Author's POV
Demiri dan Andreea sudah selesai bersiap dan mereka siap berangkat.
"Andreea! Ratu memanggilmu." Pesan Merlin melalui telepati menghubungi Andreea.
Hiyyy.. Suaranya jelas sekali, dia seperti berbisik ditelingaku. Batinnya merinding.
"Ada apa Andreea?" Tanya Demiri melihat tingkah laku anaknya yang aneh.
"KyuBi memanggilku ayah. Apa ayah bisa menunggu sebentar?"
"Ah, baiklah."
Setelah pamit, Andreea pergi ke tempat KyuBi. Di sana KyuBi terlihat cemas karena dia berjalan bolak-balik seperti setrikaan.
"Ada apa KyuBi?"
"Andreea! Maafkan aku. Padahal kau dan ayahmu ingin pergi menyelamatkan ibumu, tetapi aku mau minta tolong." Ucapnya dengan raut wajah cemas.
"Baiklah. Bantuan apa yang kau butuhkan?" Tanya Andreea penasaran. Kenapa bisa KyuBi secemas ini?
"Atara! Rubah berekor tujuh. Dia tidak kembali. Aku mengutusnya untuk mencari mencari mutiara air di Kerajaan Air, tapi sampai sekarang dia belum kembali! Aku takut dia sesuatu yang buruk terjadi padanya." Terangnya terburu-buru.
"Tenanglah KyuBi. Lalu apa yang harus kulakukan?"
"Bawa dia kembali! Aku akan membayar dengan apapun yang kau mau." Jawabnya putus asa.
Ugh! Ini akan makan waktu.. Tapi aku tidak bisa menolaknya. Pikirnya.
"Baiklah. Bagaimana ciri-cirinya?"
***
"Ayah? Bukankah sudah kukatakan jangan ikut!?" Geram Andreea saat sadar ayahnya ternyata mengikutinya.
Ayahnya bukanlah orang yang pandai bersembunyi. Ini bahkan belum sampai keluar desa, Demiri sudah ketahuan.
"Ayah tidak mungkin membiarkanmu sendirian, Ree." Ucapnya ayahnya dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
"Haaaaahhhh.... Baiklah cepat kemari!"
Terdengar tidak sopan sekali kan? Sejak Andreea hidup di Desa Rubah, dia semakin barbar.
"Apa yang ayah ketahui tentang Kerajaan Air?" Tanya Andreea berusaha menggali info.
"Sampah!"
"Huh? Apa-apaan itu? Hanya itu?" Tanya Andreea dengan wajar datar.
Mereka berbincang sambil berjalan. Berjalan kaki. Kenapa berjalan? Karena Merlin sedang tidak ada sewaktu Andreea telah diberi tugas oleh KyuBi, jadi tidak ada yang dapat membukakan portal.
"Ya. Ayah membenci mereka." Raut wajah Demiri terlihat berubah.
"Ke-kenapa?"
"Mereka membunuh keluarga, ayah." Jawabannya membuat Andreea kaget tidak menyangka.
"Omamu bukanlah ibu kandung ayah. Beliau adalah wanita yang ayah angkat menjadi ibu ayah." Terangnya lagi.
"Kenapa bisa begitu?"
"Mungkin ayah harus cerita masa lalu ayah." Ucapnya menerawang ke langit.
Flashback on
Seluruh keluarga ayah adalah pengendali api. Kami tujuh bersaudara. Lima laki-laki, dua perempuan. Hal itu menjadikan kami keluarga dengan bakat elemen api terkuat.
Kami bahkan selalu andil dalam pembantai makhluk-makhluk yang mengancam Kerajaan Air. Hanya kami bersembilan saja dapat menghentikan semua gangguan-gangguan yang mengancam.
Hal itu dipandang tidak baik oleh Vasiliás Kerajaan Air. Dia takut kami akan memberontak dan melengserkannya. Karena itu dia menjebak keluarga ayah dan menenggelamkan mereka kedalam danau ditengah kerajaan.
Hanya ayah yang selamat. Karena anak bungsu, ayah benar-benar dijaga oleh mereka hingga rela meregang nyawa demi ayah.
Karena itu ayah kabur dan mencoba membangun sebuah tempat dimana tidak ada hal sama yang terjadi seperti yang ayah rasakan.
Saat itu omamu adalah orang yang ayah selamatkan dari sekelompok kecil Orc yang ingin memangsanya. Dia sangat mirip dengan ibu ayah. Jadi ayah mengangkatnya jadi ibu dan beliau setuju.
Flashback off
"Saat membangun Desa Freenas, disitulah ayah bertemu dengan ibumu." Lanjutnya dengan mata yang sendu. Rindu akan sosok yang menemaninya di saat suka maupun duka.
"Aku berjanji akan menyelamatkan ibu, ayah!" Tekadnya menggenggam tangan Demiri kuat.
"Kita anakku. Kita."
***
Saat sudah letih berjalan, dan bekal makanan mereka sudah habis, juga hari yang mulai gelap, mereka berniat bermalam disuatu tempat.
Sewaktu mereka berangkat, Wan membekali mereka makanan dan KyuBi membekali mereka dengan £200 (200 Lei).
"Ayah, kita akan menginap di perkemahan ini malam ini." Ucapnya yang disetujui oleh Demiri.
Mereka memesan satu kamar dengan dua alas tidur. Alas tidurnya langsung menyentuh lantai kayu di perkemahan itu. Seperti alas tidur dijepang kalau teman-teman tau.
Ketika melihat bahwa Demiri telah tertidur pulas, Andreea mengeluarkan chakranya dan melingkupi tubuh Demiri seperti perisai. Jaga-jaga kalau ada hal berbahaya, ayahnya tetap terlindungi.
Begitu terus setiap mereka bermalam disuatu tempat. Dia selalu melingkupi ayahnya dengan bakatnya.
Tentu saja chakra Andreea tidak terpisah dari tubuhnya walau melindungi ayahnya. Penghubung dirinya dengan chakranya dapat dia perkecil atau perbesar. Dan saat tidur dia memperkecil penghubungnya bahkan sampai setebal benang.
Dan karena dia melakukannya selama ia tidur, tanpa sadar hal itu juga menjadikan Andreea lebih kuat.
Suatu malam,
"Kyaaaa!!"
Andreea dan Demiri terbangun mendengar teriakan tersebut.
"Andreea! Ayah ikut!" Tahan ayahnya saat melihat Andreea akan melesat menuju sumber teriakan itu.
"Baiklah ayo!"
He? Semudah itu? Kukira kami akan berdebat. Batin Demiri tidak mengerti jalan pikiran anaknya.
Tentu saja aku mengizinkan ayah ikut. Kalau ayah jauh dariku, aku akan kesulitan melindungi ayah. Batin Andreea seperti tau apa yang dipikirkan ayahnya.
Saat sudah sampai ditujuan, mereka melihat ada gubuk kecil di depan. Andreea yakin seratus persen dari sini sumber suaranya, tapi mana yang membuat suara?
GRRRR..