"Hmmm ... hari ini guru rapat." gumam Nero sembari melihat ke langit, kedua ujung kakinya di ketukan satu sama lain.
Sekarang mereka bertiga sedang berada di taman sekolah,
menghabiskan waktu pelajaran TIK dengan berdiam diri di bawah pohon sakura, di
tempat favorit Yua untuk membolos pelajaran PKN. Walaupun ga ada guru mereka
tetap mendapat tugas, hanya menulis fungsi-fungsi tombol yang ada di keyboard
dan menjelaskan software yang dipakai
sehari-hari.
Namun mereka mengerjakan hanya setengah-setengah, apalagi Fuwa dia
sedari tadi cuman menatap langit lebih tepatnya melamun, entah ngelamunin apa
tapi kelihatannya asik, Izu sama Yua sedang merencanakan untuk mengagetkan
Fuwa, sementara Nero mengerjakan tugas dengan caranya sendiri, walaupun di
pahanya ada buku tulis dan di tangannya ada pulpen dia tidak menggunakan itu
sama sekali.
Yua loncat ke belakang Fuwa dan menepuk kedua pundak Fuwa.
"WAYOOOO! FUWA LAGI NGAPAIN?! JANGAN NGELAMUNIN ARUTO MULU!"
"HAYOOOO FUWA NGELAMUN AJA! KERJAIN TUGAS TAKUMI-SENSEI!"
"Berisik," Fuwa menggerakkan kedua pundaknya untuk
melepaskan tangan Yua dari pundak. "Aruto tadi malam kondisinya
memburuk."
Nero yang sedari tadi fokus langsung teralihkan dari kegiatannya
saat mendengar itu. "Aruto, masih belum sembuh?" tanya tiba-tiba
sambil merangkak mendekat ke Fuwa.
Fuwa sedikit terkejut. "Iーiya, padahal
dia sudah mengikuti apa yang dikatakan oleh Hanaya-san."
Yua melirik Fuwa tajam. "Ayahku bukan penanggung
jawabnya."
"Aku jadi khawatir dengan Aruto..."
"Apakah Aruto akan terus di rumah sakit?"
"Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Aruto dari
penyakitnya?"
"Aruto tidak akan meninggalkan Nerokan?"
Mereka bertiga tertawa hambar mendapat pertanyaan yang keluar dari
Nero, mereka sama sekali tidak bisa menjawab tiga pertanyaan itu. Setelah itu
karena belum juga mendapat jawaban Nero bertanya lagi.
"Apakah Aruto akan terus hidup setelah penyakitnya
sembuh?"
Mereka bertiga terkejut dalam diam setelah mendengar itu mereka
tidak menyangka Nero akan bertanya seperti itu. Mereka sedikit sensitif dengan
pertanyaan yang menyangkut dengan hidup.
"Tidak ada yang bisa menebak hal itu..." Izu melihat ke
arah Nero dan tersenyum.
"Apakah ... memberikan ini tetap tidak membantu?!"
ucapnya sambil terisak, telunjuknya menunjuk dada.
Yua berlutut di hadapan Nero. "Ini akan menjadi pelajaran
terakhir untukmu, aku akan memberikan pertanyaan untukmu, apa arti
kehidupan?"
Ekspresi Nero tidak berubah setekah mendengar itu. "Kehidupan
... artinya … Nero tidak tau." Nero menggeleng pelan, lalu berdiri.
"Mau kemana kamu?"
"Mau ke rumah sakit!"
"Ah..." Izu melirik tajam ke arah Fuwa. "Harusnya
kamu tidak berbicara seperti itu!" Izu memukul kepala Fuwa karena kesal.
"Dia melakukan sesuatu tanpa pikir panjang."
Fuwa mendengus kesal, lagi-lagi dia dianggap tokoh antagonis.
"Hmph, dia akan mengetahui perbedaan dirinya dengan kita-kita."
"Seburuk itukah kondisi Aruto?" Tanya Yua.
Fuwa mengangguk cepat. "Sebenarnya aku tidak tega untuk
meninggalkannya saat itu, tetapi Ibunya memintaku untuk pulang. Kata dokter dia
harus dioperasi."
"Kita tidak akan mengejar Nero?" Tanya Izu penasaran.
"Biarkan saja ... ABIS INI PELAJARAN SEJARAH! GUA BELUM
NGERJAIN RANGKUMAN TENTANG ERA HEIAN!!!!" jerit Yua tiba-tiba, dia sampai
menjenggut rambut panjangnya. Sangat terlihat frustasi.
"Makanya jangan fangirling mulu." Kata
Fuwa.
"Habis..." Fuwa sudah merasa tidak enak karena Yua
menjeda perkataannya, dia langsung menutup kedua telinganya. "NO
FANGIRLING NO LIFE!"
Hal yang tepat dilakukan oleh Fuwa, Yua berteriak di dekatnya. Izu
menggeleng pasrah, mereka memang susah untuk satu otak atau tiada hari tanpa
berantem.
"Yua, Fuwa, aku mengejar A.I polos itu ke rumah sakit, bilang
ke Keisuke-sensei
kalo aku dan Nero sakit dan harus pulang tanpa membawa tas~"
"Hati-hati..." Yua dadah ke arah Izu dengan senyum
maklum dengan kebegoan Izu setelah mendengar kalimat kedua yang diucapkan Izu,
lagipula mana ada murid yang pulang karena sakit atau membolos tidak membawa
tasnya?
"Bilang saja khawatir dengan Aruto." celetuk Fuwa.
Setelah itu yang terjadi Fuwa dan Yua saling menggeram satu sama
lain seperti kucing dan anNerog saat bertemu.
Izu berhasil mengejar Nero sampai di rumah sakit namun Nero masih
ada beberapa meter di depan Izu, Nero melewati tangga dan Izu lebih memilih
untuk lewat lift.
"Hah ... hah..." dari kejauhan Nero melihat perawat
keluar masuk kamar Aruto, apakah tidak ada cara untuk mencegah
kematian seorang manusia?
Nero menggeleng pelan. "Nero masih tidak mengerti ... sebenarnya
apa itu hidup? Kehidupan? Kematian? Mengapa manusia tidak bisa dihidupkan