A Part Of Earth

iam_light.blue
Chapter #15

Akhir Pekan

Alfa melepas handsfree putihnya lalu mengikuti Arin hingga ke depan kelas. Mereka membicarakan tentang ketidakhadiran Alfa selama beberapa hari itu.

“Oh, gitu. By the way, masih sakit ngg--”

Arin berusaha menyentuh pipi Alfa yang lebam. Namun, Alfa spontan mencegah tangan Arin mendarat di pipi kirinya itu.

Alfa menurunkan tangan Arin perlahan lalu meninggalkan Arin di depan kelas sendirian. Arin berdecak kesal melihat sikap Alfa yang sangat tidak ramah itu. Apalagi kepada seorang perempuan.

Alfa kembali duduk di samping Tsana kemudian memakai handsfree putihnya di telinga kanannya. Melihat kehadiran Alfa di sampingnya, Tsana sama sekali tak bergeming. Ia tetap menidurkan kepalanya di meja tanpa berusaha bertanya apapun kepada Alfa.

Suasana di antara Tsana dan Alfa kembali canggung. Alfa tetap fokus dengan aktivitasnya begitu juga dengan Tsana. Hingga Tsana akhirnya muak dan mencoba membuka obrolan dengan Alfa. Namun, lagi lagi Alfa mengabaikannya.

Tsana berniat menarik handsfree putih yang sedari tadi digunakan Alfa untuk mengabaikannya. Ia memutar tubuhnya lalu mengarahkan tangan kanannya ke telinga kanan Alfa.

Tangan kiri Tsana belum saja menyentuh handsfree Alfa, tetapi tangan kanan Alfa sudah siap menghadang tangan Tsana.

“Lo mau ngapain?” tanya Alfa dengan tatapan fokus ke depan. Ia sama sekali tidak menatap mata Tsana saat sedang bicara.

“Benda di telingamu itu menggangguku.”

“Bukan urusan gue,” ketus Alfa sambil melepas tangan kiri Tsana.

Tsana berdecak kesal. Manusia di hadapannya ini benar-benar sangat temperamental. Baru saja beberapa hari yang lalu Tsana merasa sebal. Namun, kini malah ia yang dianggap menyebalkan.

“Dunia udah nggak waras,” gumam Tsana dengan tatapan sinis.

Tsana membuka buku pelajarannya lalu mulai mempelajarinya tanpa memedulikan Alfa lagi. Ia tidak mau membuang waktunya dengan percuma untuk memikirkan sesuatu yang sama sekali tidak penting.

Setiap harinya, suasana di antara Tsana dan Alfa kini menjadi begitu canggung. Mereka berdua hanya berbicara saat perlu saja. Bahkan seringkali tidak berbicara apapun selama sehari penuh karena memang merasa tidak ada yang perlu dibicarakan. Suasana ini sebenarnya sangat tidak mengenakkan. Terlebih lagi Tsana dan Alfa adalah teman sebangku yang pastinya tatapan mata keduanya akan sering bertemu.

Lihat selengkapnya