Kerajaan Api
Author's POV
Mereka berjalan masuk ke Kerajaan Api. Dari ujung kerajaan, kastil kerajaan sudah terlihat. Rumah-rumah warga Kerajaan Api sangat berbeda dengan warga Kerajaan lainnya yang Andreea pernah lihat.
Kalau kerajaan lain masing-masing kasta dibedakan wilayah tempat tinggalnya, ukuran dan bahan bangunan tempat tinggal mereka juga dibedakan, tetapi di kerajaan ini tidak.
Hoh! Ternyata setengah vampir lebih tidak membeda-bedakan manusia daripada manusia itu sendiri. Batin Andreea.
Mereka berjalan memasuki area pasar. Banyak anak-anak yang bermain disekitar situ. Jalanan pasar sangatlah ramai meski masih pagi.
"Baiklah. Kita harus mendaftarkan diri dulu. Ayo!" ajak Merlin menuntun mereka ke suatu tempat yang lumayan besar yang di depannya tertulis 'Pencatatan'.
Sembari berjalan masuk ke dalam, Merlin mengirimkan telepati kepada Andreea, Ingat! Sembunyikan auramu dan tunjukkan bakat yang biasa-biasa saja.
Andreea mengangguk singkat pada Merlin. Lalu mereka masuk ke tempat pencatatan tersebut.
Tempat tersebut memiliki pintu yang sangat besar. Saat masuk, mereka langsung melihat meja besar yang terbagi menjadi tiga sekat beserta orang dibelakang meja itu.
"Selamat pagi. Kami ingin mendaftarkan diri," sapa Merlin pada petugas pencatatan tersebut.
"Silakan."
Mereka diarahkan dan diperiksa secara bersamaan oleh tiga petugas diruang yang berbeda.
Pemeriksaan pertama adalah bakat. Apabila mereka Non-Talenta akan dicatat saja, tetapi kalau mereka adalah Talenta tentu saja mereka diminta menunjukkan bakat mereka.
"Mohon lepaskan mantel Anda," pinta petugas tersebut sopan pada Andreea.
Andreea dan yang lainnya mengenakan mantel berwarna cokelat moka yang memiliki kerudung dan menutup seluruh badan hingga ke lutut.
Demiri menunjukkan bakat elemen apinya, Merlin tidak perlu menunjukkan bakatnya karena dia adalah penyihir. Jadi dia diminta membacakan mantra, sedangkan Andreea?
Aduh! Bakat yang biasa-biasa itu seperti apa? Apa yang harus kutunjukkan? Batinnya kebingungan.
"Maaf nona? Apa ada masalah?" tanya petugas yang memeriksanya karena Andreea hanya diam saja dari tadi.
"Ah, Uh.. tidak ada. Tidak ada masalah," ujarnya gelagapan, "bakat saya pembentuk. Saya bisa membentuk apa saja sesuai dengan benda yang pernah saya sentuh sebelumnya."
"Bisakah anda tunjukkan?"
"Bisa."
Andreea mengeluarkan bakatnya dan dia membuat kue wee.
"Kue wee?" tanya petugas tersebut.
Muka Andreea langsung cerah karena petugas tersebut tau kue wee, "iya. Ini kue wee!"
"Baiklah. Bakat pembentuk. Cara kerja sesuai dengan yang pernah disentuh. Lalu apa anda bisa membuat benda tajam, nona? Seperti pedang misalkan?" tanya petugas itu lagi sambil mencatat informasi mengenai bakat Andreea.
Andreea sempat berpikir sebentar, "tidak. Kalau membuat benda tajam seperti itu, aku harus menyentuh bilahnya supaya tau ketajamannya. Sama saja aku membuat diriku terluka. Aku hanya bisa membuat benda-benda biasa."
Andreea pun membuat lagi benda-benda lain yang tidak berbahaya.
"Baiklah. Saya mengerti," petugas itu mencatat informasi itu di selembar kertas.
Lalu petugas tersebut bertanya tentang data-data pribadi seperti tinggi badan, berat badan, umur, dan lain-lain.
Merlin! Merlin! Andreea mencoba memanggil Merlin berharap bisa bertelepati dengannya.
Ya, tuan putri? balas Merlin melalui telepati.
Andreea senang cara itu berhasil.
Berapa umurku?
Ohokk!!!
"Kyaaaa!"
Karena pertanyaan tak terduga dari Andreea, Merlin salah membaca mantra dan mengeluarkan banyak kelabang dari mantra tersebut. Setelah tenang, dia menarik kembali mantra tersebut dan kelabang-kelabang itu hilang.
Kenapa tanya padaku?
Aku tidak tau berapa umurku. Aku harus jawab apa?Tolong bantu aku. Pinta Andreea.
Wajar saja Andreea tidak tau. Dia sudah tidak pernah merayakan ulang tahunnya semenjak penyerangan desa.
Enambelas. Balas Merlin.
Itu jugalah yang disampaikan oleh Andreea kepada petugas.
Sekedar informasi, Andreea tidak dapat mengaktifkan telepati. Hanya penyihir, orang dengan bakat telepati, dan siluman rubahlah yang dapat melakukan hal tersebut.
Merlin adalah orang yang masa bodoh dengan orang lain asal dirinya baik-baik saja. Dia terlalu malas untuk mengaktifkan telepati lalu mendengar isi hati orang lain. Dia hanya pernah sekali mengaktifkan telepatinya untuk mendengar panggilan dan itupun secara tidak sengaja, yaitu sewaktu dia teringat kali pertama dia menemukan Andreea dan Dior memanggilnya dengan menyebut Merlin mesum.
Itupun dapat terjadi karena pada saat itu emosi Merlin sedang terombang-ambing yang mempengaruhi sebagian besar kemampuannya sehingga telepatinya aktif sendiri, tetapi kali ini dia dengan sengaja mengaktifkan telepatinya. Ada yang tahu mengapa?