A MEA

HNS
Chapter #7

The Truth Untold #7

Andreea’s POV

Ukh.. Dimana ini? Aku mengerjapkan mataku berusaha agar dapat melihat dengan jelas. Tempat ini, ah.

Tubuhku!? Seketika aku teringat tubuhku yang jadi seperti batang pohon beringin.

“Hei bocah bodoh! Aku tidak akan membantumu lagi kalau kau dikonsumsi olehnya!”

Ah! Suara ini? Aku kenal suara ini. Aku berusaha menggerakkan kepalaku kesamping kananku ingin memastikan. Dan benar saja orang yang membuat cermin tepat diatas tubuhku, dia juga orang yang memunculkan cahaya aneh berwarna putih terang dan membuat semua ingatan burukku menghilang.

“A.. apa.. bukan. Dimana?” Aku sangat bingung. Begitu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan tetapi aku tidak tau mulai dari mana.

“Sepertinya kau punya banyak pertanyaan, hah?” Tebaknya dengan sangat tepat.

“Lalu kau pikir aku akan menjawab semua pertanyaanmu itu, begitu!? Enak saja. Dasar manusia merepotkan! Tugasku di sini sudah selesai.” ucapnya lalu pergi.

Ah! Dia pergi. Untunglah.. Setidaknya aku tidak dihajar.

Kruyukkk

Ugh.. Aku lapar.. ah, tapi kalau nanti aku diberi makan hanya untuk dijadikan samsak di tengah-tengah orang banyak, aku tidak mau. Tapi aku lapar, tapi nanti.. tapi lapar..

Saat aku dan batinku bertarung, tiba-tiba aku mendengar suara pintu dibuka.

“Kau sudah siuman?” Tanya suara itu

“Hah!? Siluman Rubah!!” Seruku Spontan.

Nenek dulu pernah cerita kalau siluman rubah-

“Mengkonsumsi roh.” Sambungnya dengan seringaian

Mataku membesar seketika, ah, aku tidak tau lagi.

“Kalau kau pingsan lagi aku akan mengambil rohmu!” Teriaknya tiba-tiba membuatku kembali tersadar. Rasa berat dikepalaku pergi seperti ketakutan karena ancamannya.

“Ah, maaf. Kumohon jangan ambil rohku.” Ucapku memohon pada siluman rubah itu.

Wujud siluman rubah itu menyerupai manusia. Yang berbeda adalah, mereka tidak pakai baju, wajahnya sepenuhnya seperti rubah, kuku tangannya yang sangat tajam, dan ada ekor muncul di bagian belakang mereka.

“Ini makanlah. Setelah ini kau harus menemui KyuBi. Semua pertanyaanmu akan dijawab olehnya.” Ucapnya sambil menyodorkan makanan yang berbentuk bulat dan berwarna putih. Aku tidak tau apa itu, tapi sepertinya aku harus cepat. Aku tidak sabar ingin bertanya banyak hal pada Kyu- siapalah itu.

Aku hanya butuh lima menit untuk menghabiskan bola-bola putih tersebut. Rasanya manis dan sangat lembut. Aku menyukainya.

“Heee.. secepat itu? Ya sudahlah mari kuantar bertemu dengannya.” Ajaknya.

“Uh, um.. permisi? Aku tidak bisa bergerak. Badanku sangat berat dan kaku.” Ucapku memohon padanya agar mau mengerti keadaanku.

“Haaaiihhh… dasar merepotkan.” Bisiknya pelan tapi tentu saja aku masih bisa mendengarnya.

Lihat selengkapnya