CLARA
Jake mengajakku bertemu untuk makan malam bersama. Sudah sebulan berlalu, Jake sudah mengurus semua masalahnya dengan Katherine. Jake tidak menceritakan detailnya, dia selalu menghindar saat aku bertanya. Aku hanya bisa diam karena itu bukan urusanku. Mungkin, aku hanya bisa membantu sebisaku. Jake begitu sibuk mengurusi Katherine, terkadang dia menitipkan Chloe kepadaku. Jake memastikan Katherine tidak akan mengganggunya lagi. Setelah melakukan tes kejiwaan, Katherine memiliki sakit kejiwaan. Aku tidak mengetahui detail, tetapi aku merasa kasihan.
Lupakan semua hal itu, aku hanya ingin bersenang-senang malam ini. Jake bilang, makan malam ini adalah kencan pertama kami. Awalnya, aku menolak. Jake tidak keberatan dengan hal itu, tetapi aku malah memikirkannya. Aku mengumbah pikiranku dan memberikan Jake kesempatan. Jake sungguh baik dan tetap menunggu jawabanku, walau aku menjawab beberapa minggu kemudian. Aku adalah masalahnya.
Setelah selesai berdandan, aku langsung menghampiri Jake. Jake sudah menunggu di depan rumahku sedari tadi. Jake terlihat tampan dan gugup. Jake membuka pintu mobil untukku, tidak seperti biasanya. Aku hanya bisa tertawa karena aku tidak biasa dengan hal itu. Biasanya aku menolak diperlakukan seperti itu, tetapi aku ingin menikmati yang satu ini. Mobil pun berjalan dan Jake hanya diam saja. Pria itu benar-benar gugup.
“Aku tidak pernah melihat kamu gugup seperti ini,” candaku yang berusaha mencairkan suasana.
“Ini kali pertamaku berkencan setelah bercerai. Aku lupa cara berkencan,” ucap Jake yang membuatku tertawa.
“ayolah, Jake. Anggap saja, seperti makan malam kita biasa. Tidak ada tekanan,” balasku sambil tersenyum kepada Jake.
Pada akhirnya, Jake berusaha untuk tidak canggung. Jake berusaha berbicara denganku, seperti biasa kami berbicara. Jake berbicara tentang Chloe dan semua kesenangan yang mereka lakukan. Jake terlihat begitu senang saat membahas Chloe. Mendengar bagaimana Jake begitu senang memiliki Chloe, membuatku ikut senang. Apalagi, Jake begitu senang saat Chloe memanggilnya ayah. Jake sungguh lucu saat membicarakan hal itu.
Tanpa kami sadari, kami sudah sampai tempat tujuan. Aku terkejut. Jake membawaku ke tempat pertama kami bertemu. Restoran ini, adalah tempat aku bertemu dengan Jake. Tempat ini, sekarang terlihat begitu bagus. Tidak seperti saat aku bekerja di sana. Aku rindu masa-masa itu. Jake memesan tempat di rooftop, tempat kesukaanku. Kami duduk berhadapan dan kali ini, Jake menarik kursiku untuk aku duduk. Itu membuatku tertawa sekali lagi.
“Apa kamu suka? Aku membuat perubahan sedikit pada tempat ini,” ucap Jake.
“Beda sekali. Bagaimana kamu meyakini pemilik restoran ini untuk renovasi?” tanyaku.
“Tidak. Aku membeli tempat ini dan merenovasinya. Saat itu restoran ini akan tutup karena kekurangan biaya dan aku membelinya. Apa kamu suka?” tanya Jake sekali lagi.
Aku terdiam saat mendengar itu. Memang restoran ini adalah restoran tua yang akan bangkrut, bahkan saat aku bekerja di sini. Namun, aku tidak menduga Jake akan membeli restoran ini. Pantas, restoran ini terlihat begitu mewah. Restoran ini, dulu begitu tua bahkan beberapa struktur bangunan akan runtuh. Jake berhutang penjelasan kepada tentang restoran ini. Bagaimana bisa dia tidak pernah bercerita tentang hal ini.
“Aku menyukainya. Hanya saja, aku tidak menduga kamu membuang waktumu untuk restoran yang bahkan aku tidak sukai, dulu. Sekarang, aku menyukai restoran ini,” ucapku yang kegirangan. Di saat yang bersamaan pelayan memberikan kami buku menu. “Apakah menunya masih seperti dulu? Aku tidak sabar melihatnya.” Aku langsung membuka menunya.
“Ada sedikit perubahan. Namun, menu kesukaan kamu masih ada,” balas Jake.
Pada akhirnya, kami menghabiskan waktu di restoran itu lebih lama. Jake mengajakku untuk melihat-lihat sekitar. Jake juga mengajakku ke bar restoran. Kami minum alkohol sedikit. Aku sungguh bersenang-senang malam ini. Kami berdua sampai lupa waktu. Kami bersenang-senang hingga tengah malam. Aku baru menyadari hal itu saat Aiden menghubungiku. Mendapat panggilan itu, menandakan aku harus pulang secepat.
***