Senang rasanya liburan kali ini aku bisa menghabiskan waktu bersama orang tuaku. Ketika aku tiba di bandara Kota X, aku merasa sangat bersemangat. Apalagi ketika tahu bahwa ayah akan menjemputku. Kulihat dia dari kejauhan sedang mencari-cari aku. Aku pun langsung berlari ke arahnya dan memeluknya sambil bertanya, "Ayah apa kabar? Sudah makan?" Ia pun menjawab, "Sudah, Na. Kabar ayah baik sekali." Setelah itu kami berdua pun berjalan menuju mobil untuk pulang ke rumah. Setibanya di rumah, kakak, adik, beserta ibuku sudah menyambutku di rumah. Bahkan ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanku, opor ayam.
"Kiana, masih ingat kami toh?" ejek kakakku yang bernama Mia. Memang, di antara kami sekeluarga, hanya aku lah yang merantau. "Masih lah! Enak aja," jawabku. "Lagian kakak kerja jauh-jauh banget sih. Kayak di sini ga ada kerjaan aja," ucap Noah, adikku yang masih kecil. Mendengar ucapan Noah, ayah yang sudah lapar pun berkata, "Sudah-sudah, ayah sudah lapar nih. Daritadi nungguin Kiana di bandara. Mending kita makan aja." Semua pun mengangguk dan menyetujui usulan ayah.
Kami sekeluarga pun menyantap habis semua makanan buatan ibu yang ada di meja makan. "Makanan ibu emang juara," ucapku sambil menunjukkan jempolku kepadanya. Aku yang begitu lelah pun langsung menuju kamarku untuk beristirahat. Setelah 2 jam aku beristirahat, akhirnya Noah membangunkanku. "Kak, jangan males kak. Diajak pergi tuh sama ayah," ucapnya seraya memukulku menggunakan bantal. "Noah! Kakaknya jangan dipukul gitu dong," ucap ibu sambil menegurnya. Aku pun akhirnya bangun akibat dari pukulan Noah. Lalu dengan segera aku mengganti pakaianku dan pergi bersama ibu dan ayah.
"Emangnya kita mau ke mana sih?" ucap Kak Mia. Namun ayah dan ibu tidak menjawab pertanyaannya. Aku yang juga penasaran pun akhirnya bertanya, "Kita mau ke mana, bunda?" dan sama seperti Kak Mia, aku pun tidak mendapat jawaban apapun dari ayah dan bunda. Noah yang juga penasaran pun akhirnya melontarkan pertanyaan yang sama dengan aku dan Kak Mia. Namun sama seperti aku dan kakak, pertanyaan Noah juga tidak dijawab.
Seetelah sekitar 45 menit perjalanan dari rumah, kami pun sampai di sebuah rumah yang terletak di kaki gunung. Rumah tersebut memiliki pemandangan kota yang sangat menakjubkan ketika kami datangi di malam hari. "Yaelah. Ternyata ke rumah nenek toh," ucap Noah kepada kami semua. "Hehe. Ayah dimintai tolong oleh nenek untuk mencari barang miliknya. Ayah ajak kalian sekalian kalian refreshing biar ga bosen di rumah terus," jawab ayah sambil tersenyum.