Andreea's POV
"Hahh... hari ini terasa panjang sekali. Seharian mengejar Merlin membuat kakiku sakit sekali," ucapku pada diri sendiri.
Rasa sukanya benar-benar dia tunjukkan dengan sangat jelas. Kenapa dia bisa suka padaku? batinku heran.
Tok.. Tok.. Tok..
"Andreea apa kami boleh masuk, nak?"
"Tentu saja!"
Aku yang tadinya lemas, jadi kembali bersemangat mendengar suara ibuku. Kami? Apa artinya seluruh keluargaku datang? Hehehehe.. apa ini hari ulang tahunku? Aku bahkan sempat halu sebentar.
"Selamat datang!!!" sambutku pada mereka.
Aku benar. Mereka semua datang. Apa benar ini tanggal ulang tahunku? Sepertinya bukan, tetapi sepertinya ada hal baik makannya malam-malam begini mereka berkunjung ke ruanganku.
"Bagaimana keadaanmu, Reea?" tanya kak Kri padaku.
Aku memberikan kedua jempolku pertanda kalau aku luar biasa baik.
"Apa kau tahu alasan kami datang, putriku?" tanya ayah padaku.
"Tidak ayah. Apa?" tanyaku bersemangat.
"Vasiliás Kerajaan Api datang tadi siang ke ruangan kami dan melamar putri ayah," terang ayah.
TIDAK! Benarkan dia punya maksud tersembunyi pada kedua kakakku! batinku dengan ekspresi yang berubah dari senang menjadi cemberut, tetapi aku melihat kak Kri dan kak Si senang. Sepertinya mereka bahagia karena ada yang akan menikah.
"Selamat kak Kri! Jangan lupakan aku- maksudku kami setelah kakak menikah!" teriakku memeluk kak Kri.
"Apa yang kamu bicarakan Reea? Bukan aku yang akan menikah," ujar kak Kri melepas pelukanku.
GASP
Ternyata Vasiliás itu lebih menyukai kak Siera. Sebenarnya tidak wajar kalau anak kedua menikah terlebih dahulu,tetapi yang namanya Vasiliás dia pasti tidak peduli hal itu.
"Huuuu.. kalau begitu kak Si! Kakak pernah bilang aku adik kesayangan kakak kan? Karena itu jangan lupakan aku!"
"Dree.. Bukan aku yang akan menikah,"
He? Lantas?
"Yang Mulia Achreíos mendatangi ayah dan ibu untuk menjadikanmu istrinya, Reea."
DUAR
Mendengar penjelasan ibu, ditelingaku seperti terdengar suara ledakan besar. Tidak mungkin!!
BRAK
"Achreíos keluar kau!"
Setelah aku mendengar pernyataan ibu, aku langsung melesat secepat kilat ke ruangan orang itu. Aku mendobrak pintu ruangannya meski sudah dijaga oleh para penjaga. Bahkan aku meneriakkan namanya dengan lantang.
Dimana dia!?
Splash.. Splash.. Splash..
Aku mendengar suara air dari sebelah kiri ruangan ini.
"Achreíos! KYAAAA! Apa yang kau lakukan!? Kenapa tidak pakai baju!?" teriakku menutup kedua mataku dengan kedua tanganku.
"Bicara apa kau, bocah? Justru aku yang seharusnya bertanya padamu! Apa yang kau lakukan?" jawabnya singkat.
Ukhh!!
Akupun melangkah keluar dari dalam ruangannya.
Apa-apaan itu? batinku tidak percaya.
"Andreea? apa yang kau lakukan, nak?" tanya ayah yang terlihat kelelahan karena sehabis berlari mengejarku.
"Aku ingin memastikan perkataan kalian," jawabku pada ayah.