A Letter To You

Yusrina Imaniar
Chapter #9

Perhatian

Minggu demi minggu sudah berlalu. Bahkan libur semester pun sudah berakhir. Hanna yang sekarang ini sudah menginjak semester empat sedang membereskan barangnya. Memastikan kalau tidak ada yang tertinggal. Besok ia sudah harus kembali ke kota tempatnya menuntut ilmu. Tas dan koper merah Hanna sudah siap untuk dibawa berangkat.

Satu semester yang lalu tidak banyak yang berbeda. Hanna masih menghabiskan waktunya terutama dengan Fiona dan Gita. Daru dan Dion pun sering bergabung. Mereka masih saja makan bersama, mengadakan acara kecil-kecilan. Kesibukan Hanna sebatas kuliah, mengerjakan tugas, menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Kemana-mana mereka sering berlima. Hanna merasa bersyukur setiap harinya karena ada teman-teman yang membuatnya merasa nyaman.

Hanna sedang memasukkan beberapa buku sumber yang perlu dibawanya saat ponselnya berbunyi. Rupanya Daru menelepon. Tapi gadis itu bergeming, ia tidak menjawab atau menolak panggilan tersebut. Hanna membiarkan ponselnya bersuara sambil tetap mengecek barangnya.

“Hanna itu kenapa enggak diangkat?” tanya mama Hanna saat masuk ke kamar dengan wajah heran.

“Biarin aja ma, dia suka kepencet jadi telepon kesana kesini.”

Dua menit setelah ponselnya berhenti berdering, lagi-lagi ponselnya kembali bersuara. Sekarang Hanna memberikan perhatian pada ponselnya. Mamanya berkata kalau tidak sengaja menelepon tidak mungkin tersambung dua kali. Berarti Daru memang berniat meneleponnya.

“Halo?” Hanna akhirnya mengangkat teleponnya.

“Halo Hanna. Akhirnya diangkat juga hehe,” terdengar suara Daru dari ujung telepon.

“Aku kira kamu enggak sengaja telepon. Kata kamu sering kepencet.”

“Hehe iya sih. Tapi kali ini saya beneran mau telepon kamu kok.”

“Ada apa Dar?” tanya Hanna sambil menjepit ponselnya dengan bahu karena tangannya sibuk merapikan barang.

“Enggak ada apa-apa. Cuma mau ngabarin kalau semester ini kita sekelas. Saya nggak kebagian di kelas A kemarin waktu isi KRS. Jadi saya pindah ke kelas B. Nggak apa-apa kan?”

“Oh iya, nggak apa-apa. Kamu juga kasih tahu Fiona sama Gita?”

“Enggak, saya cuma kasih tahu kamu. Kamu enggak lupa, kan kita ada kemah Angkatan dua minggu lagi?”

“Ingat kok, tenang aja.”

“Oh iya Hanna, kamu berangkat kapan? Besok?”

“Iya, besok.”

“Oke, kalau gitu hati-hati. Jangan ada yang ketinggalan. Sampai ketemu di kampus hari Senin.”

Lihat selengkapnya