Lima tahun kemudian
“Hiah hiah hiah! Serang aku balik Kri!” teriak gadis kecil berumur sepuluh tahun yang sudah hilang kesabaran karena kakaknya dapat menghindar dari setiap bola api yang ia lancarkan.
Dua orang kakak beradik sedang sparing satu dengan yang lainnya di halaman belakang rumah mereka. Demiri ayah mereka sebagai wasit berjaga-jaga agar tidak ada yang terluka parah.
“Bertarung bukan hanya sekedar menyerang sekuat tenaga, Si. Diperlukan taktik-“
“AAHHHHH!! Aku tak butuh ceramah! Serang aku!” potongnya mulai kelelahan. Dan saat berhenti untuk mengambil napas, krissameri menendang kakinya hingga jatuh dan menahan leher adiknya dengan tangan kiri dan kepalan api di tangan kanannya.
“Baiklah itu sudah cukup. Kalian boleh isti-“