Mengapa banyak orang begitu asyik tatkala membicarakan perihal semara?
Pekak rasanya indra ini mendengar seluruh temanku meributkan hal-hal yang berhubungan dengan cinta. Begitu naifnya mereka berseru tentang keindahan fana yang sejatinya belum pernah benar-benar singgah di hati..
Entahlah, apakah karena aku yang tidak bisa menyambut harmoni itu? Namun, hingga saat ini tiada sama sekali hati melantunkan simfoni yang kata mereka bisa beresonansi begitu indah sampai-sampai mampu menggetarkan seluruh asa.
Alih-alih tergetar, geli rasanya bagiku apabila ada perempuan yang mendekat. Dalam banyak kesempatan biasanya langkah seribu selalu diambil untuk menghindari rasa aneh itu.
Oleh karena itulah, aku begitu tenar dengan sebutan miring yang sama sekali tidak diacuhkan.
*****
Aku Sani.
Laki-laki berperawakan biasa, tetapi banyak yang mengatakan tubuhku tinggi dan atletis. Olahraga basket adalah favoritku, tetapi tidak pernah diri ini memiliki nyali untuk mengajukan diri tatkala ada kompetisi yang membawa nama sekolah.
Aku Sani.
Laki-laki pemalu; tidak banyak lisanku terucap hanya untuk hal-hal yang tidak penting. Diam adalah sahabat setia yang menemani di saat apa pun dalam keseharianku.
Aku Sani.