, Zal. Aku belum ada apa-apanya kok. Btw kamu chat sama aku pacarmu nggak marah nih?

Arizal : Pacarku yang mana? Hehehe. Nggaklah. Aku dah putus kok sama pacarku.

Aku : Hah? Serius? Kalian putusan bukan karena aku kan?

Aku pura-pura kaget mendengar mereka putusan. Padahal dalam hati senang bukan main, akhirnya ada kesempatan buatku memperjuangkan cinta pertama.

Lihat selengkapnya