A Missing Part

Rara Rahmadani
Chapter #14

Bagian Tiga Belas

Jam sudah menunjukkan tepat pukul 11 malam dan Azalea masih belum pulang ke rumah. Arfid yang dari tadi menunggu di teras rumah mulai terlihat khawatir. Biasanya Azalea paling lambat pulang pukul 10 malam dan sekarang ia sudah telat hampir satu jam.

Bunyi jangkrik bersahut-sahutan seakan-akan menemani Arfid yang setia menunggu Azalea. Bunyi gemuruh mulai terdengar dan angin-angin sudah berhembus kencang. Sebentar lagi akan turun hujan. Arfid semakin khawatir dan akan berencana menelepon Azalea.

Saat Arfid hampir menelepon Azalea, terdengar suara pagar yang dibuka. Arfid menoleh kearah pagar kemudian melihat mobil Azalea yang baru saja masuk kemudian bergerak ke garasi. Azalea langsung turun dari mobil kemudian berjalan masuk ke rumah, seperti tak melihat Arfid yang menunggunya.

Arfid langsung mencengkram lengan Azalea saat perempuan itu tak merasakan kehadirannya, “Kenapa pulang lama? Lo gak lihat kalau bentar lagi hujan!”

Terdengar nada marah dari suara Arfid. Azalea melihat tangan Arfid mencengkram lengannya. Azalea menyentak tangan Arfid hingga membuat tangan Arfid terlepas dari lengannya. Setelah itu Azalea berjalan ke dalam rumah, berusaha mengabaikan Arfid.

Arfid yang tahu bahwa dirinya diabaikan. Arfid menutup pintu lalu menguncinya kemudian mengejar langkah Azalea yang sudah hampir menaiki tangga. Tepat saat Azalea menaiki anak tangga pertama, Arfid langsung menarik lengan Azalea hingga membuat Azalea membalikkan tubuhnya. Belum sempat Azalea memarahi Arfid, Arfid langsung memeluknya.

“Lea! Lain kali jangan pulang malem,” ucap Arfid dengan khawatir. Azalea langsung menyentak tubuh Arfid dengan kuat hingga pelukan itu terlepas.

PLAK

Tangan Azalea mendarat mulus di pipi kanan Arfid. Pipi Arfid sudah terlihat memerah karena ditampar sementara Arfid menatap Azalea dengan tatapan tidak percaya. Arfid tidak pernah berfikir bahwa Azalea bisa menamparnya.

“Berhenti mengkhawatirkan gue!” teriak Azalea. Teriakan Azalea terdengar sangat nyaring. Suara hujan kemudian turun dengan sangat deras berbarengan dengan ucapan Azalea, “Berhenti Fid!”

“Kenapa? Kenapa lo kaya begini?” tanya Arfid. Arfid tak mempercayai bahwa Azalea bisa bersikap seperti itu.

“Berhenti memeluk gue!” Azalea kembali berteriak kencang sementara tangannya menjambak rambutnya sendiri, “Gue tahu lo batalin janji lo dengan gue karena lo jalan dengan cewek lain!”

Arfid melototkan matanya. Ia tak percaya bahwa Azalea ternyata melihatnya berjalan dengan perempuan lain. Arfid hendak memegang lengan Azalea namun Azalea langsung berjalan mundur.

“Le, itu cum....” Arfid belum sempat menjelaskan, Azalea langsung memotongnya, “Itu pacar lo kan? Gue tahu kok lo juga menyimpan foto lo berdua dengan cewek itu dikamar. Gak usah berbohong, Fid! Gue tahu perlakuan lo dengan cewek itu berbeda dengan Raisya dulu.”

Arfid terdiam berberapa saat. Nafas Azalea terlihat terengah-engah. Arfid kemudian berkata, “Belum jadi pacar gue. Gue suka dia. Maaf Le, masalah janji ke benteng itu.”

Lihat selengkapnya