"KYAAAAAAA!"
Nero melihat siswi-siswi yang berteriak hanya karena seekor
serangga yang terbang mengelilingi ruangan, sementara Yua dengan segulung koran
ditangan berusaha untuk membunuh serangga itu, hanya satu ... namun serangga
itu membuat para siswi di kelas berteriak dan diam di sudut ruangan, Izu dan
Yua tidak termasuk.
"Fuwa, mengapa mereka berteriak saat melihat serangga itu,
sementara Yua dan Izu tidak?" tanya Nero sembari terus menerus menarik
lengan seragam Fuwa.
Fuwa melepas paksa tangan Nero dari lengan seragamnya.
"Karena mereka berbeda, mereka berdua tidak takut dengan serangga itu
seperti yang lain."
"Takut itu apa?"
"Seperti itu." Fuwa menunjuk seorang siswi yang
berlarian kesana kemari karena serangga terbang itu dan dibelakangnya ada Yua
dan Izu mengejar.
"Berlari dari serangga? Nero tidak mengerti."
"Maksudnya Fuwa itu ... perasaan takut itu seperti..."
Aruto terdiam, kata-kata yang sudah disusun sedemikian rupa olehnya hilang
begitu saja di otak. "Mekanisme pertahanan tubuh...?" Aruto blank
seketika.
"Mungkin bisa dibilang saat kau ketakutan itu pasti kamu
ingin menjauh dan menghindar dari suatu hal."
"Seperti anak kelas yang takut dengan Asakura-sensei?"
Fuwa berdeham. "Yaーya ... bisa
dibilang seperti itu."
"Begitu toh." ucapnya sambil mengangguk pelan.
Dak! Suara gulungan
kertas yang lumayan keras bergema di kelas.
"BANGSAT MUKA GUA!" Fuwa berteriak sesaat setelah wajahnya
bertabrakan dengan segulung koran di tangan Yua.
"Maap, tadi tuh kecoa nempel di jidat kamu."
"Kan bisa ngomong dulu ke gua, gua bisa ambil pake
tangan."
"Tapi kalo kamu gerak dia terbang lagi."
Fuwa dan Yua saling beradu argumen sementara Izu kembali mengejar
kecoa terbang yang masih belum terbunuh.
Plak! Seorang guru
yang baru saja datang masuk ke kelas terpukul pipinya oleh Izu. Wajah Izu yang
datar tidak berubah hanya saja ... kedua ujung bibirnya ditarik. Agar terlihat
inosen di depan gurunya itu.
"Maaf ... Asakura-sensei Izu ga sengaja ... tadi
ada lalat." Izu langsung membungkukkan badannya.
Kecoa itu masih sehat walafiat dan lari keluar kelas, nasib Izu
setelah kejadian itu adalah ... ya, dia dimaafkan oleh guru olahraga itu namun
dia disuruh lari 10 kali di lapangan sebelum ikut pelajaran. Lalu setelah
pelajaran olahraga berakhir Aruto, Yua, Fuwa, dan Nero ke UKS menjenguk Izu
yang pingsan setelah berkeliling lapangan 10 kali. 10 kali keliling lapangan
itu biasa, dan kesalahan yang diperbuat sudah dimaafkan olehnya, kalau tidak
dimaafkan siswa/siswi itu bisa disuruh lari 50-100 keliling.
Nero masih tidak mengerti dengan ketakutan seorang manusia dengan
manusia lagi, saat dirinya bertanya pada Aruto dan Yua, mereka menjawab karena
guru olahraga mereka itu galak. Masalahnya Nero tidak mengerti kata
galak, walaupun dia bisa mencarinya sendiri di internet namun tetap saja tidak
mengerti.
"Neee~"
"Ada apa Nero?" yang menengok pada Nero adalah Yua.
"Rasanya ketakutan itu seperti apa?"
"Kamu mau mencoba merasakan hal itu?"
"Tapi kamu harus tau apa yang kamu takutkan." Izu sudah
tersadar dari pingsannya.
"Yang Nero takutkan..." Nero berpikir sebentar lalu dia
menggeleng. "Nero tidak tau."
"Kalau kamu tidak tau bagaimana mana mau merasakannya."
kata Fuwa, raut wajah kesalnya muncul lagi.
Yua mencubit pinggang Fuwa sampai Fuwa misuh-misuh, perkataannya
tidak pernah ada yang benar di telinga Yua. Aruto menengahi Fuwa dan Yua agar
tidak berantem terus hanya karena hal sepele, Nero hanya melihat mereka dengan
tatapan bingung namun ada rasa penasaran. Rasa penasaran dengan rasa takut yang
dimiliki oleh manusia.
Izu menengok ke arah Nero, lalu tersenyum. "Tunggu saja
besok, mungkin hal ini adalah ketakutanmu."
"Izu tau Nero takut apa?" Nero terlihat sangat penasaran
saat bertanya.
"Itu masih perkiraan."
Yua menaikkan sebelah alisnya.
Setelah menjenguk Izu di UKS, Yua mengajak Nero ke kantin walaupun
Yua tau kalau Nero tidak akan membeli apapun, tapi itu ide Aruto, dia sudah
cape melihat Yua dan Fuwa cekcok terus tanpa henti. Selama di kantin Nero
membicarakan perkataan Izu, tentang perkiraannya apa yang dia takuti.
"Nero, lebih baik tunggu saja besok."
"Tapi aku penasaran." Nero melihat ke arah Yua
berseri-seri dan Yua melihat itu seperti disinari oleh cahaya.