A Part Of Earth

iam_light.blue
Chapter #5

Ada yang Hilang

"Pesen dua nasi goreng paket lengkap, Pak. Es tehnya tiga,” ucap Alfa kepada penjual nasi goreng itu.

“Loh k-kokk…” ucap Tsana gelagapan.

“Gue haus.”

“Bukan haus tapi rakus,” ketus Tsana membalas perkataan Alfa.

Alfa menarik tangan kiri Tsana lalu mencari tempat duduk yang kosong. Mimik wajah Tsana terlihat sangat kesal sekaligus pasrah melihat kelakuan Alfa yang sangat menyebalkan baginya itu.

Beberapa saat kemudian, dua piring nasi goreng dan tiga gelas es teh itu dibawa oleh seseorang ke atas meja mereka berdua. Dinikmatinya hidangan itu tanpa ada satupun dari mereka yang bersuara. Tsana makan dengan sangat lahap hingga tak sengaja memakan satu buah cabai langsung.

Tsana mengambil segelas es teh kemudian meminumnya dengan sangat cepat. Hanya dalam beberapa detik, ia mampu menghabiskan segelas es teh. Namun, dengan segelas es teh saja, Tsana belum bisa menghilangkan rasa pedas di mulutnya. Sehingga ia berniat untuk meminta segelas es teh milik Alfa.

“Minta tehnya boleh nggak?” tanya Tsana dengan mata berkaca-kaca. Alfa hanya menatap Tsana saat ia mendengar pertanyaan itu.

“P-pedess,” lanjut Tsana sambil menahan rasa pedas di mulutnya. Matanya sampai meneteskan air mata saat itu.

“Ng-ngapain nangis, Tsan?” tanya Alfa sambil kebingungan. Ia pun segera memberikan segelas es teh miliknya kepada Tsana.

Orang-orang di sekitar mereka pun spontan menyatukan pandangannya ke arah Tsana dan Alfa. Mereka membicarakan Tsana yang tengah meminum segelas es teh itu sambil menangis.

“Kasian itu ceweknya sampe dibuat nangis. Kamu jangan gitu ya sama aku,” ucap salah satu gadis di warung nasi goreng itu kepada pacarnya.

Sekarang ini Alfa benar-benar terlihat seperti penjahat di mata seluruh pembeli di warung nasi goreng itu. Padahal mereka jelas-jelas tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Ini hanya masalah Tsana yang tidak tahan dengan masakan pedas. Bukan tentang kekerasan apalagi perselingkuhan.

***

Tsana dan Alfa berjalan beriringan menuju rumah Tsana. Tak ada satupun dari mereka yang berani membuka pembicaraan sejak kejadian di warung nasi goreng tadi.

Lihat selengkapnya