A Lonely Journey

Nurria Betty
Chapter #2

The Beauties

“Pokoknya, aku mau pestaku tahun ini beda dari tahun-tahun sebelumnya.” Adys mengempaskan tubuh rampingnya di sofa ruang tengah rumahnya yang besar. Seorang perempuan berumur pertengahan 20 yang mengenakan setelan semi formal warna krem duduk di seberang Adys. Seorang perempuan yang lebih muda dan tampak gugup duduk di sebelahnya.

“Siap, Mbak Adys. Jadi, Mbak Adys mau tema seperti apa tahun ini? Kalau menurut saya, yang sedang ngetren sekarang sih, tema Korea, tema game online, atau Mbak Adys mau yang lain?” perempuan itu berbicara dengan sopan dan tenang. Adys tampak berpikir sejenak.

“Hmmm... aku belum ada ide, sih. Coba Mbak Desti brainstorming dulu aja sama tim Mbak. Nanti ide apa saja yang muncul, kasih tahu ke aku. Biar aku yang pilih. Oke? Aku nggak mau yang norak atau mainstream. Mbak Desti kan tahu seleraku kayak gimana.” Adys memutuskan.

“Baik kalau begitu, Mbak. Saya diskusikan dulu dengan tim saya. Kalau sudah ada info, segera kami kabarkan ke Mbak Adys.”

“Jangan kelamaan, ya, Mbak. Kan udah deket waktunya.”

“Beres, Mbak Adys.”

Desti dan temannya langsung berpamitan pada Adys. Di teras, mereka berpapasan dengan seorang wanita paruh baya yang tampak cantik dan modis dalam pakaian etnik berpotongan modern.

“Eh, Desti. Sudah mau balik?” sapa wanita itu.

“Selamat sore, Bu Trisha. Iya, Bu. Baru koordinasi awal saja kok,” jawab Desti.

“Seperti biasa, ya, Des. Kamu ikuti saja apa maunya Adys. Kamu kan sudah sering ngerjain pestanya dia. Sudah hafal gimana maunya. Soal budget sama saya langsung. Oke?” Trisha memberi instruksi pada Desti yang mengangguk dengan patuh. Keluarga Rovian sudah sejak lama menggunakan jasa EO tempat Desti bekerja. Segala macam acara keluarga, acara kantor Pak Rovian, acara ibu-ibu teman Trisha, hingga acara ulang tahun anak-anak Rovian.

“Halo, Sayang. Baru pulang? Kakakmu belum sampai?” tanya Bu Trisha sambal duduk dengan anggun di salah satu sofa.

Lihat selengkapnya