Tsana keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar di lehernya. Handuk itu akan ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya. Setelah mengeringkan rambutnya, ia segera masuk ke dalam kamar dan menyiapkan tempat tidurnya.
Beberapa saat setelah Tsana tidur, layar handphone-nya menyala. Di layar handphone-nya tiba-tiba muncul pesan dari Alfa.
Alfa Aditya
Tsan???
Handphone Tsana berdering cukup keras saat itu. Namun, karena tidurnya sudah sangat nyenyak, bunyi sekeras apapun juga tidak akan bisa menembus gendang telinganya.
Keesokan harinya, Rania mengantar Tsana ke sekolah dengan menaiki mobil. Ia sudah cukup lama tidak mengantar Tsana karena Tsana lebih memilih untuk berjalan kaki. Selama ini, Rania hanya rutin menjemput Tsana saja.
Ketika Tsana sampai di gerbang sekolah, ia berpapasan dengan Devan dan Dika. Mereka berdua terlihat menyapa Tsana dengan melambaikan kedua tangannya bersamaan kemudian Tsana membalas sapaan mereka dengan menunjukkan senyum kecilnya. Devan dan Dika pun menghampiri Tsana untuk mengajaknya masuk ke ruang kelas bersama-sama.
Saat ini seluruh pandangan menuju ke arah Tsana, Devan, dan Dika. Hal ini mungkin terjadi karena Tsana berdiri di tengah-tengah Devan dan Dika saat berjalan bersama.
“Gue ganteng ya?” celetuk Devan tak tahu malu. Ucapannya itu membuat Dika dan Tsana spontan menoleh ke arah Devan sambil mengerutkan dahi mereka.
Fyi, Dika dan Devan merupakan tim basket SMA Argawijaya Bandung yang termasuk jajaran “siswa tampan tak tertandingi”. Namun, bagi siswi SMA Argawijaya Bandung, Alfa Aditya tetaplah yang nomor satu.
Tsana mempercepat langkahnya ke dalam kelas karena ia sangat tidak suka menjadi tontonan dan bahan pembicaraan orang lain. Di dalam kelas, ia menyandarkan punggungnya ke kursi sambil mendengarkan sebuah lagu.
Beberapa saat kemudian, bel masuk berbunyi. Namun, sampai saat itu, Tsana belum melihat batang hidung Alfa. Jadi, ia berpikir bahwa mungkin saja hari ini Alfa terlambat.
Tsana mengikuti pelajaran dengan baik pagi itu, sampai ia menyadari bahwa Alfa sepertinya tidak masuk hari itu. Absensinya alpha. Tidak ada kabar apapun darinya hari itu. Tsana pun mengecek handphone-nya. Ia melihat ada satu pesan masuk dari Alfa.
“Tsan, nggak pengen ikutan ke kelas sebelah? Anak-anak pada ngumpul tuh,” ucap Dika. Tsana sempat terkejut lalu mematikan handphone-nya segera.