A Good Father

Lilian
Chapter #5

Part Of The Family

DAPHNE

Setiap setahun sekali, aku dan lainnya mengadakan pesta kecil-kecilan. Biasanya hanya ada aku, Jake dan Clara. Namun, tahun ini kami mengundang Aiden dan Chloe. Kami mengajak Chloe agar Chloe bisa bersenang-senang, setelah dua bulan bersama kami. Kami mengundang Aiden karena anak itu memaksa. Tahun lalu, kami sempat ingin mengundang Aiden, tetapi anak itu sakit.

“Bagaimana sesi terapinya, Paman Jake?” tanya Chloe.

“Aku seperti pria baru dan kamu masih tidak memiliki teman,” jawab Jake dengan nada sindiran.

Aku hampir lupa dengan perjanjian bodoh yang Jake buat bersama Chloe. Hal itu merupakan alasan, mengapa mabuk adalah hal yang buruk. Aku tidak mengira kakakku akan sebodoh itu hingga menyetujui perjanjian tanpa pikir panjang. Tentu saja, Chloe tidak ingin membantalkan perjanjian itu karena mereka sudah melakukan janji kelingking.

“Membuat teman tidak semudah pergi ke terapi! Paman tidak tahu karena Paman sudah tua,” protes Chloe.

“Chloe, apa kamu bisa tolong bibi Clara di dapur? Dia sepertinya membutuh bantuan,” ucapku yang tidak tahan dengan pertengkaran bodoh itu

“Jadi, Jake … aku ingin bertanya sesuatu,” ucapku yang menghampiri Jake.

Aku sebenarnya ingin menawarkan Jake untuk mengadopsi Chloe karena aku menyukai Chloe. Selain itu, aku akan dipecat jika merawat Chloe tanpa izin. Dengan meminta Jake yang mengadopsi Chloe, pekerjaanku mungkin selamat. Lagi pula, Jake sudah punya anak dan mungkin lebih berpengalaman dariku.

“Perasaanku tidak enak,” balas Jake.

“Jadi, kamu mengetahui bagaimana aku menyogok pihak panti agar bisa merawat Chloe. Permasalahannya, mungkin beberapa orang sudah mulai curiga. Jadi, aku ingin meminta kamu mengadopsi Chloe. Apa kamu mau melakukan hal itu?” ucapku dengan terbata-bata.

“Hahaha. Tentu saja, tidak! Aku tidak siap untuk menjadi ayah sekali lagi. Lagi pula, kamu bisa mengadopsinya. Kenapa aku?” balas Jake yang terdengar marah.

“Jake, apa kamu ingat saat kamu baru menjabat? Kamu tertipu dan kehilangan uang yang cukup banyak. Perlu kamu ingat juga, itu uang perusahaan. Kamu memecat beberapa orang atas kesalahan kamu. Aku penasaran, bagaimana perasaan orang-orang itu saat mengetahui harus dipecat karena atasannya yang bodoh?” ancamku.

Ya, Jake sangat mudah ditipu. Namun, uang perusahaan adalah kebodohan terbesar Jake. Aku mengetahui hal itu dari Clara, aku tidak menduga aku bisa mengancam Jake dengan hal itu. Aku mungkin akan merasa buruk, tetapi biarkan saja. Aku butuh menyelamatkan pekerjaanku. Kakakku tercinta pasti akan mengadopsi Chloe setelah ancaman ini. Aku merasa sungguh pintar.

“Jangan berani kamu bilang hal itu kepada orang lain! Lagi pula, aku memberikan tunjangan dan memberikan pekerjaan di perusahaan lain. Baiklah! Aku akan mengadopsi Chloe. Clara bodoh! Harusnya aku tidak cerita kepadanya,” ucap Jake lalu pergi dari hadapanku.

***

CLARA

Membuat kue adalah hal yang paling menyenangkan, ditambah menggunakan oven mahal milik Jake. Jake membeli oven sebagai hiasan. Aku tidak akan pernah mengerti pikiran seseorang yang terlahir kaya. Namun, aku sedikit menikmati pembelian bodoh yang Jake lakukan. Seperti, kulkas bodoh yang mengeluarkan batu es otomatis.

“Bibi Clara! Apa ada yang aku bantu?” ucap Chloe yang datang entah dari mana.

“Tidak, tetapi kamu bisa duduk dan melihat Bibi membuat kue,” balasku sambil tersenyum.

“Aku tidak tahu paman Jake mempunyai peralatan untuk membuat kue,” ucap Chloe.

“Tidak, Chloe. Ini adalah perhiasan dapur, agar tidak terlihat sepi,” balasku yang penuh sindiran.

Sekarang aku menyadari mengapa Daphne membenci Jake saat sedang berbelanja. Loyang kue ini Jake beli karena merasa akan membutuhkannya suatu hari. Jake bahkan tidak bisa memasak mi instan, apa yang pria itu harapkan. Namun, ketika aku ingin meminjamnya Jake akan marah dan menyuruh aku menggunakan di rumahnya. Lucu sekali Jake, aku harus datang pagi-pagi membuat kopi yang simpel. Aku tidak membeli mesin kopi karena Aiden tidak menyukai bunyinya.

“Aneh. Paman Jake sangat aneh, tetapi Bibi masih mau berkencan dengan dia. Memang cinta itu buta,” ucap Chloe yang membuatku terkejut.

“Tidak! Tidak! Aku dan paman Jake tidak berkencan. Kami seratus persen teman,” sangkalku.

“Lalu, di mana istri paman Jake?” tanya Chloe.

“Panjang ceritanya, tetapi mereka sudah bercerai. Itu adalah masalah orang dewasa,” jawabku.

“Apa Bibi juga sudah bercerai?” tanya Chloe. Aku terkadang lupa anak kecil suka sekali bertanya hal yang tidak penting.

“Tidak. Aku tidak pernah menikah. Berhentilah bertanya, kue ini bisa tidak sempurna nanti,” jawabku yang membuat Chloe terdiam.

Lagi pula, aku tidak yakin Chloe mengerti perceraian. Aiden tidak mengerti apa itu bercerai hingga umur 10 tahun. Selama ini Aiden mengira kalau aku dan ayahnya menikah, tetapi tidak ingin bersama. Anak kecil membuatku kehabisan akal. Namun, Chloe adalah anak yang pintar. Mungkin, Chloe lebih mengerti daripada Aiden saat seumur dirinya.

Lihat selengkapnya