Dini hari..
Achreíos's POV
"Ukh.. Hah.."
Aku tidak bisa tenang. Kenapa aku begini?
"Yang Mulia? Apa Anda baik-baik saja?" tanya Vincent dari luar ruanganku.
"Ya."
Kira-kira apa yang dilakukan bocah itu? Aku tidak menyangka darahnya semanis ini. Darahnya bagai narkoba bagiku. Aku menginginkan darah.
"Hhhhh.... Vincent! Bawakan seorang gadis padaku!" perintahku padanya.
"Baik, Yang Mulia."
Tak lama, Vincent mengetuk pintu dan aku mempersilakan mereka masuk. Dia membawa seorang gadis yang kulitnya seputih susu. Dia terlihat seperti remaja berumur lima belas tahun.
"Dia adalah warga asli Kerajaan Api, Yang Mulia," ucap Vincent sambil menunjukkan lengan kanan gadis itu.
"Keluar."
Aku benar-benar tidak tahan lagi. Aku menarik gadis itu dan langsung mengisap darahnya. Aku mendengar erangan yang keluar dari mulutnya.
"Ahhh.. anda bisa menghisap darah saya sepuasnya, Yang Mulia," desahnya merangkul tubuhku.
Tidak hilang. Rasa dahaga ini tidak hilang. Aku mendorong gadis itu dan menyuruh Vincent membawanya. Gadis itu berteriak memanggilku dan meminta maaf.
Ukkkhh... Baru kali ini aku begini..
"Merlin!" teriakku memanggil namanya.
Hanya butuh sebentar dan dia sudah muncul.
"Aku menghisap darah Andreea. Aku menginginkannya-"
BRAK
"Kau apa!?"
Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, dia menghantamku di dinding.
"Cih! Sepertinya kau sangat sensitif kalau menyangkut bocah itu. Kenapa kau suka manusia? Kau tahu apa akibatnya kalau menyukai manusia?" cercaku padanya.
"Aku tidak peduli! Jangan dekati dia atau aku akan mengahajarmu habis-habisan!"
"Menghajarku!?"
BUAGH
Akupun mementalkannya ke dinding ruanganku kemudian menyusulnya ke dinding tersebut lalu menendang perutnya sehingga tubuhnya keluar dari ruanganku. Aku dapat melihat dia mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Heh! Kau lihat? Kekuatan yang diberikan bocah itu!? Aku merasa lima kali lebih kuat setelah meminum darahnya! Bukankah akan meningkat menjadi sepuluh kali lipat kalau aku meminumnya dua hari sekali!?"
TRAK
"Berisik!!!" balasnya menyerangku balik.
Dia membaca mantra dan membuka portal yang dapat mengeluarkan banyak pedang.
"Heh! Pakai itu lagi? Meski kau sudah mengungsi ke desa para rubah itu, kau sama sekali tidak berubah!"
Merlin meluncurkan pedang-pedangnya itu untuk menyerangku. Pedangnya tidak akan berhenti sembelum mengenaiku. Tentu saja aku akan mencoba kekuatan darah ini.
Syat.. Syat.. Syat..
Luar biasa! Aku dapat pulih seketika. Darah pemilik Luna Alaka'i memang berbeda! Setelah puas menerima telak serangannya, akupun memberi serangan balasan. Pedangnya tidak akan berhenti sebelum menyentuhku jadi aku menyentuh sisi samping pedang itu dan mengirimnya balik ke Merlin. Dia mencoba menangkisnya dan berusaha menghindar.
"Kau mengirimkan banyak sekali pedang untuk menyerangku! Apa kau bisa menghindari ini semua!?" teriakku mempercepat laju serangku.
"Ukhh!!!"
Kudengar rintihannya karena beberapa pedang mulai mengenainya karena gerakkannya yang lamban. Dia bahkan tidak sempat membaca mantra.
TRANG
"Cih! Pengganggu!" decihku saat melihat semua pedang yang kukirim balik ke Merlin terpental.
"Merlin kau tidak apa-apa? Lihat lukamu!" teriak suara itu.
"Tuan putri? Kenapa Anda di sini?"
Wung Wung
Dia menyembuhkan Merlin dengan sangat cepat. Luna Alaka'i memang sangat kuat sekali.
"Dasar bodoh! Tentu saja karena aku mendengar keributan! Dan saat melihat keluar, aku melihatmu sedang diserang!"
Cih! Lihat wajah si Merlin. Dia senang sekali karena bocah itu mengkhawatirkannya. Dari dulu dia tidak pernah berubah. Batinku meninggalkan mereka.
Padahal tadi aku berniat menanyakan bagaimana cara mengatasi rasa hausku ini, tetapi dia malah menantangku. Dasar penyihir!
***
Andreea's POV
Aduh! Aku sangat khawatir tadi pagi. Karena mendengar keributan aku jadi mengecek keluargaku satu persatu. Aku jadi mengganggu mereka yang sedang tidur. Aku mengira mereka sedang dalam masalah. Ternyata Merlin dan Vasiliás itu sedang berkelahi.
Aku juga sudah tahu penyebab kenapa Vasiliás itu bisa terluka begitu. Ternyata karena dia sudah lama tidak minum darah. Dan kalau dia minum darah seseorang kemarin, orang itu mungkin saja akan mati. Aku beruntung hanya pingsan untuk beberapa hari karena ada Luna Alaka'i di dalam tubuhku.
Dan juga kak Kri dan kak Si memintaku waspada karena Vasiliás diserang tanpa aba-aba apapun oleh aliansi kerajaan. Menurut cerita kak Kri dan kak Si, para Vasiliás dan pemimpin dari setiap kerajaan dan suku sudah berunding mempertanyakan keputusan Vasiliás Kerajaan Api tentang diriku. Mereka berharap kalau aku tidak hanya diam di satu kerajaan. Vasiliás Kerajaan Api bilang akan segera memberi jawaban secepatnya, tetapi banyak warga yang tidak mau menunggu lama dan mereka menyerang secara diam-diam ke dalam kastil.
Semua orang-orang yang menyerang secara dam-diam itu mati, tetapi karena menerima serangan secara mendadak, Vasiliás menerima luka berat juga dan salah satu dari orang yang menyerang diam-diam itu meledakkan diri sendiri saat memeluk Vasiliás itu.
Hahhhh... Barbar sekali mereka! Apa yang mereka mau dariku? pikirku geleng-geleng kepala. Saat ini aku sedang berjalan ke ruangan kak Krissameri.
Kak Kri bilang dia sedang libur hari ini, sementara kak Si masih harus bekerja. Aku ingin melakukan sparing dengan kak Kri. Bukan bermaksud ingin memamerkan kekuatan. Aku hanya ingin melakukan hal-hal yang dulu tidak bisa kulakukan bersama keluargaku. Aku bahkan sudah membuat daftar kegiatan apa saja yang akan kulakukan dengan mereka.