EMPAT BELAS
“Berberapa orang perlu terjatuh lebih dahulu agar tahu bahwa semua orang yang dikenal baik, tapi ternyata pandai melukai hati.”
****
DUA ANGGOTA DPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN DITANGKAP KPK KARENA KASUS PENYUAPAN
Dua anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan yang bernama Gilang Guntoro (34 tahun)dan Fredy Julianto( 36 tahun) ditangkap dikediamannya masing-masing. Gilang dan Fredy terlibat kasus penyuapan yang melibatkan Septiawan Hendri yang sedang kabur. Kuat dugaan bahwa Gilang dan Fredy menyembunyikan keberadaan Septiawan dari publik. KPK menyita uang sebesar 250 juta yang diduga sebagai suapan dari Septiawan Hendri. Saat ini KPK sedang mengintrogasi Gilang dan Fredy. Mereka diancam hukuman pidana maksimal 12 tahun penjara.
Azalea menatap berita yang ada di ponselnya dengan puas. Beruntunglah kedua tikus berdasi itu langsung tertangkap. Hanya butuh satu hari saja untuk menangkap dua anggota DPRD itu. Diam-diam Azalea merasa salut terhadap Mbak Metri.
Setelah Azalea memeluk Ilham dengan tiba-tiba tadi, Ilham langsung mengajaknya untuk makan empek-empek yang ada di warung dekat Benteng Kuto Besak. Beruntunglah Ilham menenangkan Azalea yang tiba-tiba memeluknya kemudian menangis terisak-isak. Ilham tak bertanya sedikitpun apa yang membuat Azalea menangis. Ilham memilih menunggu Azalea yang bercerita kepadanya.
“Kamu kenapa? Kok senyum-senyum?” tanya Ilham saat ia melihat Azalea yang menatap ponsel sambil senyum-senyum.
“ Ini loh, Ham. Gak habis pikir aku sama penjabat zaman sekarang,” jawab Azalea.
“Ada apa?” Ilham bertanya lagi.
“Coba kamu baca aja ini,” Azalea menyerahkan ponselya kepada Ilham.
Ilham meraih ponsel itu kemudian membaca berita itu. Ilham terdiam sebentar, “Loh, aku gak nyangka aja. Padahal Pak Gilang dan Pak Fredy itu terlihat baik.”
Ilham menyerahkan kembali ponsel itu kepada Azalea. Azalea bertanya kepada Ilham, “Ayah kamu dekat banget gak dengan mereka?”
“Gak tahu aku,Lea. Aku coba tanya nanti.” jawab Ilham dengan pelan.
Azalea hanya mengangguk. Azalea memotong empek-empek yang berisi telur dihadapannya menggunakan pisau. Setelah potongan empek-empek itu terlihat kecil, Azalea menyendokkannya kemulutnya. Saat Azalea hendak mengambil air putih yang ada di sampingnya, tiba-tiba matanya melihat layar ponselnya menyala sambil menunjukkan suatu kontak sedang meneleponnya.
Risa Belvia istrinya Park Seo Joon.
Sudut bibir Azalea sedikit terangkat saat melihat kontak itu. Saat Azalea bertemu dengan Risa di Palembang Indah Mall, mereka memang sempat bertukaran nomor ponsel. Nama kontak Risa di ponselAzalea itu memang ulah Risa.
“Bentar ya, Ham,” ucap Azalea.
Setelah Ilham mengangguk, Azalea langsung mengambil ponselnya kemudian berjalan keluar dari warung itu.
“Kenapa, Sa?” tanya Azalea setelah menganggkat telepon Risa.
“ Aku pengen ke PIM lagi. Ayo kita kesana,”ajak Risa.
“Kapan?”
“Nanti jam 1 siang.”
Azalea melirik jam tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 siang, “Cepat amat, Sa.”
“Gak mau tau! Aku tunggu di eskalator lantai 1 jam 1 siang!”
Belum sempat Azalea membalas ucapan Risa, Risa langsung mematikan teleponnya. Azalea langsung berdecak, ia sedikit merasa kesal kepada Risa. Azalea hendak masuk ke warung empek-empek itu lagi, namun sesuatu diparkiran berhasil tertangkap oleh matanya.
Azalea melihat Arfid membuka pintu mobil untuk seorang perempuan.
Azalea mencengkram dadanya dengan kuat. Rasa sesak yang sudah pergi dari tadi pagi, perlahan-lahan muncul kembali. Azalea melepaskan cengkraman didadanya. Ia berusaha tak memikirkan apa yang sudah ia lihat di parkiran Benteng Kuto Besak itu. Azalea pun melangkahkan kakinya, kembali menuju tempat dimana Ilham sedang duduk.
****
Seorang pria separuh baya sedang menyesap kopi sambil menikmati pemandangan hutan yang ada dihadapannya, sementara tangan kanannya terlihat memegang koran. Sudah hampir tiga hari ia berhasil melarikan diri dari pengejaran polisi dan BIN. Pria separuh baya itu adalah Septiawan Hendri, seorang koruptor yang sedang dicari.
Seorang gadis muda mendekati Septiawan, “Sebentar lagi saya akan ke Palembang, Pak.”
Septiawan tertawa keras saat ia melihat judul berita yang menjadi headline di koran yang sedang ia pegang, “Kamu lihat ini! Betapa bodohnya anggota DPRD Provinsi ini!”
Gadis muda itu hanya terdiam melihat Septiawan yang sedang tertawa keras seperti orang gila. Setelah tawa Septiawan mereda, Septiawan langsung melemparkan koran itu ke tanah yang ada di hadapannya.
“Kapan kamu akan kembali?” tanya Septiawan kepada gadis muda itu.