A.I juga Ingin Punya Perasaan!

Shiro Usagi
Chapter #10

Hidup dan Mati

"Hmmm ... hari ini guru rapat." gumam Nero sembari melihat ke langit, kedua ujung kakinya di ketukan satu sama lain.

Sekarang mereka bertiga sedang berada di taman sekolah,

menghabiskan waktu pelajaran TIK dengan berdiam diri di bawah pohon sakura, di

tempat favorit Yua untuk membolos pelajaran PKN. Walaupun ga ada guru mereka

tetap mendapat tugas, hanya menulis fungsi-fungsi tombol yang ada di keyboard

dan menjelaskan software yang dipakai

sehari-hari.

Namun mereka mengerjakan hanya setengah-setengah, apalagi Fuwa dia

sedari tadi cuman menatap langit lebih tepatnya melamun, entah ngelamunin apa

tapi kelihatannya asik, Izu sama Yua sedang merencanakan untuk mengagetkan

Fuwa, sementara Nero mengerjakan tugas dengan caranya sendiri, walaupun di

pahanya ada buku tulis dan di tangannya ada pulpen dia tidak menggunakan itu

sama sekali.

Yua loncat ke belakang Fuwa dan menepuk kedua pundak Fuwa.

"WAYOOOO! FUWA LAGI NGAPAIN?! JANGAN NGELAMUNIN ARUTO MULU!"

"HAYOOOO FUWA NGELAMUN AJA! KERJAIN TUGAS TAKUMI-SENSEI!"

"Berisik," Fuwa menggerakkan kedua pundaknya untuk

melepaskan tangan Yua dari pundak. "Aruto tadi malam kondisinya

memburuk."

Nero yang sedari tadi fokus langsung teralihkan dari kegiatannya

saat mendengar itu. "Aruto, masih belum sembuh?" tanya tiba-tiba

sambil merangkak mendekat ke Fuwa.

Fuwa sedikit terkejut. "Iーiya, padahal

dia sudah mengikuti apa yang dikatakan oleh Hanaya-san."

Yua melirik Fuwa tajam. "Ayahku bukan penanggung

jawabnya."

"Aku jadi khawatir dengan Aruto..."

"Apakah Aruto akan terus di rumah sakit?"

"Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Aruto dari

penyakitnya?"

"Aruto tidak akan meninggalkan Nerokan?"

Mereka bertiga tertawa hambar mendapat pertanyaan yang keluar dari

Nero, mereka sama sekali tidak bisa menjawab tiga pertanyaan itu. Setelah itu

karena belum juga mendapat jawaban Nero bertanya lagi.

"Apakah Aruto akan terus hidup setelah penyakitnya

sembuh?"

Mereka bertiga terkejut dalam diam setelah mendengar itu mereka

tidak menyangka Nero akan bertanya seperti itu. Mereka sedikit sensitif dengan

pertanyaan yang menyangkut dengan hidup.

"Tidak ada yang bisa menebak hal itu..." Izu melihat ke

arah Nero dan tersenyum.

"Apakah ... memberikan ini tetap tidak membantu?!"

ucapnya sambil terisak, telunjuknya menunjuk dada.

Yua berlutut di hadapan Nero. "Ini akan menjadi pelajaran

terakhir untukmu, aku akan memberikan pertanyaan untukmu, apa arti

kehidupan?"

Ekspresi Nero tidak berubah setekah mendengar itu. "Kehidupan

... artinya … Nero tidak tau." Nero menggeleng pelan, lalu berdiri.

"Mau kemana kamu?"

"Mau ke rumah sakit!"

"Ah..." Izu melirik tajam ke arah Fuwa. "Harusnya

kamu tidak berbicara seperti itu!" Izu memukul kepala Fuwa karena kesal.

"Dia melakukan sesuatu tanpa pikir panjang."

Fuwa mendengus kesal, lagi-lagi dia dianggap tokoh antagonis.

"Hmph, dia akan mengetahui perbedaan dirinya dengan kita-kita."

"Seburuk itukah kondisi Aruto?" Tanya Yua.

Fuwa mengangguk cepat. "Sebenarnya aku tidak tega untuk

meninggalkannya saat itu, tetapi Ibunya memintaku untuk pulang. Kata dokter dia

harus dioperasi."

"Kita tidak akan mengejar Nero?" Tanya Izu penasaran.

"Biarkan saja ... ABIS INI PELAJARAN SEJARAH! GUA BELUM

NGERJAIN RANGKUMAN TENTANG ERA HEIAN!!!!" jerit Yua tiba-tiba, dia sampai

menjenggut rambut panjangnya. Sangat terlihat frustasi.

"Makanya jangan fangirling mulu." Kata

Fuwa.

"Habis..." Fuwa sudah merasa tidak enak karena Yua

menjeda perkataannya, dia langsung menutup kedua telinganya. "NO

FANGIRLING NO LIFE!"

Hal yang tepat dilakukan oleh Fuwa, Yua berteriak di dekatnya. Izu

menggeleng pasrah, mereka memang susah untuk satu otak atau tiada hari tanpa

berantem.

"Yua, Fuwa, aku mengejar A.I polos itu ke rumah sakit, bilang

ke Keisuke-sensei

kalo aku dan Nero sakit dan harus pulang tanpa membawa tas~"

"Hati-hati..." Yua dadah ke arah Izu dengan senyum

maklum dengan kebegoan Izu setelah mendengar kalimat kedua yang diucapkan Izu,

lagipula mana ada murid yang pulang karena sakit atau membolos tidak membawa

tasnya?

"Bilang saja khawatir dengan Aruto." celetuk Fuwa.

Setelah itu yang terjadi Fuwa dan Yua saling menggeram satu sama

lain seperti kucing dan anNerog saat bertemu.

Izu berhasil mengejar Nero sampai di rumah sakit namun Nero masih

ada beberapa meter di depan Izu, Nero melewati tangga dan Izu lebih memilih

untuk lewat lift.

"Hah ... hah..." dari kejauhan Nero melihat perawat

keluar masuk kamar Aruto, apakah tidak ada cara untuk mencegah

kematian seorang manusia?

Nero menggeleng pelan. "Nero masih tidak mengerti ... sebenarnya

apa itu hidup? Kehidupan? Kematian? Mengapa manusia tidak bisa dihidupkan

Lihat selengkapnya