A Miracle (Luka Hati Faris)

Zainur Rifky
Chapter #4

mengemis maaf

“Pergilah dari sini! Tega kau sudah menduakanku.” Faris melihat mamanya marah langsung mendekat dan memeluknya.

“Kau cuma ibu rumah tangga. Kau wanita miskin. Kau bukan lagi seleraku. Dasar pelacur papan atas.” Lelaki itu pergi dengan menggandeng peremnpuan lain. Faris sendiri berusaha mengejar lelaki itu dan memintanya untuk tetap disini.

“Papa, jangan pergi!”

“Pilih ikut denganku atau dengan perempuan miskin ini?” Faris terdiam. Dia memegang tangan itu, namun ditepis dan dibentak. Faris menangis sambil memeluk mamanbya.

Tempat berganti. Dia berada di sebuah sekolah. Banyak teman-temannya yang mengelilingi dan mulai mengeluarkan kata-kata yang tak patas. Ada beberapa dari mereka yang berani melakukan kekerasan fisik. Faris meminta ampun dan butuh pertolongan. Tapi, tak ada satupun orang sekitar yang berniat menolongnya.

“TIIIIIDDDDAAAAAAKKKKK.” Faris menangis dan melempar guling. Kejadian beberapa tahun silam terus terbayang dalam ingatannya. Khadijah yang mendengar teriakan sang putra langsung mendekat. Dia hanya terdiam. Sejak kejadian itu, Faris beberapa kali bermimpi buruk.

“Nak, jangan menangis lagi! Biarkan mereka pergi! Biarkan mereka hidup tenang dengan orang-orang itu!” Faris menggeleng. Dia begitu emosi jika harus terus diingatkan pada papanya.

“Ma, kalau mereka sudah bahagia, kenapa mereka muncul kembali? Pasti mereka tidak puas dengan apa yang telah mereka lakukan.” Khadijah menggeleng. Kenapa sang putra begitu benci dengan papanya? Kenapa dia sulit untul memaafkan kejadian itu?

“Sudahlah Nak! Istirahatlah dulu! Hari ini kau juga harus ngajar kan? Istirahat dulu ya!” Khadijah keluar dan membiarkan Faris untuk sendiri.

***

“Faris.”

“Tante Nirmala. Ada perlu apa ya?” Nirmala tersenyum dengan sambutan itu. Dia hanya memberikan sebuah bungkusan untuknya. Faris sendiri langsung membukanya.

“Kau pesan ini kan beberapa hari yang lalu?” Faris menganggguk. Dia mengucapkan terima kasih atas pemberian itu. Ternyata, pakaian yang sudah lama dia butuhkan.

“Tante, kok baik banget sama aku? Padahal, banyak orang diluar sana yang justru tak sebaik ini. Bahkan, orang terdekat yang harusnya memberikan perlindungan, justru tak memperhatikanku.” Nirmala tersenyum. Dia menjelaskan jika kenbaikan itu bisa diberikan pada siapapun, termasuk pada orang yang kiurang beruntung. Apalagi, Faris yang sudah ditinggalkan oleh papanya.

“Sekali lagi terima kasih Tante.” Mereka akhirnya berpisah. Faris sendiri langsung pulang karena telah ditunggu oleh timnya. Mereka terheran dengan barang bawaan Faris.

“Dikasih tante Nirmala.” Sukma terkejut. Nirmala? Bukankah dia adalah seorang wanita sosialita? Kenapa dia bisa dekat dengan Faris?

“Dia sudah dekat denganku sejak lama. Seingatku mulai ketika aku SMP. Sering banget waktu itu aku dapat pengeroyokan, dia yang menghentikan bahkan menolongku.” Sukma hanya bisa terdiam. Sepertinya perempuan itu punya hati yang begitu baik.

Lihat selengkapnya