A Good Father

Lilian
Chapter #14

What To Do

JAKE

Bagaimana aku bisa membiarkan hal ini terjadi. Harusnya, aku mengetahui Katherine tidak akan diam saja. Aku tidak akan kehilangan anak untuk kedua kalinya. Aku akan membunuh kedua orang itu, jika mereka melukai Chloe. Aku harap Chloe bisa bertahan sampai aku mencairkan uang itu. Aku harus segera mengurus ini semua. Aku tidak akan membiarkan Chloe lebih lama dengan orang-orang itu. Ini sudah sore hari, jadi aku harus buru-buru.

Aku segera mengambil kunci mobilku dan keluar dari apartemen. Saat aku membuka pintu apartemen, ada Clara yang ingin mengetuk pintu. Aku lupa, jika aku memiliki janji untuk menghabiskan sore ini bersama Clara. Clara langsung masuk ke dalam apartemen dan membiarkan aku bingkisan. Aku hanya bisa memaksakan diriku tersenyum. Aku tidak ingin Clara mengetahui hal ini.

“Aku tidak sabar untuk pergi. Omong-omong, di mana Chloe? Biasanya dia menyapaku saat aku datang,” tanya Clara yang membuatku bingung.

“Dia sedang tidur. Daphne akan menjaganya,” jawabku dengan gugup.

“Jake, apa kamu lupa? Kita akan pergi bersama Chloe. Lagi pula, Daphne sedang berada di luar kota. Apa semuanya baik-baik saja?” aku benar-benar lupa dengan semua hal itu. “Jake, apa Chloe baik-baik saja? Aiden bilang, sopir yang tadi menjemputnya bukan sopir yang biasa. Apa sesuatu terjadi?” aku terdiam mendengar ucapan Clara.

Aku tidak mengetahui, harus mengatakan apa kepada Clara. Kami berjanji tidak akan ada rahasia lagi. Namun, aku tidak ingin melibatkan Clara dalam hal ini. Apalagi, pria itu adalah orang yang menyebabkan ini semua. Aku terpaksa harus berbohong kepada Clara. Aku akan menjelaskan semuanya saat aku sudah menebus Chloe.

“Ya, aku lupa bilang. Chloe pergi main ke rumah temannya, nanti malam baru pulang. Lalu, aku ada urusan. Maaf, aku harus menunda kepergian kita,” ucapku.

“Baiklah. Kalau seperti itu, aku akan pulang. Dadah,” balas Clara. Clara pergi dengan mengecup pipiku.

Saat Clara benar-benar pergi, aku langsung bergegas pergi. Aku akan pergi mengambil uang itu dan segera menembus Chloe. Aku harus berhati-hati, aku tidak ingin membuat satu orang pun curiga. Aku tidak akan melibatkan siapa pun hingga aku melapor kepada polisi. Aku harap semuanya berjalan dengan lancar.

***

Beberapa jam kemudian. Aku berhasil mendapatkan uang itu. Sekarang, aku hanya perlu menunggu pria itu datang. Dia memintaku bertemu di sebuah gang yang sepi. Aku hanya bisa menunggu dengan sabar. Tak lama, sebuah mobil datang. Pria itu keluar dari mobil itu. Samar-samar, aku bisa melihat Chloe yang menunggu di dalam mobil.

Pria itu terlihat menyeramkan. Terakhir kali aku melihatnya, adalah saat aku memasukkan dia ke dalam penjara beberapa tahun yang lalu. Dari semua hal yang dia lakukan, aku tidak menduga dia berani menculik seorang gadis kecil. Aku tidak menduga dia semurah itu. Namun, aku yakin dia melakukan itu atas suruhan Katherine. Tidak ada yang menginginkan Chloe selain Katherine seorang diri.

“Apakah tas itu berisikan uang yang aku minta?” tanya Alex tanpa basa-basi.

“Iya. Berikan aku Chloe dan aku akan memberikan kamu uang ini,” jawabku dengan ketus.

“Mengerikan. Apa kamu tahu? Katherine bahkan belum berbicara dengan gadis kecil itu, sedangkan aku dengan baik hati menawarkan kamu untuk mengambil anak itu. Harusnya, kamu berterima kasih kepadaku. Jake, aku selalu iri dengan dirimu. Memiliki harta yang banyak, pacar yang cantik, putri yang menggemaskan, dan adikmu juga terlihat cantik. Sayang, dia sedang tidak ada di sini,” ucap Alex yang membuatku tidak mengerti.

“Apa yang kamu mau? Tidak perlu basa-basi busuk,” tegurku.

“Aku hanya ingin mencurahkan hati itu. Apa itu tidak boleh? Aku mengerti, kamu tidak pernah mengalami kesusahan di dalam hidupmu. Kamu memiliki koneksi di mana-mana. Mengerikan. Itulah hal yang tidak kamu mengerti. Kamu hanya orang bodoh yang terbantu dengan hartamu. Tanpa uang itu, apa yang bisa kamu lakukan?” pria itu seakan menguji kesabaranku.

Dia seakan mengulur waktu. Aku bisa melihat, Chloe yang melambaikan tangannya agar aku melihat. Aku sangat muak mendengar omong kosong pria ini, jadi aku melempar tas berisi uang itu kepadanya. Pria itu tersenyum sinis seakan mengetahui aku akan melakukan hal itu. Pria itu langsung membuka tasnya dan mengecek uang tersebut. Tiba-tiba, pria itu tertawa tanpa alasan yang jelas. Dia menertawakan uang itu. Aku tidak mengerti apa yang berada di otak orang itu.

“Sayang sekali. Uang ini sepertinya tidak cukup untukku,” ucap pria itu yang membuatku terkejut. Pria itu berdiri di hadapanku dan menatapku dengan begitu tajam. “Aku tahu, uang ini adalah hal yang kecil untukmu. Jadi, aku mau lebih.” Pria itu semakin terdengar tidak masuk akal. Itu membuat emosiku terpancing, tetapi aku harus tetap tenang.

Tiba-tiba, pria itu mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke dadaku. Aku tidak menyadari pria itu menyembunyikan sesuatu di kantong jaketnya. Aku hanya bisa terdiam, tidak mungkin aku melawan pria itu. Pistol itu asli. Pria itu hanya bisa tertawa melihat diriku yang tidak bisa melakukan apa-apa.

“Kamu memiliki koneksi di mana-mana, bukan. Aku ingin kamu membuatkan aku identitas baru. Aku akan berpura-pura mati dan kabur dengan identitas baru itu, sekaligus uang ini. Apa kamu bisa melakukan hal itu?” tanya pria itu.

“Ya. Aku bisa. Apa yang kamu inginkan? Menghapus jejak kriminal, menghapus riwayat hidup, membuat identitas baru. Aku bisa melakukan itu semua,” jawabku.

“Hahaha. Aku selalu mengetahui kamu bisa melakukan hal itu. Namun, apa jaminannya agar kamu tidak melaporkan semua ini kepada polisi?” ucap pria itu yang tidak percaya kepadaku.

“Aku tidak membawa polisi sekarang. Jadi, kamu bisa percaya kepadaku. Aku akan melakukan semua yang kamu minta,” balasku dengan pasrah.

Pria itu langsung memukul kepalaku dengan pistol miliknya. Aku terjatuh ke aspal dengan darah keluar dari dahiku dan pria itu hanya bisa tertawa dengan begitu senang. Tidak hanya itu, pria itu menginjak telapak tanganku agar aku tidak bisa melawan. Saat aku berusaha bangun, pria itu langsung menendang kakiku agar aku tidak bisa berdiri. Dia terlihat puas hingga menendang perutku dengan begitu kencang. Pria itu menyeretku hingga ke bagasi mobilnya.

Lihat selengkapnya