Daru mulai berubah. Ia tak lagi banyak bicara dan tak begitu ceria seperti biasanya. Bukan hanya Hanna yang merasakan itu. Gita, Fiona dan Dion juga. Seperti ada masalah yang mengganggu pikiran Daru, tapi dirinya enggan bercerita. Daru terasa jauh, tak seperti dulu yang sering duduk bersamanya. Daru memilih duduk sendiri dan tidak lagi bergabung dengan teman-temannya.
Seperti hari ini, begitu kelas usai, Daru langsung menghilang dari bangkunya. Hanna yang masih membereskan tasnya mengernyitkan dahi, tapi tak ingin ambil pusing. Mungkin saja Daru ada urusan yang mengharuskannya segera pergi. Namun tetap saja… perubahan sikap yang terlalu drastis ini terasa cukup aneh.
“Mana Daru? Enggak bareng?” tanya Gita sambil menoleh ke kiri dan kanan, mencari Daru. Hanna menggelengkan kepalanya dan langsung duduk menyantap semangkuk bakso yang sudah dipesankan oleh Gita. Fiona menatap Hanna dengan tatapan menyelidik. Hanna menunjukkan sikap tidak peduli tentang Daru.
“Kamu enggak merasa Daru aneh?” Fiona mencoba mengungkap keanehan yang ia rasakan. Sontak Hanna menghentikan makannya. Kepalanya menunduk, berpikir sejenak sebelum menjawab.
“Enggak, dia pasti punya urusan sendiri,” ucap Hanna pelan. Hanya itu jawaban yang bisa ia pikirkan.
“Iya tapi dia begini udah hampir sebulan. Dia kayak sibuk sendiri aja gitu,” tutur Fiona.
Hanna tak menjawab. Daru sudah lama bersikap aneh seperti ini. Sekali waktu Hanna mencoba mengirim pesan, tapi tak ada jawaban. Setiap Hanna menghampiri Daru, laki-laki itu menghindar dengan banyak alasan. Hanna merunut segala macam kejadian sebelum keanehan Daru dimulai. Rasanya tidak ada yang salah.
“Dion enggak cerita apa-apa sama kamu?” giliran Gita yang bertanya pada Fiona. Fiona hanya menggeleng lemah. Gita mengambil ponselnya dan mulai mengetik sesuatu. Tidak lama kemudian ponsel Gita berbunyi. Gita bergegas mengecek ponselnya.
“Daru bilang, hari ini sibuk. Ada rapat medik Bulan Olahraga nanti sore,” ujar Gita, membaca pesan di ponselnya. Rasanya hati Hanna berdenyut sakit. Ia juga mengirim pesan pada Daru tadi pagi. Tapi Daru lagi-lagi tak membalas pesannya. Sementara Gita masih tetap dibalas.
Hanna ingat hari ini ada rapat tim medik untuk Bulan Olahraga. Hanya saja rasanya ia tak ingin hadir. Disana ia harus bertemu dengan Daru. Melihat sikap Daru yang belakangan ini tak terlalu ramah padanya membuat Hanna bingung harus bagaimana.
“Aku mau ke perpustakaan. Nunggu rapat nanti jam empat,” ujar Hanna sambil menggendong tasnya. Fiona dan Gita tak bisa berkata apa-apa selain mengiyakan. Selepas Hanna pergi keduanya hanya bertukar pandang. Mereka tahu ada yang salah, tapi tidak tahu letak kesalahannya.