A.I juga Ingin Punya Perasaan!

Shiro Usagi
Chapter #5

Kejut

"Jin,"

"Apa Nosuke-chan?"

"Ada sesuatu untuk Jin." Nosuke merogoh saku celananya, dia mengambil gantungan kunci boneka berbentuk Jin.

Kedua mata Jin membulat sempurna. "Nosuke-chan yang bikin ini?" Jin merasa ada yang aneh di dalam dirinya, apakah ini yang dinamakan bahagia? Dan perasaan kejutan yang dirasakan oleh manusia? Jin tidak tau pasti tentang itu namun dia mengiyakan begitu saja. Dia senang.

"Iya, aku membuatnya untuk Jin."

"Huwaaaa ... MAKASIHHHH! AKU TIDAK MENYANGKA!" Jin langsung mengambil gantungan kunci boneka itu dari tangan Nosuke, lalu Jin berlari ke arah Horobi yang sedang duduk di depan komputer dengan serius. "HOROBIII! AKU DAPAT BONEKA INI DARI NOSUKE-CHAN!"

Horobi menutup sebelah telinganya yang dekat dengan mulutnya Jin, sekarang dia merasa telinganya budek sebelah. Horobi pun menengok ke arah Jin. Dia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan Jin yang terus menerus berbicara dengan volume yang lumayan tinggi dan bisa membuat telinganya sakit. Horobi mencari cara untuk bisa menghentikkan suara Jin yang terlampaui tinggi itu.

Horobi melihat ke kalender yang tergantuk di atas komputer miliknya.

"Hari ini, hari minggu, apakah kalian tidak ingin ke suatu tempat?"

Pertanyaan itu menghentikkan tingkah anak kecilnya.

"Apakah Jin boleh keluar laboratorium bersama Nosuke-chan?"

Deg, Horobi menutup kedua matanya sebentar, lalu perlahan membukanya lagi. Lagi-lagi dia teringat sesuatu yang tidak penting. Horobi menggelengkan kepalanya pelan, berusaha untuk menghilangkan ingatan yang tidak ingin dia ingat dari kepalanya.

"Tidak, kalau kalian berdua mau jalan-jalan, aku harus menemani kecuali kalau ketika kamu sekolah."

Jin cemberut mendengar jawaban Horobi, dia kira sekarang Horobi sudah memperbolehkan dirinya dan Nosuke jalan-jalan keluar laboratorium tanpa pengawasannya. Kata 'mengapa?' kadang terlintas dipikiran Jin, Jin pernah mencoba untuk menanyakan hal itu namun Horobi malah mengubah subjek pembicaraan, dan itu berhasil membuat Jin melupakan pertanyaan yang diajukannya pada Horobi.

Horobi bangkit dari duduknya, lalu berbalik menghadap Nosuke dan Jin.

"Ayo."

Jin memiringkan kepalanya ke kanan, diikuti oleh Nosuke juga. "Kemana?" tanya mereka berdua barengan.

"Katanya mau jalan-jalan."

"UーUhm!" Jin menggandeng tangan Nosuke dan mengikuti Horobi ke pintu keluar.

Sebelum Jin keluar, dia sempat mengelus kepala Neko, lalu dia bilang jangan nakal pada kucing itu, Neko hanya membalas perkataannya dengan mengeong.

"Kita mau kemana?" tanya Nosuke.

"Kemanapun, yang PENTING ASIK!" nada bicara Jin meninggi, menandakan sifat anak kecilnya kembali.

"Balai kota?" tanya Nosuke.

"Horobi! Nosuke-chan menyarankan kita ke balai kota~!" ucapnya sambil loncat-loncat, pegangan tangannya pada Nosuke tidak dilepas, jadi tangannya Nosuke bergerak ke atas dan ke bawah seiring Jin loncat di tempat.

Horobi melihat ke arah Nosuke datar, Nosuke hanya memiringkan kepalanya.

"Jadi kalian mau ke balai kota?" tanya Horobi sembari menaikkan kedua alisnya ke atas.

Jin mengangguk beberapa kali sementara Nosuke hanya diam saja, sepertinya dia hanya mengikuti apa yang dipikirkan dan dikatakan oleh Jin. Wajah Horobi mengendur, seperti teringat sesuatu, tanpa sadar Horobi menarik ujung bibirnya dan terlihat seperti orang yang tersenyum.

"Horobi tersenyum NOSUKE-CHAN!" Jin yang sadar dengan itu, kedua matanya terbelalak dan ikut tersenyum, Nosuke juga ikut melihat kearah Horobi.

Horobi menghilangkan senyumnya itu dalam sekejap, dia kira Jin tidak akan sadar, dirinya sendiri juga tidak sadar kalau sudah melakukan hal itu. Jin cemberut melihat perubahan ekspresi Horobi yang sangat cepat tetapi akhirnya Jin bisa melihat Horobi yang selalu memasang wajah datar itu tersenyum, Jin menyentuh dadanya, dia tidak merasa ada detak jantung oh iya ... dia bukan manusia, dia A.I humanoid yang diciptakan oleh Horobi. Jin jadi ingin bertanya mengapa dirinya dibuat oleh Horobi dan ... mengapa Horobi mengabulkan semua permintaannya, termasuk saat dia bilang mau masuk ke sekolah. Kadang melihat lingkungan sekitar yang dipenuhi dengan manusia membuat Jin bingung. Apakah A.I benar-benar berbeda dengan manusia?

Keduanya sama-sama hidup. Apa yang berbeda? Apa yang manusia miliki dan A.I tidak?

"Horobi," pertanyaan mengapa itu kembali lagi ke pikirannya tapi tak bisa diucapkan dan akhirnya dia hanya memanggil Ayahnya saja.

"Kita sudah sampai." Horobi membalikkan badannya. "Jangan main terlalu jauh, aku akan menunggu dibawah pohon itu." ucapnya sambil menunjuk ke pohon yang sangat besar letaknya di tengah balai kota.

Jin mengangguk-ngangguk, pegangan tangannya pada Nosuke semakin erat. "AYO KITA JALAN-JALAN!" Jin membalikkan badannya dan mengangkat sebelah tangannya ke atas.

Horobi menepuk pundak Jin sebelum dia berjalan menjauh. "Tunggu sebentar, ini." Horobi memberikan beberapa lembar uang pada Jin. "Kalau ada barang atau sesuatu yang ingin kalian beli."

Jin dengan senang hati menerima uang itu. "Terima kasih, Ayah." Jin pun membalikkan badannya dan berlari menjauh bersama dengan Nosuke mengikuti di belakang.

Horobi berkedip sekali, sepertinya dia mendengar sesuatu, panggilan Jin padanya saat pertama kali dihidupkan. Horobi menggeleng pelan, tidak mungkin, tolaknya pada pikirannya yang baru saja lewat di kepala. Lagipula saat pertama kali Jin dihidupkan, Jin memanggilnya Ayah bukan itu. Kedua anaknya saja yang memanggil dirinya dengan sebutan Papa beberapa tahun yang lalu….

"Nosuke-chan, Nosuke-chan, kita mau ngapain?"

"Ber―main?"

"Main apa ya..." Jin meletakkan sisi tangannya ke dahi layaknya awak kapal yang melihat ke sekitar. "Ah, Nosuke-chan aku ingin bertanya."

Nosuke menggerakkan lehernya kaku. "Bertanya apa?"

"Ketika merasakan sesuatu yang aneh bergejolak di dalam, ingin sekali berteriak, mulut tanpa sadar terbuka dengan lebar, dan kedua mata terbuka dengan lebar seakan melihat sesuatu yang pertama kali dilihat, sebenernya apa itu?"

Nosuke diam beberapa saat. "Mungkin itu adalah perasaan terkejut, hasil penulusuran mengacu pada perasaan kejut dan bahagia."

Puk, tiba-tiba pundak Jin ditepuk oleh seseorang, saat Jin berbalik, tidak ada siapa-siapa, lalu Jin berbalik kembali menghadap Nosuke. "Tadi siapa yang menepuk pundakku Nosuke-chan."

Lihat selengkapnya