Hanna kira setelah kuliah usai, ia bisa sedikit bersantai. Bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji yang baik dan pulang bekerja bisa menikmati secangkir kopi di kafe adalah mimpinya. Tapi ternyata realita tidak sesuai dengan ekspektasi. Tiga bulan yang lalu ia diterima bekerja dan ternyata, jangankan duduk di kafe menikmati secangkir kopi, Hanna lebih memilih pulang dan tidur sepulang bekerja saking lelahnya.
“Ya elah, masih belum jadian juga. Aku kira udah mau nikah. Eh masih belum pacaran!” omel Fiona dalam video call mereka siang ini. Hanna, Gita dan Fiona melakukan video call dalam rangka ulang tahun Hanna.
Hanna menggeleng, “belum tahu gimana ngomongnya.”
“Tinggal bilang, ‘aku suka sama kamu. Ayo pacaran!’ Cuma butuh dua detik!” giliran Gita mengompori Hanna.
“Nanti kalau tahunya si Aksa capek nunggu gimana? Digondol orang lho nanti!”
Hanna tertawa mendengar ocehan kedua sahabatnya. Meski dibalik tawanya, Hanna menyetujui ucapan Gita dan Fiona. Hanna sedikit takut kalau Aksa akan lelah menunggunya dan berujung pergi meninggalkannya. Apalagi sekarang Aksa berhenti bertanya tentang perasaan Hanna.
“Apa aku bilang hari ini aja, ya? Tapi malu ih. Masak, cewek duluan!” ujar Hanna setengah melamun.
“Si Aksa udah ngomong berkali-kali. Jadi bukan kamu duluan, lah! Udah cepat bilang sama dia hari ini! Jangan sampai nanti nangis sama kita kalau si Aksa pacaran sama orang lain!” Fiona kembali mengomel.
Tidak lama kemudian Hanna menutup teleponnya. Jam makan siang dan istirahatnya sudah usai. Apakah sekarang memang waktu yang tepat untuk Hanna mengutarakan perasaannya? Kini Hanna sangat sibuk. Kadang ia khawatir kesibukannya membuat Hanna tidak memiliki waktu untuk Aksa.
Aksa tidak kalah sibuknya. Kegiatan Aksa sebagai dokter muda juga menyita waktunya. Hanna merasa sedikit kehilangan Aksa. Kadang bertukar pesan saja terasa susah untuk Hanna. Aksa sering terlambat membalas pesannya. Tapi Hanna berusaha memahami kesibukan Aksa itu.
Hanna : [Sa, hari ini sibuk?]
Hanna : [Sa, mau makan malam bareng, enggak? Atau mau nanti nunggu weekend?]
Hanna termangu di meja kerjanya menatap layar ponsel. Masih tidak dibalas. Hanna malu tapi harus mengakui ia merindukan Aksa. Aksa adalah orang yang paling berarti baginya saat ini. Saat Hanna melalui proses penerimaan bekerja di perusahaannya kini, Aksa adalah orang yang selalu mendampingi Hanna.
Hanna memutuskan untuk menyatakan perasaannya. Jika menunggu lagi, Hanna tidak yakin perasaan Aksa masih sama. Ya, hari ini, tepat hari ulang tahunnya.