Kembali ke masa sekarang...
Ruangan Andreea
Andreea's POV
Kenapa aku dibawa ke ruangan ini? Apa yang dipikirkan Vasiliás itu? Bagaimana dengan ayah dan Merlin? Lalu bagaimana dengan kak Kri dan kak Si?
"Haaaaaaahhhhh.."
Aku menjatuhkan tubuhku di tempat tidur yang ada di ruangan itu dan mengusap kasar wajahku dengan kedua tanganku.
Kalau begini caranya kapan aku akan menyelamatkan ibu? Ibu pasti menderita sekali.
Vasiliás itu menakutkan. Apa itu bakatnya? Membuat orang lain kesulitan bernapas? Sepertinya lebih dari itu. Gerakannya cepat sekali. Apa bakatnya kecepatan?
"Berhenti Andreea! Kau hanya buat kepalamu sakit sendiri!" perintahku pada diri sendiri karena membuat sendiri pertanyaan yang tidak mungkin kuketahui jawabannya.
Tok Tok Tok...
Hiiiiyyyyy.. Siapa itu? Buat terkejut saja. Batinku tersadar karena ketukan pintu.
"Siapa?"
"Ini aku."
Hiiiiiyyyyyyy!!!! Itu Vasiliás Kerajaan Api! Apa yang dia inginkan? Fyuuuhhh tenanglah Andreea. Persiapkan Luna Alaka'i.
Aku berjalan ke dekat pintu dan membukakan pintu.
"Apa yang Anda mau?" tanyaku langsung pada intinya.
Aku melihat dua penjaga dibelakangnya membelalakkan mata melihatku. Ah, masa bodoh! Lalu aku melihat kembali ke Vasiliás itu.
Hiiiiyyyy.. Sorot matanya sangat tajam. Batinku.
"Se- segala hormat dan keagungan kepada Vasiliás Kerajaan Api, Achreíos Vasiliás! Ada apa gerangan Anda datang ke tempat?" ulangku dengan memakai salam yang biasa diucapkan saat menghadap dan membungkukan badan memberi hormat.
"Apa aku perlu memberitahumu apa yang ingin kulakukan di rumahku?" tanyanya berjalan masuk begitu saja kedalam ruanganku dan duduk menyilangkan kaki di sofa yang ada diruangan ini.
Sementara para penjaga menunggu diluar, dia bertanya padaku, "apa kewargaanmu?"
"Tidak ada." balasku menunjukkan lengan kanan atasku.
"Aku menawarkan sebuah kerja sama," lanjutnya setelah melihat aku tidak memiliki simbol kerajaan manapun di lenganku
"Maaf, saya tidak tertarik."
"Siapa yang bertanya? Aku memberitahumu kalau aku ingin mengadakan kerja sama denganmu. Dan kau akan tahu akibatnya kalau menolak," terangnya padaku menunjukkan dua buah kunci.
"Apa kau tau dimana ayahmu sekarang?" tanyanya dengan seringaian.
Aku mengepalkan tanganku kuat dan berteriak, "dasar pengecut! Kau sangatlah rendah! Apa kau sendiri tidak bisa melawanku?"
"Melawan bocah sepertimu?" balasnya berdiri dan mendekat padaku, "apa kau sedang menantangku?"
"Ya! Aku sedang menantangmu!" balasku padanya.
Baru kusadari ternyata orang ini tinggi sekali. Kepalaku sakit karena harus melihat ke atas saat bicara dengannya. Apalagi dari jarak sedekat ini.
"Kuterima. Kalau kau kalah, aku akan membunuh ayahmu didepan matamu saat itu juga!" ancamnya yang membuat tubuhku menengang, "aku akan memberitahukan kapan dan dimana duel kita. Kau tunggulah."
BRUGH
Ketika pintu sudah tertutup, aku langsung ambruk ke lantai.
Bagaimana ini!?
Saat dia bicara tadi, auranya sungguh-sungguh. Bagaimana kalau aku kalah? Lalu ayah, Ukkhhhh...
***
Dimana? Badanku sakit sekali. Lantai? Heeee????? Aku tidur dilantai? Apa yang terjadi? Pikirku sambil memegangi badanku karena sakit.
Dan kejadian kemarin terlintas dipikiranku. Sepertinya aku terlalu lelah berpikir sampai ketiduran.
Tok Tok Tok...
Apa itu Vasiliás Kerajaan Api lagi? Aduh!
Aku merapikan baju dan rambutku sebentar lalu berjalan untuk membukakan pintu.
"Selamat pagi, nona Andreea. Saya ingin mengantarkan surat dari Yang Mulia Achreíos Vasiliás," sapa seseorang sambil memberikan surat kepadaku.
"Saya permisi, nona."
Apa ini surat yang dibicarakannya? Tercium aroma kematian dari surat ini. Perlahan aku membuka dan membaca surat itu.
SIGH
Aku mendesah keras dan terduduk dilantai. Apa yang harus kulakukan? Besok di lapangan eksekusi, tempat yang sama saat aku pembunuhan kejam yang dilakukan oleh Curan, di tempat itu juga aku akan melawannya dan kalau kalah aku akan melihat ayah dibunuh didepanku.
Aku tidak mau.. Hik.. Hik.. Ibu apa yang harus kulakukan?
Sepertinya tidak ada cara lain. Aku hanya harus menang besok kan? Iya! Harus. Sekarang kau harus latihan. Ingat semua yang diajarkan oleh kakek Dior, kak Wan, dan Merlin selama sparing di desa.
SEMANGAT!!!!!!!!!!
Aku bukanlah Andreea yang dulu! Aku harus semangat.
"HUUUOOOOO!!!!"
Aku berlatih dengan sangat semangat. Entah kenapa terbesit ingatan kecil dipikiranku dan itu membangkitkan semangatku.
FLASHBACK ON
"Uggghhh! Kyaaa!!!"