A MEA

HNS
Chapter #8

Stronger #8

Andreea’s POV

Bagaimana ini? Aku harus…

Apa? Cih! Memangnya aku bisa apa? Aku hanya sorang Non-Talenta.

“Hentikan Andreea!” KyuBi melilitkan dua ekornya ke tubuhku.

WUSH

“Ahhhhh!!!” Teriaknya kesakitan.

"Ada apa? Apa yang terjadi!?" Tanyaku tersadar.

“Yang Mulia!”

Merlin, rubah yang memberiku makan, dan kakek tua itu masuk dan memegangi KyuBi.

“Kau! Apa yang kau lakukan pada yang mulia!?” Geram rubah itu.

“Wan! Hentikan! Itu bukan salahnya. Dia tidak tau apa-apa.” Bela KyuBi.

Merlin membuat gelembung transparan yang sama dengan yang dibuat padaku kepada KyuBi dan mengantar KyuBi ke pusat pohon.

“Terima kasih, Merlin. Dior! Sudah saatnya kau melatih Andreea dan memberitahunya hal yang boleh dan tidak boleh dilakukannya. Kalian keluarlah, aku harus mengistirahatkan diriku.” Ucapnya pada kakek tua itu.

“Kami mohon izin, Yang Mulia.”

Merlin pun membawaku keluar. Wan dan Kakek Dior juga mengikut. Dan sesampainya diluar,

BUAKK

“Apa yang kau lakukan!? Kau sudah merasa hebat, hah!?” Tanya kakek Dior setelah memukulku dengan tongkatnya. Sakit!

“Tentu saja sakit dasar bocah bodoh! Makanya jangan cari masalah dengan Yang Mulia Ratu!” Tambah Wan.

“Bocah bodoh.” Merlin juga mengumpatku.

“Jangan sekali-kali kau melakukan hal yang tidak berguna lagi gadis bodoh! Apalagi berkaitan dengan Yang Mulia Ratu!” Ancam Kakek Dior.

“Istirahatkan dirimu. Besok aku akan mengajarimu habis-habisan. Merlin, bawa dia kerumahnya!” perintahnya.

Merlin membawaku kembali ke tempat dimana pertama kali aku terbangun. Sebelumnya aku tidak memperhatikan kali pertama Merlin membawaku terbang dengan gelembung transparan ini. Tapi dari atas aku dapat melihat keseluruhan tempat ini. Ini seperti sebuah desa. Desa Siluman Rubah tepatnya. Dan pusatnya adalah pohon besar tadi.

Kami tiba di sebuah rumah berbentuk jamur dan Merlin membawaku masuk. Sebelum pergi dia menceramahiku.

“Dengar bocah bodoh! Kau kutemukan tidak sadarkan diri di Lembah Eve yang berarti kau adalah buangan dari Kerajaan Tanah sampah itu. Aku membawamu kemari karena kau masih bernapas dan aku kasihan padamu. Jangan merusak nama baikku dengan kelakuan tidak sopanmu!” Jelasnya tanpa memberiku kesempatan berbicara.

“Ah! Dan cepatlah serap kekuatan dewa itu agar kau tidak merepotkanku lagi!” tambahnya lagi.

“Dan satu hal lagi, sebagai manusia perempuan, kau adalah yang terbau dan termenjijikkan dari yang pernah kutemui.” Hinanya lagi.

Lihat selengkapnya