Hanna menatap cermin dan hampir tidak memercayai matanya. Apakah benar gadis yang ada disana itu dirinya? Riasan dari tangan ajaib seorang makeup artist dan balutan kebaya berwarna biru muda membuat dirinya terlihat anggun dan dewasa.
Hari ini adalah hari wisudanya, Aksa dan orangtuanya sudah siap menunggunya. Mereka bertiga yang akan mendampingi Hanna wisuda. Aksa akan menonton dari luar gedung wisudanya nanti karena hanya dua orang yang diizinkan untuk masuk.
“Wow,” ucap Aksa, tidak bisa menahan kekagumannya. Hanna tersipu, tapi tak bisa mengalihkan matanya dari Aksa. Laki-laki itu berdiri disana mengenakan batik yang senada dengan kebayanya sambil memegang sebuket bunga mawar merah muda. Hanna menaiki mobil Aksa, sementara Mama dan Papa tetap menggunakan mobil mereka sendiri.
“Udah, fokus nyetirnya! Malu tahu!” ujar Hanna dengan wajah memerah. Ia menyadari bagaimana Aksa terus mencuri pandang padanya. Protes Hanna justru menerbitkan senyuman diwajah Aksa.
“Kamu cantik, Na. Cantik banget hari ini,” puji Aksa sungguh-sungguh. Pujian itu membuat wajah Hanna semakin merah menahan malu. Padahal itu hanya pujian kecil, tapi karena dari Aksa rasanya berbeda.
Hanna menatap ke luar jendela mobil. Ia sudah memikirkan ini matang-matang. Hanna kini sudah yakin kalau dirinya memang kembali menyukai Aksa. Tanpa memaksakan dirinya membuka hati, Aksa berhasil membuat Hanna berpaling padanya.
Hanya saja Hanna tidak tahu kapan ia harus mengatakan pada Aksa. Hanna khawatir jika sekarang ia mengatakannya, Aksa akan merasa kalau dirinya dibayangi oleh Daru. Hanna tidak tahu bagaimana meyakinkan Aksa kalau ia sudah benar-benar melupakan Daru.
Begitu tiba disana, Hanna bertemu dengan Gita dan Fiona, mereka memakai toga dan terlihat lebih dewasa. Ketiga gadis itu berpelukan saat akhirnya mereka berjumpa. Gita hampir tidak bisa menahan air matanya. Rasanya baru kemarin mereka bertemu sebagai mahasiswa baru, kini mereka akan diresmikan menjadi alumni.
“Kayaknya baru kemarin aku ketemu kalian, tapi sekarang kita udah jadi alumni,” ucap Gita penuh haru. Fiona merangkulnya, memberi Gita kekuatan.
“Aku mau balik ke Padang untuk sementara, tapi nanti aku pasti kesini lagi. Kalau aku kesini, kita ketemuan, ya?”
Ah benar, mereka bertiga berasal dari berbagai kota. Setelah wisuda ini, Hanna tidak tahu kapan bisa bertemu mereka lagi. Tapi ketiganya setuju, mereka yakin kalau suatu saat akan bertemu lagi.
Acara berlangsung dengan khidmat dan dipenuhi air mata haru. Termasuk Hanna, ia masih menggenggam tisu yang basah oleh air matanya. Saat acara wisudanya selesai, Hanna kemudian keluar dari ruangan dan menerima buket bunga serta hadiah dari teman-temannya yang hadir.