A.I juga Ingin Punya Perasaan!

Shiro Usagi
Chapter #4

Takut

"KYAAAAAAA!"

Nero melihat siswi-siswi yang berteriak hanya karena seekor

serangga yang terbang mengelilingi ruangan, sementara Yua dengan segulung koran

ditangan berusaha untuk membunuh serangga itu, hanya satu ... namun serangga

itu membuat para siswi di kelas berteriak dan diam di sudut ruangan, Izu dan

Yua tidak termasuk.

"Fuwa, mengapa mereka berteriak saat melihat serangga itu,

sementara Yua dan Izu tidak?" tanya Nero sembari terus menerus menarik

lengan seragam Fuwa.

Fuwa melepas paksa tangan Nero dari lengan seragamnya.

"Karena mereka berbeda, mereka berdua tidak takut dengan serangga itu

seperti yang lain."

"Takut itu apa?"

"Seperti itu." Fuwa menunjuk seorang siswi yang

berlarian kesana kemari karena serangga terbang itu dan dibelakangnya ada Yua

dan Izu mengejar.

"Berlari dari serangga? Nero tidak mengerti."

"Maksudnya Fuwa itu ... perasaan takut itu seperti..."

Aruto terdiam, kata-kata yang sudah disusun sedemikian rupa olehnya hilang

begitu saja di otak. "Mekanisme pertahanan tubuh...?" Aruto blank

seketika.

"Mungkin bisa dibilang saat kau ketakutan itu pasti kamu

ingin menjauh dan menghindar dari suatu hal."

"Seperti anak kelas yang takut dengan Asakura-sensei?"

Fuwa berdeham. "Yaーya ... bisa

dibilang seperti itu."

"Begitu toh." ucapnya sambil mengangguk pelan.

Dak! Suara gulungan

kertas yang lumayan keras bergema di kelas.

"BANGSAT MUKA GUA!" Fuwa berteriak sesaat setelah wajahnya

bertabrakan dengan segulung koran di tangan Yua.

"Maap, tadi tuh kecoa nempel di jidat kamu."

"Kan bisa ngomong dulu ke gua, gua bisa ambil pake

tangan."

"Tapi kalo kamu gerak dia terbang lagi."

Fuwa dan Yua saling beradu argumen sementara Izu kembali mengejar

kecoa terbang yang masih belum terbunuh.

Plak! Seorang guru

yang baru saja datang masuk ke kelas terpukul pipinya oleh Izu. Wajah Izu yang

datar tidak berubah hanya saja ... kedua ujung bibirnya ditarik. Agar terlihat

inosen di depan gurunya itu.

"Maaf ... Asakura-sensei Izu ga sengaja ... tadi

ada lalat." Izu langsung membungkukkan badannya.

Kecoa itu masih sehat walafiat dan lari keluar kelas, nasib Izu

setelah kejadian itu adalah ... ya, dia dimaafkan oleh guru olahraga itu namun

dia disuruh lari 10 kali di lapangan sebelum ikut pelajaran. Lalu setelah

pelajaran olahraga berakhir Aruto, Yua, Fuwa, dan Nero ke UKS menjenguk Izu

yang pingsan setelah berkeliling lapangan 10 kali. 10 kali keliling lapangan

itu biasa, dan kesalahan yang diperbuat sudah dimaafkan olehnya, kalau tidak

dimaafkan siswa/siswi itu bisa disuruh lari 50-100 keliling.

Nero masih tidak mengerti dengan ketakutan seorang manusia dengan

manusia lagi, saat dirinya bertanya pada Aruto dan Yua, mereka menjawab karena

guru olahraga mereka itu galak. Masalahnya Nero tidak mengerti kata

galak, walaupun dia bisa mencarinya sendiri di internet namun tetap saja tidak

mengerti.

"Neee~"

"Ada apa Nero?" yang menengok pada Nero adalah Yua.

"Rasanya ketakutan itu seperti apa?"

"Kamu mau mencoba merasakan hal itu?"

"Tapi kamu harus tau apa yang kamu takutkan." Izu sudah

tersadar dari pingsannya.

"Yang Nero takutkan..." Nero berpikir sebentar lalu dia

menggeleng. "Nero tidak tau."

"Kalau kamu tidak tau bagaimana mana mau merasakannya."

kata Fuwa, raut wajah kesalnya muncul lagi.

Yua mencubit pinggang Fuwa sampai Fuwa misuh-misuh, perkataannya

tidak pernah ada yang benar di telinga Yua. Aruto menengahi Fuwa dan Yua agar

tidak berantem terus hanya karena hal sepele, Nero hanya melihat mereka dengan

tatapan bingung namun ada rasa penasaran. Rasa penasaran dengan rasa takut yang

dimiliki oleh manusia.

Izu menengok ke arah Nero, lalu tersenyum. "Tunggu saja

besok, mungkin hal ini adalah ketakutanmu."

"Izu tau Nero takut apa?" Nero terlihat sangat penasaran

saat bertanya.

"Itu masih perkiraan."

Yua menaikkan sebelah alisnya.

Setelah menjenguk Izu di UKS, Yua mengajak Nero ke kantin walaupun

Yua tau kalau Nero tidak akan membeli apapun, tapi itu ide Aruto, dia sudah

cape melihat Yua dan Fuwa cekcok terus tanpa henti. Selama di kantin Nero

membicarakan perkataan Izu, tentang perkiraannya apa yang dia takuti.

"Nero, lebih baik tunggu saja besok."

"Tapi aku penasaran." Nero melihat ke arah Yua

berseri-seri dan Yua melihat itu seperti disinari oleh cahaya.

Lihat selengkapnya