"... dan barangsiapa yang ditolak oleh bunga Luna alakaʻi dia akan mati." terang seorang wanita paruh baya dengan ekspresi yang mendukung.
" Tetapi barang siapa yang kepadanya bunga tersebut berkenan, dia akan memiliki kekuatan dewa yang dapat mengendalikan dunia. Dan bunga ini hanya mekar sekali dalam seribu tahun."
" Ibu, cukup! Jangan terlalu sering memperdengarkan mereka cerita itu." Jeda Demiri Talenta, archigós (kepala suku) di desa itu.
"AYAAHHHHHH!!!!!" Teriak ketiga putrinya saat melihat ayah mereka datang.
" Ho ho ho.. kalian tidak nakalkan??" tanyanya. "Tidak ayah!!"
"Ini bukanlah cerita belaka, melainkan lagenda yang harus dilestarikan kepada keturunan selanjutnya!"
"Dan kau! Kenapa kau selalu muncul saat mendekati bagian utama dari lagenda ini hah!?" teriaknya sambil memukul-mukul Demiri dengan tongkatnya sekuat tenaga.
Dan putri-putrinya juga mencontoh apa yang dilakukan oleh oma mereka kepada ayah mereka.