Tahun 2020..
Achreíos's POV
Kalian masih mengingatku? Ya ini aku Achreíos yang itu. Saat ini aku sedang berada di Pulau X, Kota Y. Sedikit autografi singkat tentangku. Saat ini aku menjabat sebagai Presiden Direktur di perusahaan yang sudah memiliki 500 cabang di seluruh dunia. Perusahaan yang berkaitan dengan elektronik. Sejak 'kejadian itu' banyak hal yang terjadi.
Saat aku terbangun, langit terlihat bersih. Tidak ada awan sedikitpun. Ingatan terakhirku adalah saat aku berusaha menahan istriku agar tidak mengorbankan dirinya untuk membunuh para roh sial itu. Tentu saja aku tahu cerita kalau roh hitam hanya bisa dibunuh oleh kekuatan dewa. Karena itu aku malah mengatakan hal kejam padanya saat berusaha menyelamatkannya.
Isrtiku itu sangat keras kepala. Bahkan sejak awal kami bertemu, dia satu-satunya perempuan yang memiliki reaksi berbeda dari kebanyakan perempuan. Awalnya kukira karena dia bocah makanya begitu. Semakin mengenalnya, membuatku semakin dan semakin penasaran dengannya. Darahnya hanyalah poin tambahan. Bagiku dia adalah duniaku.
Kembali lagi, seperti yang kukatakan dia sangat keras kepala. Meski aku sudah mati-matian menahannya, dia tetap pergi dan mengorbankan dirinya. Alhasil aku hanya berteriak-teriak memanggil namanya.
"Selamat pagi, pak. Maaf mengganggu. Sepuluh menit lagi Anda harus berangkat ke Bandara," ujar sekretarisku.
"Baiklah."
Kalau kalian ingin tahu, kenapa aku masih bisa hidup sampai sekarang, itu karena aku dikutuk oleh dewa. Aku mengatakan hal buruk pada orang yang menerima kekuatan darinya yang mana sebenarnya hal itu bertentangan dengan hatiku. Karena itu aku diberi keabadian.
Aku sudah hidup selama sepuluh ribu tahun. Syarat agar keabadian ini berhenti adalah aku harus menemukan cinta dihidupku.
Dewa sial! Setelah menyakiti Andreea kau menyuruhku mencari cinta hidup yang baru?
"Pak Presdir Anda akan menginap di hotel A di kamar 101,"
"Baiklah."
Hidupku bisa dikatakan sangat menyedihkan. Sampai sekarang aku tidak mati artinya aku tidak menemukan cinta hidupku. Aku melakukan ini karena ingin menghukum diriku sendiri.
Andreea.. aku berhar-
"COPET!!"